1 Raja-raja 17 (atau I Raja-raja 17, disingkat 1Raj 17) adalah bagian dari Kitab 1 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

1 Raja-raja 17
Kitab Raja-raja (Kitab 1 & 2 Raja-raja) lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab 1 Raja-raja
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
11

Struktur

sunting

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1

sunting
Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."[4]

Elia menjadi nabi kerajaan utara sementara pemerintahan Raja Ahab dan putranya Ahazia. Nama "Elia", yang berarti "Tuhan adalah Allahku," menggambarkan keyakinan kokoh dalam kehidupan Elia (1 Raja–raja 18:21,39). Kisah-kisah utama kehidupannya terdapat dalam 1 Raja–raja 17:1–19:21; 1 Raja–raja 21:17–29; 2 Raja–raja 1:1–2:25.

  1. Kehidupan Elia berkisar di sekitar pertentangan di antara penyembahan terhadap Tuhan dan penyembahan Baal. Tugasnya ialah menyadarkan bangsa Israel terhadap kemurtadan mereka dan memanggil mereka untuk taat kembali kepada Allah Israel (1Raj 18:21,36-37). Jadi, Elia menjadi seorang pemugar dan pembaharu yang berusaha menegakkan kembali perjanjian itu.
  2. Perjanjian Lama diakhiri dengan nubuat bahwa Elia akan datang kembali "menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (Maleakhi 4:5); nubuat ini tergenapi sebagian ketika Yohanes Pembaptis muncul (Matius 11:7–14; Lukas 1:17) dan mungkin akan digenapi sebelum Kristus datang kembali (bandingkan Matius 17:11; Wahyu 11:3–6).
  3. Pengabdian Elia yang kokoh kepada Allah dan perjanjian-Nya menjadikannya teladan iman, keberanian, dan kesetiaan kepada Allah di tengah-tengah pertentangan dan penganiayaan yang amat hebat dan juga teladan ketekunan yang setia dalam menentang agama dan nabi-nabi palsu.[5]

Selaku utusan Allah, Elia menyampaikan firman hukuman dari Tuhan atas ketidaktaatan Israel. Allah akan menahan hujan selama tiga setengah tahun (bandingkan Ulangan 11:13–17). Firman hukuman ini juga mengejek Baal, karena para penyembah Baal percaya bahwa dia menguasai hujan dan bertanggung jawab untuk panen yang berlimpah-limpah. Perjanjian Baru menyatakan bahwa masa kekeringan di Israel ini terjadi sebagai hasil doa Elia yang sungguh-sungguh (Yakobus 5:17).[5]

Yesus Kristus merujuk pada peristiwa ini dan sekaligus menegaskan bahwa hujan ditahan selama tiga setengah tahun pada waktu Ia berbicara di sebuah sinagoge di Nazaret, menurut catatan Injil Lukas pasal 4:25.[6]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Lihat Perhitungan waktu pemerintahan raja Asa dan raja Yosafat.
  4. ^ 1 Raja–raja 17:1
  5. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Lukas 4:25

Pranala luar

sunting