Bahasa Melayu Singapura

dialek Melayu Riau yang dituturkan di Singapura

Bahasa Melayu Singapura adalah dialek Melayu yang dituturkan di Singapura. Bahasa ini merupakan pecahan dari bahasa Melayu Johor-Riau yang muncul ketika Singapura keluar dari Persekutuan Malaysia pada Agustus 1965.[4] Bahasa ini adalah bahasa kebangsaan Singapura yang diatur oleh Majelis Bahasa Melayu Singapura. Undang-Undang Dasar Singapura menetapkan bahwa bahasa Melayu dan tiga bahasa yang lain, yaitu bahasa Mandarin, Tamil, dan Inggris adalah bahasa resmi.

Bahasa Melayu Singapura
بهاس ملايو سيڠاڤورا
Singaporean Malay (Inggris)
新加坡马来语
சிங்கப்பூர் மலாய்
Dituturkan di Singapura
Penutur
677.000
Bentuk awal
Alfabet Latin
Abjad Jawi
Braille bahasa Melayu
Bahasa Melayu Berkode Secara Manual
Status resmi
Bahasa resmi di
 Singapura
Diatur olehMajelis Bahasa Melayu Singapura
Kode bahasa
ISO 639-3-
Glottologstan1306[3]
IETFms-sg
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa ini telah berkembang melalui tiga tahap perkembangan yaitu, penulisan, pembakuan, dan pemodernan. Dalam bahasa tulisan, Singapura telah mulai menggunakan ejaan baku sejak tahun 1977. Di sekolah-sekolah, pelajar-pelajar Melayu telah dihadapkan pada tata bahasa baku. Pengucapan baku baru diperkenalkan melalui pelajaran di sekolah-sekolah mulai awal tahun 1993, dan sedang diperkenalkan kepada masyarakat, sedangkan pengucapan Johor-Riau digunakan dalam keadaan tidak resmi.[5] Pengucapan baku ini terdengar serupa dengan pengucapan bahasa Indonesia.

Kedudukan bahasa Melayu masih subur di Singapura. Dalam sebuah pertemuan masyarakat Melayu, pemimpin bukan Melayu akan coba berbicara dalam bahasa Melayu. Bahasa Melayu juga masih digunakan untuk pengumuman di bandar udara dan sistem pengangkutan berkecepatan tinggi MRT. Selain itu, bahasa Melayu tetap menjadi bahasa selama baris-berbaris dan selama perbarisan dalam tentara. Lagu kebangsaan dalam bahasa Melayu juga dinyanyikan di sekolah-sekolah pada setiap hari dan pada acara-acara resmi. Lagu-lagu daerah dalam bahasa Melayu seperti Di Tanjung Katong, Dayung Sampan, Singapura, dan Semoga Bahagia tetap menjadi pengisi ruang kelas untuk semua murid.[6]

Rujukan

sunting
  1. ^ Adelaar, K. Alexander (2000). "Malay: A Short History". Oriente Moderno. 19 (2): 234. JSTOR 25817713. 
  2. ^ Mukhlis Abu Bakar (2019). "Sebutan Johor-Riau dan Sebutan Baku dalam Konteks Identiti Masyarakat Melayu Singapura" [Sebutan Johor-Riau and Sebutan Baku in the Context of the Singapore Malay Identity]. Issues in Language Studies (dalam bahasa Melayu). 8 (2): 61–78. doi:10.33736/ils.1521.2019 . 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Singapura". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ Orang Malaysia Tidak Sedar Bahasa Melayu Mempunyai Pelbagai Jenis. Soscili.my, 14 September 2020
  5. ^ Mukhlis Abu Bakar (2019). "Sebutan Johor-Riau dan Sebutan Baku dalam Konteks Identiti Masyarakat Melayu Singapura" [Sebutan Johor-Riau and Sebutan Baku in the Context of the Singapore Malay Identity]. Issues in Language Studies (dalam bahasa Melayu). 8 (2): 61–78. doi:10.33736/ils.1521.2019 . 
  6. ^ Teguh Melangkah, Laju Meluncur Kesejajaran Pembangunan Bahasa Melayu di Singapura. Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia

Pranala luar

sunting