Amorphophallus

sejenis talas-talasan dengan bunga berbau bangkai

Amorphophallus adalah nama genus tumbuhan dari famili talas-talasan (Araceae). Bunga dan tumbuhan vegetatifnya (daun) tumbuh bergantian. Bunganya pada waktu-waktu tertentu mengeluarkan bau bangkai yang keras, sehingga umum dinamai sebagai bunga bangkai. Beranggotakan sekitar 200 spesies, herba berumbi ini menyebar di wilayah tropika dan ugahari. Nama ilmiahnya berasal dari bentuk bunganya yang menyerupai penis rusak (Gr.: amorphos, bentuk yang rusak; phallos, alat kelamin lelaki).[2]

Amorphophallus
Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Monokotil
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Subfamili: Aroideae
Tribus: Thomsonieae
Genus: Amorphophallus
Blume ex Decne.[1]
Spesies

Lihat pada teks.

Sinonim
  • Brachyspatha Schott, 1856
  • Conophallus Schott, 1856

Umbi dan bagian-bagian lain dari tanaman mengeluarkan getah yang gatal. Namun umbi dari beberapa jenisnya dapat dimakan setelah diproses dengan cara tertentu, atau diolah lebih lanjut menjadi tepung bahan kue-kue dan makanan lain.[3]

Pemerian

sunting

Tumbuhan berupa terna atau herba, dengan umbi di bawah tanah. Fase vegetatif (daun) tumbuh bergantian dengan fase generatif (bunga dan buah). Beberapa jenis berukuran kecil, tetapi beberapa yang lain tumbuh meraksasa. Umbi bulat gepeng atau agak gepeng, ada pula yang agak silindris memanjang tak beraturan, hingga serupa wortel. Daun biasanya soliter pada tumbuhan dewasa, jarang-jarang 2-3, meskipun kadang-kadang 2-3 helai pada yang muda. Tangkai daun biasanya panjang, halus, jarang-jarang kasar berbintil, biasanya dengan pola-pola loreng dari pelbagai warna dan bentuk. Helaian daun kurang lebih membundar pada garis besarnya, majemuk, terbagi dalam 3 poros utama yang kurang lebih sama besarnya, masing-masing terbagi-bagi lagi dalam anak-anak daun bentuk jorong-lonjong hingga bentuk garis, dengan ujung meruncing atau berekor, anak daun yang ujung paling besar.[4]

Perbungaan dalam tongkol soliter, jarang-jarang tumbuh bersama daun; ketika muda terlindungi oleh seludang bentuk perahu; tongkol duduk, lebih pendek atau jauh lebih panjang dari seludang. Tongkol kurang lebih terbagi atas bagian betina, di mana bunga-bunga betina duduk berjejal-jejal; bagian jantan; dan bagian steril yang disebut apendiks, di bagian paling atas. Buah berupa buah buni berbiji-1 hingga banyak; jingga-merah jika masak, jarang biru atau putih; biji bentuk elipsoid.[4]

Agihan dan ekologi

sunting

Bunga bangkai merupakan tumbuhan dataran rendah dari wilayah tropika dan ugahari, menyebar dari Afrika barat ke timur hingga kepulauan di Samudra Pasifik. Jenis-jenisnya tidak ditemukan di Amerika, walaupun ada sejenis kerabatnya yang tumbuh di sana, yakni Dracontium.

Terna ini kebanyakan didapati tumbuh di hutan-hutan hujan dataran rendah, hutan musim, termasuk pula di hutan-hutan yang terganggu, hutan sekunder dan lahan-lahan pertanian. Jarang didapati di tanah kapur, bunga bangkai kadang-kadang ditemukan tumbuh di lapangan-lapangan yang terbengkalai.

Banyak jenisnya yang bersifat endemik. Dari sekitar 25 spesies yang tumbuh di Indonesia, 18 di antaranya endemik: delapan spesies menyebar terbatas di Sumatra, lima di Jawa, tiga di Kalimantan, dan satu spesies endemik Sulawesi.[5]

Bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum terkenal karena memiliki bunga terbesar, yang ukurannya mencapai tinggi 2,5 meter dan lebar 1,5 m. Bunga Amorphophallus gigas tingginya dapat melebihi bunga A. titanum, tetapi dengan tangkai bunga yang panjang; ‘kuntum’ bunganya sendiri relatif lebih pendek. Keduanya tumbuhan endemik dari hutan-hutan Sumatra.

Spesies

sunting

Diperkirakan sejumlah 170[4] hingga 200 spesies yang menjadi anggota marga Amorphophallus. Berikut ini daftar spesies menurut International Aroid Society:[6]

 
Bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum
 
Amorphophallus atroviridis
 
Amorphophallus barthlottii
 
Amorphophallus bulbifer
 
Amorphophallus commutatus
 
Amorphophallus corrugatus
 
Amorphophallus dunnii
 
Amorphophallus konjac
 
Amorphophallus maximus
 
Suweg, Amorphophallus paeonifolius
 
Amorphophallus prainii
 
Amorphophallus rivieri
 
Acung, Amorphophallus variabilis

Catatan taksonomis

sunting

Nama marga "Amorphophallus" pertama kali dicetuskan oleh Carl Ludwig Blume, seorang ahli botani bangsa Belanda, dan diterbitkan oleh Decaisne dalam tulisannya mengenai herbarium dari Pulau Timor pada tahun 1834.[1] Spesies tipe adalah Amorphophallus campanulatus (=A. paeoniifolius), yang dipertelakan oleh Hendrik van Rheede tot Drakenstein hampir satu setengah abad sebelumnya sebagai bagian dari kekayaan tumbuhan dari Malabar, India.[7] Revisi menyeluruh terhadap marga ini dibuat pertama kali oleh Engler pada tahun 1911.[8]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Decaisne, M.J. 1834. Description d’un herbier de l’ile de Timor, faisant partie des collections botaniques du Muséum d’Histoire Naturelle. Nouvelles annales du Muséum d'Histoire Naturelle. III, 3: 366 (333–501). Paris :Roret.
  2. ^ Sedayu, A., C. M. Eurlings, Gravendeel, B., & Hetterscheid, W. 2010. Morphological character evolution of Amorphophallus (Araceae) based on a combined phylogenetic analysis of trnL, rbcL and LEAFY second intron sequences. Botanical Studies, 51: 473-490.
  3. ^ "Robert L. Freedman, The famine foods database". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-21. Diakses tanggal 2014-05-15. 
  4. ^ a b c Yuzammi. 2009. The genus Amorphophallus Blume ex Decaisne (Araceae – Thomsonieae) in Java. Reinwardtia 13(1): 1 – 12 Diarsipkan 2018-01-12 di Wayback Machine..
  5. ^ Hetterscheid, W. & S. Ittenbach. 1990. Everything you always wanted to know about Amorphophallus but were afraid to stick your nose into! Aroideana, 19: 17-20.
  6. ^ Hetterscheid, W. The Amorphophallus Species; diakses 15/V/2014
  7. ^ Rheede. 1692. Hortus Indicus Malabaricus:continens regni Malabarici apud Indos cereberrimi onmis generis plantas rariores ... XI: 37, tab. 19. Amstelaedami:sumptibus Johannis van Someren, et Joannis van Dyck.
  8. ^ Engler, A. 1911. Araceae–Lasioideae. In Engler, A. Das Pflanzenreich:regni vegetabilis conspectus 48 (IV. 23C): 1–130. Leipzig:W. Engelmann.
  • Hetterscheid, W.L.A. 1994. Preliminary taxonomy and morphology of Amorphophallus Blume ex Decaisne (Araceae). In: M.M. Serebreyanyi (ed.), Proc. Moscow Aroid Conference 1992: 35-48. Moscow.
  • Hetterscheid, W.L.A. & G.J.C.M. v. Vliet. 1996. Amorphophallus, giant from the forest. CITES/C&M, 2(4): 86-96.

Pranala luar

sunting