Yutuk monyet

Sejenis undur-undur laut
(Dialihkan dari Albunea symmysta)

Yutuk monyet (Albunea symmysta L.) adalah sejenis undur-undur laut anggota suku Albuneidae. Didapati menyebar luas di perairan Indo-Pasifik Barat mulai dari India hingga Australia, krustasea kecil ini hidup dengan menggali pasir dasar laut di pantai di batas ombak hingga ke kedalaman 151 m. Di wilayah pesisir selatan Jawa, yutuk acap ditangkap orang untuk dijadikan makanan.

Makanan Yutuk Goreng Yg Di Jual Di Obyek Wisata Pantai Setrojenar Kebumen
Makanan Yutuk Goreng Yg Di Jual Di Obyek Wisata Pantai Setrojenar Buluspesantren Kebumen Jateng Indonesia
Yutuk Monyet
Yutuk monyet, Albunea symmysta
dari pantai Citepus, Palabuhanratu, Sukabumi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Ordo:
Superfamili:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. symmysta
Nama binomial
Albunea symmysta
Sinonim[2]
  • Cancer Symmysta Linnaeus[1]
  • Cancer symnista [sic]: Linnaeus, 1767: 1053
  • Cancer Gymnista [sic]: Houttuyn, 1769: 422
  • Cancer dorsipes: Herbst, 1791: 5–8, pl. 22, fig. 2
  • Cancer lymnista [sic]: Froriep, 1806: 183 (list)
  • Albunea Symniste [sic]: Duméril, 1816: 431
  • Albunaea [sic] symnista [sic]: Stimpson, 1858: 230 (list)
  • Albunea symnysta [sic]: Chace and Kensley, 1992: 446, fig. 2n
  • Cancer symmista [sic]: Calado, 1995: 71
  • Albunea symnestra [sic]: Dexter, 1996: 12
  • Albunea edsoni Calado, 1997a: 18–21, figs. 1, 2

Deskripsi

sunting
 
Wilayah dahi dan mata
 
Dengan sungut panjang
 
Sisi ventral

Krustasea berukuran kecil, dengan karapas yang melengkung ke dalam di bagian belakangnya, sedikit lebih lebar daripada panjang. Hewan betina cenderung lebih besar daripada jantan; panjang karapasnya mencapai 21,9 mm (betina) dan 17,4 mm (jantan). Karapas banyak beralur-alur tipis yang ditumbuhi rambut-rambut pendek, dengan tepi anterior (muka) dihiasi 11-17 duri pada masing-masing sisi, sebelah menyebelah lekuk mata. Di tengah-tengah tepi anterior ini terdapat taju duri yang dikenal sebagai 'paruh' (rostrum), pendek, ujungnya tidak mencapai pangkal pelat mata.[2]

Pelat mata (pelat okular) sepasang, menyegi tiga, lebar di pangkal dan sempit meruncing di ujungnya, tepi dalamnya (tengah) lurus dan tepi luarnya sedikit banyak melengkung ke luar. Bintik penglihat (cornea) kehitaman, di ujung yang menyembul.[2]

Ruas ujung (dactylus, jari) pada kaki-kaki pareopod I membentuk serupa sapit kecil. Jari-jari pareopod II-IV berbentuk serupa sabit, melengkung berujung lancip dengan 'tumit' jari (heel) yang menonjol; jari pareopod III paling tipis, dengan tumit paling menonjol. Ruas ujung ekor (telson) yutuk jantan menyegi tiga lebar hingga menyegi lima, ujungnya tumpul; tengahnya menebal dan tepi-tepinya menipis. Telson hewan betina memipih, bentuk bundar telur, ujungnya sedikit menonjol.[2]

Agihan dan ekologi

sunting
 
Yutuk monyet (kiri atas) dikitari beberapa yutuk beton, pada sekeping rempeyek yutuk

Yutuk monyet menyebar luas mulai dari pesisir timur India, Srilangka, Asia Tenggara, Filipina, Indonesia (paling timur hingga Jawa), dan Australia (Queensland, Pulau Lord Howe).[2] Tercatat pula dari Taiwan selatan[3] dan Sumatra (Padang Pariaman dan Bengkulu).[4]

Krustasea kecil ini hidup dengan menggali pasir di dasar laut, mulai dari wilayah intertidal hingga kedalaman 151,5 m.[2][3] Di wilayah bermusim empat, yutuk berpindah dari garis pantai ke gosong pasir lepas pantai untuk menghindari badai musim dingin.[5]

Penelitian di pantai wilayah Cilacap mendapatkan bahwa Albunea symmysta hidup di pantai pasir yang sama dengan Hippa adactyla (yutuk batok) dan Emerita emeritus (yutuk beton).[6] Komposisi spesies yang serupa, dengan Emerita emeritus sebagai jenis yang paling dominan, juga diperoleh dari penelitian di pantai barat Thailand di pesisir Laut Andaman.[7]

Manfaat

sunting
 
Rempeyek yutuk yang dijual di Pantai Jetis

Sebagaimana halnya yutuk batok, yutuk monyet juga ditangkapi orang di pantai selatan Jawa Tengah untuk dijadikan lauk pauk dan nyamikan. Di sekitar pantai Jetis dan Widarapayung, Cilacap, yutuk-yutuk ini dibuat menjadi rempeyek yutuk dan dijajakan kepada wisatawan yang berkunjung.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Linnaeus, C. & L. Salvius. 1758. Systema naturae per regna tria naturae :secundum classes, ordines, genera, species, ... Editio decima. t. 1: 630. Holmiae : Impensis Direct. Laurentii Salvii, 1758-1759
  2. ^ a b c d e f Christopher B. Boyko (2002). "A worldwide revision of the Recent and fossil sand crabs of the Albuneidae Stimpson and Blepharipodidae, new family (Crustacea, Decapoda, Anomura, Hippoidea)" (PDF). Bulletin of the American Museum of Natural History. 272: 303–13. doi:10.1206/0003-0090(2002)272<0001:AWROTR>2.0.CO;2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-07-05. Diakses tanggal 2016-02-09. 
  3. ^ a b Osawa, M., C.B. Boyko, T.Y. Chan. 2010. [Part I. Hippoidea (mole crabs)]. In: Chan, T.Y. (ed). Crustacean Fauna of Taiwan: crab-like anomurans (Hippoidea, Lithodoidea, Porcellanidae): 20-1. Taiwan: Institute of Marine Biology.
  4. ^ Mashar, A., Y. Wardiatno, M. Boer, N.A. Butet, A. Farajallah, P.U. Ardika. 2015. "First record of Albunea symmysta (Crustacea: Decapoda: Albuneidae) from Sumatra and Java, Indonesia. AACL Bioflux 8(4):611-5.
  5. ^ Farallones Marine Sanctuary Assoc.: Pacific Mole Crabs Diarsipkan 2011-07-19 di Wayback Machine.
  6. ^ Hakim, A.A. 2014. Identifikasi Molekuler Undur-Undur Laut dari Perairan Pantai Cilacap Berdasarkan Marka Gen Cytochrome Oxidase Subunit I (COI). Skripsi Dept. Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK-IPB. Bogor. (tidak diterbitkan)
  7. ^ Boonruang, P. & B. Phasuk. 1975. "Species composition and abundance distribution of anomuran sand crabs, and population bionomics of Emerita emeritus (L.) along the Indian Ocean Coast of Thailand (Decapoda: Hippidae)". Phuket Marine Biol. Center Res. Bull. no. 8: 1-19.

Pranala luar

sunting