Aram Damsyik atau Aram- Damaskus adalah sebuah negara Aram yang wilayahnya sekitar kota Damaskus di Suriah,[1] dari akhir abad ke-12 SM sampai tahun 732 SM.

Levant c. 830 SM

Sumber-sumber untuk negara ini berasal dari teks-teks yang dapat dibagi menjadi tiga kategori: sejarah Asyur, teks bahasa Aram, dan Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.

Porsi terbesar sumber-sumber tekstual datang dari Asyur. Namun, sering ada beberapa salinan dari naskah yang sama. Sebagian besar teks adalah catatan sejarah raja-raja Asyur: Salmaneser III, Adad-nirari III, dan Tiglat-Pileser III. Teks-teks itu menyebutkan Aram Damsyik (Ša-imērišu, Imērišu, Imirishu) dari perspektif Asyur, tetapi dalam banyak hal informatif mengenai kekuatan negara, dan memberikan beberapa nama penguasa.

Prasasti kerajaan Aram cukup langka, dan hanya satu prasasti kerajaan Aram Damsyik yang telah diidentifikasi sepatutnya — Prasasti Tel Dan. Sumber-sumber lain dalam bahasa Aram yang menjelaskan tentang sejarah Aram Damsyik mencakup dua "booty inscriptions" dari Eretria dan Samos, serta Prasasti Zakkur dari raja Zakkur.

Alkitab ibrani memberikan catatan lebih rinci mengenai sejarah Aram Damsyik, terutama dalam interaksinya dengan Israel. Misalnya, ada teks Alkitab yang menyebutkan pertempuran Daud pertempuran melawan orang Aram di Suriah selatan pada abad ke-10 SM. (2 Samuel 10:6–19) sebaliknya, sumber-sumber sejarah awal Aram-Damaskus hampir tidak ada. Dalam annal bertarikh zaman Tiglat-Pileser I (1114-1076 SM), diketahui bahwa orang Aram telah mulai menetap di bagian selatan Suriah.

Data pertama yang dapat diandalkan ditemukan pada abad ke-9 SM ketika teks Aram, Asyur, dan Ibrani semua menyebutkan negara dengan ibu kota Damsyik atau Damaskus. Negara itu tampaknya telah mencapai puncaknya pada akhir abad ke-9 SM di bawah pemerintahan Hazael, yang menurut teks Asyur berperang melawan Asyur, dan menurut teks Aram memiliki beberapa pengaruh terhadap negara Suriah utara, Unqi,[2] serta menurut teks-teks Ibrani menaklukkan seluruh wilayah Israel.(2 Raja–raja 13:3)

Ke barat daya, Aram-Damaskus mencapai lebih dari sebagian besar Golan sampai ke Laut Galilea.[3]

Pada abad ke-8 SM, raja Rezin telah menjadi taklukan Tiglat-Pileser III, raja Asyur.[4] Sekitar tahun 732 SM, ia bersekutu dengan Pekah, raja Israel, untuk menyerang Ahas, raja Yehuda. Namun, Ahas mengimbau kepada Tiglat-Pileser III untuk membantunya.Raja Asyur bersedia membantu setelah Yehuda membayar upeti kepadanya. (2 Raja–raja 16:7–9) Akibatnya, Tiglat-Pileser III merebut Damaskus dan mencaplok Aram. Menurut 2 Raja–raja 16:9, penduduknya dideportasi dan Rezin dihukum mati. Tiglat-Pileser juga mencatat tindakan ini dalam salah satu prasasti.[5]

Bukti-bukti arkeologi mengenai Aram Damsyik, hampir tidak ada. Penggalian di Damaskus sulit dilakukan, karena pemukiman kota yang terus menerus. Kota-kota lain di Aram Damsyik belum positif diidentifikasi dari sumber-sumber tekstual, dan penggalian situs Zaman Besi situs di sekitar Damaskus hampir tidak ada. Materi budaya di lokasi yang lebih jauh ke selatan (misalnya Tell-Ashtara, Tell er-Rumeith, et-Tell, Tel-Dan, Tell el-Oreme, dan lain-lain) tidak menunjukkan banyak fitur yang membedakannya dari materi budaya kuno Israel utara.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Pitard, Wayne T. (2000). "Arameans". Dalam David Noel Freedman; Allen C. Myers; Astrid B. Beck. Eerdmans Dictionary of the Bible. Wm. B. Eerdmans Publishing Co. hlm. 86. 
  2. ^ James B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament (3rd ed.; Princeton NJ: Princeton University Press, 1955) 246.
  3. ^ Suzanne Richard (2003). Near Eastern Archaeology: A Reader (edisi ke-Hardcover). Eisenbrauns. hlm. 377. ISBN 1-57506-083-3. 
  4. ^ Lester L. Grabbe, Ancient Israel: What Do We Know and How Do We Know It? (New York: T&T Clark, 2007): 134
  5. ^ James B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament (3rd ed.; Princeton NJ: Princeton University Press, 1969) 283.