Abd Razak Mohd Yusof

Abdul Razak Mohd Yusoff (lahir 10 Februari 1963) adalah salah seorang perwira polisi yang termasuk Komsus 69 Pasukan Gerak Khas Anti-teror PDRM. Merupakan satu-satunya (?) perwira penyandang pingat Seri Pahlawan Gagah Perkasa yang ikut terjun langsung di operasi militer yaitu penangan pencurian senjata di Bukit Jenalik, Sauk, Perak, Malaysia.

DSP Razak menceritakan kisahnya semasa operasi di Bukit Jenalik yang lalu.

Latar belakang

sunting

Razak lahir pada 10 Februari 1963 di Melaka Tengah, Melaka dan dibesarkan di Kota Setar, Kedah dan berayahkan Haji Mohd Yusoff Haji Salleh (mantan Sersan Polisi: 26969) dan beribu Basahah Din. Ia menamatkan pengajiannya hingga ke tingkatan enam.

Karier sebagai PDRM

sunting

Razak mengikuti pendidikan polisi sebagai Inspektur Percobaan, mula-mula di Pusat Pelatihan Polisi (PULAPOL) Jalan Semarak pada 14 September 1986. Selepas menamatkan Kursus Dasar Pasukan Gerak Umum di Ulu Kinta, Perak, ia kemudiannya mengikuti pemilihan Komando Khusus 69 pada Juli 1987. Razak melibatkan dirinya dalam operasi penumpasan komunis walaupun ancaman teroris komunis telah mula kehilangan, antaranya operasi menghapus 73 booby-trap yang dipasang oleh komunis di perbatasan Malaysia-Thailand yang dikenal sebagai Ops Bersih 4 dan Ops Ulang Zabri yaitu operasi mencari dan menggeledah saki baki teroris komunis yang masih belum meletak senjata di hutan Perak dan Kelantan.

Razak mengikuti beberapa kursus dasar bagi memahirkan kebijakannya dan keberadaan unitnya seperti Kursus Dasar Terjun Payung dan Lintas Udara, Perlindungan Rapat, Kursus Anti-Teror, Selam Taktikal, Kebijakan Rundingan/Rundingan Sandera, Teknis Pencegahan Marinir serta Kursus Komando Kompi. Ia juga mempunyai hubungan baik dengan komuniti pasukan khusus Angkatan Tentara Malaysia seperti 10 Briged Para, Grup Gerak Khas, PASKAL dan PASKAU.

Ops Subuh

sunting

Satu operasi yang menaikkan nama Razak serta imej PDRM ialah penglibatannya bersama Leftenan Jendral Mohd Zaini, kepala Angkatan Tentara Malaysia dalam Ops Subuh untuk memburu dan menumpasi militia teroris Al Ma'unah yang dikepalai Mohammed Amin Razali. Ia bersama Pasukan Gerak Khas Anti-teror Mabes PDRM bersama tim Grup Gerak Khas Angkatan Darat berhasil mendekati kubu Al Ma'unah di hutan Sauk, Perak secara diam-diam dan ia bersama Mohd Zaini mengadakan rundingan dengan Mohammed Amin serta menyeru Amin dan kelompoknya menyerah diri kepada kerajaan. Akhirnya, ia berhasil menyeru teroris Al Ma'unah supaya menyerah diri walaupun ada sedikit pertempuran semasa rundingan dilakukan.

Penganugerahan atas keberanian

sunting

Karena keberaniannya dalam Ops Subuh, Razak dianugerah Seri Pahlawan Gagah Perkasa oleh Almarhum Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang DiPertuan Agung Tuanku Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah ibni Almarhum Sultan Hishamuddin Alam Shah Al Haj pada tahun 2001.

Keluarga

sunting

Razak menikah dengan Nazirah Bidin, wanita kelahiran Kedah sebagai istrinya. Dari pernikahannya, ia memperoleh tiga orang anak.

Karier lain

sunting

Razak juga terjun langsung dalam bidang-bidang lainnya seperti sukan ragbi, tempur pasukan polisi, Tae Kwon Do dan wakil kepada pasukan sebagai instruktur, wasit dan juri dalam PESAKA atau Persekutuan Silat Kebangsaan dan sukan terjun payung. Ia juga adalah salah seorang peterjun Malaysia yang mengikuti ekspedisi terjun payung ke Kutub Utara pada tahun 2000.