Bahasa suku alias bahasa tribal (tribal language) atau bahasa etnis (ethnic language) adalah merupakan sebuah bahasa yang secara khusus dituturkan oleh suatu kelompok etnis atau suku bangsa tertentu.

Bahasa suku dilindungi dan dihargai eksistensinya dalam skala global, salah satu contohnya yakni seperti yang tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Pribumi:

Orang-orang pribumi memiliki hak untuk merevitalisasi, menggunakan, mengembangkan serta melestarikan bahasa, tradisi lisan, sistem penulisan, dan literatur kepada generasi penerusnya. Lebih lanjut, bahwa suatu negara harus mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi hak ini, termasuk melalui interpretasi dalam proses politik, hukum dan administratif.

— Article 13 of the United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples [Pasal 13 Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Pribumi][1]

Dalam pasal 14 dan 16 juga menyebutkan bahwa hak-hak pribumi mencakup juga tentang hak untuk membentuk dan menetapkan sistem-sistem edukasi dan media dalam bahasa-bahasa suku mereka sendiri.

Hak-hak terkait bahasa-bahasa suku tidak hanya dijamin dibawah Konvensi Masyarakat Pribumi dan Kesukuannya (Indigenous and Tribal Peoples Convention) dalam Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization) saja, intrumen-intrumen internasional lainnya juga memiliki konteks yang serupa contohnya seperti dalam Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Konvensi Hak Anak (International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights and the Convention on the Rights of the Child), dan lain sebagainya.

Pengistilahan

sunting
  • Bahasa suku secara etimologi berasal dari gabungan dua kata, yakni "bahasa" dan "suku". Istilah atau kata 'bahasa' dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Jawa: ꦨꦰ, translit. bʰaṣa yang diturunkan dari bahasa Jawa Kuno:  , translit. bhāṣa yang berakar dari Sanskerta: भाषा, translit: bhāṣā, yang memiliki arti 'bahasa' ataupun 'wicara'. Sedangkan istilah 'suku' adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Minangkabau, yang memiliki arti 'golongan seketurunan' yang sebenarnya merujuk kepada pembagian golongan dalam masyarakat etnis Minangkabau itu sendiri, contohnya seperti Koto, Piliang, Bodi, Caniago, dsb, konsep ini serupa dengan konsep dalam masyarakat etnis Batak yang memiliki pembagian golongan Pak-Pak, Simalungun, Toba, dsb.
  • Dalam pengistilahan bahasa tribal, istilah 'tribal' adalah kata serapan dari istilah dalam bahasa Belanda: tribaal (serumpun dengan bahasa Frisia Barat yang memiliki terminologi sama) yang berakar dari bahasa Perancis Kuno: tribu atau bahasa Latin: tribus, yang berkemungkinan sejatinya merujuk kepada pembagian golongan masyarakat Roma di masa lampau.
  • Dalam pengistilahan bahasa etnis alias bahasa etnik, kata 'etnis' atau 'etnik' adalah kata serapan dari bahasa Belanda: etnisch yang berakar dari bahasa Yunani: έθνος, translit. éthnos yang memiliki arti 'bangsa' secara harfiah.

Di Indonesia

sunting

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah etnis atau suku bangsa pribumi (asli berasal dari Indonesia) terbanyak di dunia, terdapat setidaknya lebih dari 1300 suku-suku bangsa yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia.[2][3] Masing-masing suku bangsa tersebut umumnya memiliki bahasa suku tersendiri yang membedakannya dari golongan suku satu dengan yang lainnya.

Salah satu bahasa suku yang paling menonjol di Indonesia adalah bahasa Jawa yang merupakan bahasa yang dituturkan oleh etnis atau suku bangsa Jawa,[4] bahasa ini merupakan bahasa suku dengan penutur jati terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah lebih dari 107 juta[5] penutur jati (native speaker) yang mana menjadikannya juga sebagai bahasa suku terbesar di kawasan Asia Tenggara. Bahasa ini juga memiliki peran penting bagi bahasa nasional negara Indonesia yaitu bahasa Indonesia, yang mana lebih dari 45% kosakata dalam bahasa Indonesia diambil atau menyerap dari bahasa Jawa (dan juga bahasa Jawa Kuno).[6]

Upaya revitalisasi bahasa-bahasa suku oleh pemerintah

sunting

Pemerintah Indonesia merupakan salah satu pemerintahan yang serius di dunia dalam upaya pelestarian hak-hak masyarakat pribumi, hal ini mencakup juga aspek revitalisasi bahasa-bahasa suku yang digarap secara saksama dan berkelanjutan sejak masa awal kemerdekaan di tahun 1945.

Khususnya sejak era 1990-an, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (akronim: Kemdikbudristek) memiliki fokus pada revitalisasi bahasa-bahasa suku di beberapa daerah dengan sasaran utama yakni bahasa-bahasa suku di daerah-daerah yang ada di provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Salah satu contoh bahasa suku di Indonesia yang mengalami revitalisasi ialah bahasa Palembang, yang merupakan bahasa yang dituturkan oleh etnis atau suku bangsa Palembang yang sempat dianggap hampir pupus pada awal abad 21 dikarenakan masifnya komersialisasi bahasa nasional negara Indonesia yakni bahasa Indonesia. Sebagai salah satu upaya penggiatan dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang didukung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan peluncuran Al-Qur'an (kitab suci umat Islam) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan[7] pada tahun 2019.[8][9][10] Bahasa Palembang kemudian secara resmi juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak 2021.[11]

Daftar bahasa-bahasa suku di Indonesia

sunting

Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia dan juga memiliki tingkat keberagaman yang tinggi, masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki kemampuan multilingualisme yang cukup dominan dan signifikan. Namun demikian, hal tersebut tidak menghilangkan kemampuan para masyarakat untuk bertutur dalam bahasa asli suku mereka, beberapa bahasa-bahasa suku yang memiliki penutur jati (native speaker) dengan jumlah yang cukup tinggi diantaranya meliputi:

  • Bahasa Jawa, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Jawa dengan jumlah penutur jati lebih dari 107 juta jiwa (data tahun 2022),[12] aksara asli bahasa ini yaitu aksara Jawa (historis: aksara Jawa Kuno alias aksara Kawi; variasi aksara: aksara Budo).
  • Bahasa Sunda, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Sunda dengan jumlah penutur jati lebih dari 43 juta jiwa (data tahun 2022),[13] aksara asli bahasa ini yaitu aksara Sunda (historis: aksara Sunda Buhun).
  • Bahasa Melayu, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Melayu dengan jumlah penutur sekitar 30 juta jiwa (data tahun 2022).[14]
  • Bahasa Madura, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Madura dengan jumlah penutur jati lebih dari 11,7 juta jiwa (data tahun 2022).[15]
  • Bahasa Minangkabau, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Minangkabau dengan jumlah penutur jati lebih dari 6,5 juta jiwa (data tahun 2022).[16]
  • Bahasa Batak, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Batak dengan jumlah penutur jati lebih dari 6 juta jiwa (data tahun 2022),[17] aksara asli bahasa ini yaitu aksara Batak (variasi aksara: aksara Karo, aksara Mandailing, aksara Pakpak, aksara Simalungun, aksara Toba).
  • Bahasa Bugis, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Bugis dengan jumlah penutur jati lebih dari 6 juta jiwa (data tahun 2022),[18] aksara asli bahasa ini yaitu aksara Bugis (variasi aksara: aksara Lontarak).
  • Bahasa Lampung, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Lampung dengan jumlah penutur jati lebih dari 5,2 juta jiwa (data tahun 2000), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Lampung.
  • Bahasa Banjar, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Banjar dengan jumlah penutur jati sekitar 5 juta jiwa (data tahun 2022).[19]
  • Bahasa Bali, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Bali dengan jumlah penutur jati sekitar 5 juta jiwa (data tahun 2022),[20] aksara asli bahasa ini yaitu aksara Bali (historis: aksara Bali Kuno).
  • Bahasa Betawi, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Betawi dengan jumlah penutur jati lebih dari 5 juta jiwa (data tahun 2000).
  • Bahasa Makassar, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Makassar dengan jumlah penutur jati sekitar 4 juta jiwa (data tahun 2010), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Makassar alias aksara Jangang-jangang (historis: Aksara Makassar Kuno).
  • Bahasa Aceh, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh dengan jumlah penutur jati lebih dari 3,5 juta jiwa (data tahun 2000).
  • Bahasa Sasak, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Sasak dengan jumlah penutur jati sekitar 3,3 juta jiwa (data tahun 2010), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Sasak.
  • Bahasa Palembang, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Palembang dengan jumlah penutur asli lebih dari 3,1 juta jiwa (data tahun 2000).
  • Bahasa Gorontalo, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Gorontalo dengan jumlah penutur jati lebih dari 1,3 juta jiwa (data tahun 2010).
  • Bahasa Minahasa, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Minahasa dengan jumlah penutur jati sekitar 1,2 juta jiwa (data tahun 2010), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Malesung.
  • Bahasa Iban, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Dayak Iban dengan jumlah penutur jati sekitar 1 juta jiwa (data tahun 2000).
  • Bahasa Mbojo, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Mbojo dengan jumlah penutur jati sekitar 500 ribu jiwa (data tahun 1989), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Mbojo.
  • Bahasa Tengger, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Tengger dengan jumlah penutur jati sekitar 500 ribu jiwa (data tahun 2000).
  • Bahasa Rejang, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Rejang dengan jumlah penutur jati sekitar 400 ribu jiwa (data tahun 2000), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Rejang alias aksara Hejang.
  • Bahasa Kerinci, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Kerinci dengan jumlah penutur jati sekitar 300 ribu jiwa (data tahun 2000), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Rencong alias aksara Incung.
  • Bahasa Sumbawa, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Sumbawa dengan penutur jati sekitar 300 ribu jiwa (data tahun 1989), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Jontal.
  • Bahasa Ende, merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku Ende dengan jumlah penutur jati sekitar 110 ribu jiwa (data tahun 2009), aksara asli bahasa ini yaitu aksara Lota.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Indigenous and Tribal Convention 1989 no. 169" [Konvensi Masyarakat Pribumi dan Kesukuannya tahun 1989], ONCHR (dalam bahasa Inggris) 
  2. ^ Zulyani,, Hidayah,. Ensiklopedia suku bangsa di Indonesia (edisi ke-Edisi kedua). Jakarta. ISBN 9789794619292. OCLC 913647590. 
  3. ^ Badan Pusat Statistik (21 Januari 2021), Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2020), Jakarta: Badan Pusat Statistik 
  4. ^ "Indonesian (language)" [Bahasa Indonesia]. Ministry of Tourism, Republic of Indonesia (dalam bahasa Inggris). 
  5. ^ Native Speakers of Javanese Language [Data Penutur Asli Bahasa Jawa] (dalam bahasa Inggris) 
  6. ^ Poedjosoedarmo, Soepomo. "Javanese influence on Indonesian" [Pengaruh Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia] (dalam bahasa Inggris). The Australian National University, Australia. 
  7. ^ "Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang". IDXchannel.com. 2022. 
  8. ^ Rayyan (2019). Rayyan, ed. "Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda". ANTARA News. 
  9. ^ Inge, Nefri (2020). Hida, Ramdania El, ed. "Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar". Liputan6.com. 
  10. ^ "UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co". sumeks.co. Sumatera Ekspres. 2022. 
  11. ^ "Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang". Pustipd UIN Raden Fatah. 2021. 
  12. ^ Native Speakers of Javanese Language [Data Penutur Asli Bahasa Jawa] (dalam bahasa Inggris) 
  13. ^ Native Speakers of Sunda/Sundanese Language [Data Penutur Asli Bahasa Sunda] (dalam bahasa Inggris) 
  14. ^ Native Speakers of Melayu/Malay Language [Data Penutur Asli Bahasa Melayu] (dalam bahasa Inggris) 
  15. ^ Native Speakers of Madura/Madurese Language [Data Penutur Asli Bahasa Madura] (dalam bahasa Inggris) 
  16. ^ Native Speakers of Minangkabau Language [Data Penutur Asli Bahasa Minangkabau] (dalam bahasa Inggris) 
  17. ^ Native Speakers of Batak Language [Data Penutur Asli Bahasa Batak] (dalam bahasa Inggris) 
  18. ^ Native Speakers of Bugis/Buginese Language [Data Penutur Asli Bahasa Bugis] (dalam bahasa Inggris) 
  19. ^ Native Speakers of Banjar/Banjarese Language [Data Penutur Asli Bahasa Banjar] (dalam bahasa Inggris) 
  20. ^ Native Speakers of Bali/Balinese Language [Data Penutur Asli Bahasa Bali] (dalam bahasa Inggris)