Kedah

negara bagian di Malaysia

Negeri Kedah atau juga dikenal sebagai Kedah Darul Aman merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Kedah berbatasan dengan Thailand. Kedah sebelumnya dikenal sebagai Kadaram (கடாரம்) oleh bangsa Tamil kuno dan abad pertengahan, Kataha atau Kalahbar (Arab; Qataraḥa) atau Arab) oleh bangsa Arab, dan Syburi (Syburi) (Thailand) orang|Siam]] ketika berada di bawah pengaruh mereka.[5][6]

Kedah
قدح دار الأمن
கடாரம்
Kedah Darul Aman
Dari atas, kiri ke kanan: Alor Setar, Menara Alor Setar, Stasiun lama Alor Setar, Musium Seni Kedah, dan Benteng Kuala Kedah
Bendera Kedah
Lambang kebesaran Kedah
Motto: 
قدح سجهترا،نعمة انتوق سموا "Kedah Sejahtera,Nikmat Untuk Semua"
Himne daerah: Allah Selamatkan Sultan Mahkota
(الله سلامتکن سلطان مهكوتا)
   Kedah di    Malaysia
Ibu kotaAlor Setar
Kota terbesarSungai Petani
Ibu kota kerajaanAnak Bukit
Pemerintahan
 • SultanSultan Sallehuddin
 • Menteri BesarMuhammad Sanusi Md Nor (PN-PAS)
Luas
 • Total9.500 km2 (3,700 sq mi)
Ketinggian
103 m (338 ft)
Ketinggian tertinggi
(Gunung Bintang)
1,862 m (6,109 ft)
Ketinggian terendah0 m (0 ft)
Populasi
 (2020)[2]
 • Total2.131.427
 • Kepadatan199/km2 (520/sq mi)
Indeks Negara Bagian
 • IPM (2018)Kenaikan 0.802 (sangat tinggi) (ke-8)[3]
 • PDB (2019)Kenaikan RM 48,717 miliar ($11,698 miliar) (ke-10)[4]
 • Per kapita (2019)Kenaikan RM 22.412 ($5.490) (ke-14)[4]
Kode pos
02xxx
05xxx hingga 09xxx
Kode area telepon04
Pelat kendaraanK (Daratan Kedah)
KV (Pulau Langkawi)
Kedah TuaAbad ke-2 M
Kesultanan Kedah1136
Penguasaan Britania1909
Pendudukan Jepang1942
Uni Malaya1946
Federasi Malaya31 Agustus 1957
Federasi Malaysia16 September 1963
Situs webwww.kedah.gov.my

Sejarah

sunting

Sejarah awal

sunting

Pada sekitar tahun 788 SM, sebuah pemerintahan sistematis pemukiman besar suku Melayu Kedah telah didirikan di sekitar tepi utara Sungai Merbok. Pada era itu juga negara bagian ini terdiri dari wilayah Lembah Bujang yang luas, meliputi cabang-cabang Sungai Merbok dan Sungai Muda sekitar 1000 mil persegi. Ibu kota pemukiman ini dibangun di muara anak Sungai Merbok, yang sekarang dikenal sebagai Sungai Batu.[7] Beberapa susunan batu yang ditemukan di Lembah Bujang adalah peninggalan sebuah kerajaan anismisme yang memerintah Kedah kuno seawal tahun 110 M. Penemuan susunan batuan, sisa-sisa dermaga, situs peleburan besi, dan monumen dari batu bata tanah liat yang berasal dari tahun 110 M menunjukkan bahwa rute perdagangan maritim dengan kerajaan Tamil di India selatan sudah dibangun sejak saat itu. Penemuan susunan batuan di Lembah Bujang juga menjadikan Kedah kuno sebagai peradaban tertua di Asia Tenggara[8]

Kesultanan Kedah

sunting

Menurut Hikayat Merong Mahawangsa atau Sejarah Kedah, Kedah didirikan oleh seorang raja Hindu bernama Merong Mahawangsa. Menurut teks selanjutnya, Kesultanan Kedah dimulai pada tahun 1136 ketika Raja Phra Ong Mahawangsa masuk Islam dan mengadopsi nama Sultan Mudzafar Shah. Namun, sebuah catatan Aceh menyebutkan tanggal 1474 sebagai tahun masuk Islam oleh penguasa Kedah. Tanggal belakangan ini sesuai dengan catatan dalam Sejarah Melayu di mana seorang raja Kedah mengunjungi Malaka pada masa pemerintahan sultan terakhirnya untuk mencari kehormatan kelompok kerajaan yang menandai kedaulatan seorang penguasa Muslim.[9]

Politik

sunting

Politik Kedah menjadi satu sistem politik yang sangat dihormati dan dikagumi di seluruh negara. Antara tokoh-tokoh yang terbesar yang berasal dari Kedah ialah Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, yaitu Perdana Menteri Malaysia yang pertama dan Mahathir Mohamad.

Daerah

sunting

Kedah terbagi menjadi 12 distrik administratif. 12 distrik ini, dibagi lagi menjadi dewan kotamadya administratif (Majlis Bandaraya/Perbandaran dan Daerah). Kota-kota utama di Kedah adalah Alor Setar (ibu kota), Jitra, Sungai Petani, Kuah dan Kuala Nerang.

Hasil Bumi

sunting
 
Kawasan persawahan di Kedah

Kedah terkenal dengan julukan "Lumbung Beras Malaysia" karena daerah ini merupakan daerah dengan kawasan persawahan terbesar di Malaysia. Kedah juga adalah provinsi yang mengasaskan Kedaulatan Kesultanan Melayu.

Pendidikan

sunting

Negara bagian ini memiliki kampus Universiti Utara Malaysia (UUM) yang terletak di Bandar Baru Sintok. Secara resmi didirikan pada 16 Februari 1984. Universitas didirikan dengan misi khusus menyediakan peran kepemimpinan untuk pendidikan manajemen di negara ini. Lembaga akademis di UUM termasuk Sekolah Tinggi Bisnis (COB), Sekolah Tinggi Hukum, Pemerintah dan Studi Internasional (COLGIS) dan Sekolah Tinggi Seni dan Sains (CAS). Beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya seperti Universiti Teknologi MARA (UiTM) di Merbok, Malaysian Spanish Institute of Universiti Kuala Lumpur (UniKL MSI) dan Polytechnic Institute of Sultanah Bahiyah (PSB) di Kulim, the Asian Institute of Medicine, Sains dan Teknologi (AIMST University) di Bedong, Kolej Universiti Insaniah (KUIN) alias UNISHAMS (Kuala Ketil, Baling Kedah) di Mergong dan Institut Politeknik Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah (POLIMAS) di Jitra.

Terdapat 2 lembaga pelatihan guru di Kedah, yaitu Institut Pendidikan Guru Kampus Sultan Abdul Halim (IPGKSAH) di Sungai Petani dan Institut Pendidikan Guru Kampus Darul Aman (IPGKDA) di Bandar Darulaman yang didirikan oleh pemerintah untuk menyediakan kursus pengajaran bagi guru peserta pelatihan.

Demografi

sunting

Kedah memiliki penduduk yang relatif heterogen yang terdiri dari tiga kelompok etnis utama; orang Melayu, Tionghoa dan India serta beberapa kelompok etnis Siam Malaysia, mirip dengan kebanyakan negara bagian Malaysia lainnya. Sebelum terbentuknya Federasi Malaya, ada suku bangsa yang dikenal dengan sebutan orang Sam Sam. Mereka secara budaya Melayu Muslim tetapi berbicara bahasa Siam. Sebagian besar komunitas ini hampir punah karena asimilasi dengan orang Melayu. Di beberapa tempat di Kedah, orang Sam Sam masih mempertahankan bahasa Siam sebagai bahasa ibu mereka. Komunitas ini dapat ditemukan di Distrik Pendang, Distrik Kuala Nerang dan Distrik Kubang Pasu (Changlun, Kodiang, Jitra, Wang Tepus, Guar Napai, Malau, Ason dan Napoh). Kedah memiliki komunitas Orang Asli yang sangat kecil. Orang Asli dapat ditemukan di distrik pedalaman seperti Baling.

Berikut adalah besaran penduduk Kedah berdasarkan etnis, berdasarkan data sensus Malaysia tahun 2020;[10]

Penduduk berdasarkan etnis di Kedah (2020)
No Etnis Sensus Malaysia 2020
Jumlah %
1 Melayu 1.624.786 76,23%
2 Tionghoa 250.600 11,76%
3 India 129.055 6,05%
4 Bukan Warga Malaysia 93.347 4,38%
5 Bumiputera lainnya 7.970 0,37%
6 Etnis lainnya 25.669 1,20%
Total 2.131.427 100%
 
Masjid Zahir, Kedah

Sebagian besar penduduk Kedah menganut agama Islam. Penduduk negara bagian ini terutama orang Melayu menganut Islam. Sementara orang Tionghoa, banyak yang menganut agama Buddha, dan beberapa diantaranya beragama Kristen, dan sebagian kecil lainnya menganut ajaran Taoisme, Konfusianisme, dan Islam. Etnis India, mayoritas menganut agama Hindu.[10]

Berikut adalah banyaknya jumlah penduduk Kedah menurut agama yang dianut, dari data sensus Malaysia tahun 2020:[10]

Penduduk berdasarkan agama di Kedah (2020)
No Agama Sensus Malaysia 2020
Jumlah %
1 Islam 1.672.620 78,47%
2 Buddha 263.976 12,39%
3 Hindu 125.450 5,89%
4 Kristen 16.273 0,76%
5 Agama lainnya 9.816 0,46%
6 Tanpa agama 1.289 0,06%
7 Tidak diketahui 42.003 1,97%
Total 2.131.427 100%

Referensi

sunting
  1. ^ "Laporan Kiraan Permulaan 2010". Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. 27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-27. Diakses tanggal 2011-01-24. 
  2. ^ "Laporan Kiraan Permulaan 2010". Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. iv. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-27. Diakses tanggal 2011-01-24. 
  3. ^ "Subnational Human Development Index (2.1) [Kedah – Malaysia]". Global Data Lab of Institute for Management Research, Radboud University. Diakses tanggal 12 November 2018. 
  4. ^ a b "Department of Statistics Malaysia Official Portal". www.dosm.gov.my. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  5. ^ Miksic, John Norman; Yian, Goh Geok. Asia Tenggara Kuno. ISBN 978-0-415-73554-4. 
  6. ^ Cyril Skinner, Perang Saudara di Kelantan pada tahun 1839, Kuala Lumpur: Monograf Cabang Malaysia, Royal Asiatic Society, 1965.
  7. ^ "Sg Batu to be developed into archaeological hub". The Star. 3 October 2020. Diakses tanggal 8 November 2020. 
  8. ^ "Asia Research News – USM discovers earliest civilisation in Southeast Asia". Asiaresearchnews.com. 10 March 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 June 2017. Diakses tanggal 2 February 2014. 
  9. ^ Winstedt, Richard (December 1936). "Notes on the History of Kedah". Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society. 14 (3 (126)): 155–189. JSTOR 41559857. 
  10. ^ a b c "Taburan Penduduk dan Ciri-ciri Asas Demografi" (PDF). Jabatan Perangkaan Malaysia. hlm. 51, 64-66. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 October 2022. Diakses tanggal 16 October 2022. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting