Zulkifli Nurdin
Drs. H. Zulkifli Nurdin, M.B.A. gelar Sri Padukoputro Mangkunegoro (12 Juli 1948 – 28 November 2018) adalah seorang pengusaha dan politisi Indonesia. Ia merupakan Gubernur Jambi dua periode 1999–2004 dan 2005–2010.[2] Zulkifli adalah ayah dari Gubernur Jambi periode 2016-2018, Zumi Zola.
Zulkifli Nurdin | |
---|---|
Gubernur Jambi ke-6 | |
Masa jabatan 3 Agustus 2005 – 3 Agustus 2010 | |
Wakil | Antony Zeidra Abidin |
Pendahulu Sudarsono Harjosukarto (Pejabat Gubernur) | |
Masa jabatan 10 Desember 1999 – 10 Desember 2004 | |
Wakil | Uteng Suryadiatna Hasip Kalimuddin Syam |
Pengganti Sudarsono Harjosukarto (Pejabat Gubernur) | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Muara Sabak, Keresidenan Jambi, Sumatra Tengah | 12 Juli 1948
Meninggal | 28 November 2018[1] Jakarta | (umur 70)
Partai politik | Golkar (sampai 1998) PAN (1998–2018) |
Suami/istri |
|
Anak | Dari pernikahan Harmina Djohar: 4, termasuk Zumi Zola Dari pernikahan Ratu Munawaroh: 2 |
Orang tua | H. Nurdin Hamzah (ayah) Hj. Nurhasanah (ibu) |
Profesi | Pengusaha dan Politisi |
Sunting kotak info • L • B |
Riwayat Hidup
suntingMasa kecil
suntingZulkifli adalah anak pertama dari pasangan H. Nurdin Hamzah dan Hj. Nurhasanah. Pada masa kecilnya, ia telah memiliki bakat sebagai seorang pemimpin dan usahawan. Hal ini boleh jadi merupakan bakat warisan ayahnya yang memang seorang pedagang dan tokoh dalam masyarakat.[butuh rujukan]
Semasa kecil, Zulkifli Nurdin Hamzah seperti umumnya anak-anak lain di Muara Sabak. Setiap malam ia belajar mengaji pada seorang guru kampung. Sebagaimana anak sebayanya, dia juga bermain dengan teman-temannya bermacam permainan tradisional seperti permainan gasing dan cecak lele. Zulkifli Nurdin pada masa kecilnya juga gemar memancing dan berenang di sungai bersama teman-temannya. Dalam pergaulan sehari-hari telah tampak sosok dirinya yang disenangi oleh anak-anak lain dan dijadikan pemimpin oleh temannya sebayanya.
Ketika berumur kurang lebih 5 tahun Zulkifli Nurdin telah menghatamkan Al-Qur’an dan sebagimana adat kebiasaan oleh orang tuanya dilakukanlah upacara syukuran khatam Qur’an dengan mengundang sanak kerabat dan teman sejawat pertanda rasa syukur kepada Allah swt dan tradisi di kampung bagi anak yang telah menamatkan Al-qur’an.
Dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tuanya Zulkifli Nurdin dididik cukup keras terutama dalam hal kedisiplinan, hemat, ulet, tekun dan dilatih untuk bertanggung jawab. Tak jarang dia diberi tugas pekerjaan kasar seperti mengambil kayu bakar, membersihkan kamar mandi dan pekerjaan kasar lainnya, sehingga meskipun Zulkifli pengusaha sukses di lingkungan masyarakat Jambi dan ada pembantu kehidupan sehari-harinya. Zulkifli Nurdin juga ikut membantu orang tuanya menjual tepung terigu bersama pekerja-pekerja yang diupah Ayahnya sehingga itu adalah hal biasa bila baju yang dipakainya kadang berlumuran tepung atau gula pasir.
Di samping bakat kepemimpiann yang telah menonjol di lingkungan pergaulannya sehari-hari, Zulkifli Nurdin juga telah menampakkan bakat yang sama di lingkungan sekolah formal yang diikutinya pada masa itu, yakni di Sekolah Rakyat (SR) dimana ia aktif dalam organisasi sekolah.
Ketika memasuki masa pertengahan pendidikan di sekolah rakyat, Zulkifli Nurdin pindah dari kampung kelahirannya Muara Sabak dan melanjutkan studi ke sekolah taman budaya Jambi. pada saat inilah ia harus meninggalkan kehidupan di kampungnya untuk memulai kehidupan baru di Kampung Manggis, di belahan pusat Kotamadya Jambi.
Di Kampung Manggis, Zulkifli Nurdin hidup dalam lingkungan agamis karena memang di Kota Jambi dan Provinsi Jambi pada umumnya masyarakatnya adalah masyarakat Islam.
Masa remaja
suntingSeperti diketahui bahwa Zulkifli Nurdin pada masa remajanya menjalani pendidikan formal di sekolah rakyat, dilanjutkan ke sekolah menengah pertama dan kemudian sekolah menegah atas di Jambi pada pagi hari, di siang hari membantu usaha ayahnya dan di malam hari mendapatkan pendidikan agama, seperti mengaji maupun pendidikan agama lainnya melalui guru kampung atau ustadz sehingga ia dapat mengkhatamkan Al-qur’an 30 Juz di kala masih berusia kanak-kanak.
Di lingkungan sekolah, Zulkifli Nurdin aktif dalam kegiatan organisasi sekolah. Ia dipercaya sebagai ketua pelajar, aktif dalam kegiatan olahraga dan kesenian sekolah, di kampungnya ia juga aktif dalam kegiatan masjid, sehingga dari sini telah tampak bakatnya yang menonjol dalam organisasi dan kepemimpinan, ditandai dengan seringnya ia ditunjuk pada berbagai kegiatan di sekolah sejak di sekolah rakyat, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.
Di samping kesibukan dalam kegiatan sekolah dan keamasyarakatan, Zulkifli Nurdin juga menampakkan bakat di bidang wirausaha. Ketika di sekolah menengah pertama, Zulkifli Nurdin sering bolak balik Jambi-Singapura karena diajak oleh ayahnya dan ini memberikan pengalaman usaha baginya yang kemudian menjadi bekal dalam menjalani dan mengembangkan usahanya.
Ketika membantu orang tua, kegiatan usahanya pun telah melebar ke luar daerah Jambi di mana ia menjadi pemasok tepung terigu dan gula (bahan pokok) ke Sumatera Barat dan Palembang.
Pekerjaan
suntingProfesi yang ditekuni oleh Zulkifli Nurdin adalah bakat lahir yang diwariskan oleh orang tuanya dan merupakan panggilan nurani yang telah terbina sejak masa kanak-kanak.
Orang tua, terutama ayahnya, Nurdin Hamzah, adalah sosok yang paling mendukung sekaligus menjadi guru baginya karena Zulkifli Nurdin terlahir dari lingkungan keluarga pengusaha. Sukses yang diraih karena dia telah terlatih dengan ketekunan berusaha, rajin dalam bekerja dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik di bidangnya sejak masa kecil.
Meskipun usaha yang dijalankan telah sukses namun Zuklifli Nurdin belum merasa puas sampai disini karena tantangan masa depan yang begitu besar sehingga dia terus meningkatkan dan memperluas usaha yang dimiliki dengan memperluas sayap usaha di luar provinsi seperti Sumatera Barat, Palembang, Surabaya dan Jakarta.
Di samping memimpin perusahaan dia juga aktif di organisasi profesi seperti menjadi ketua umum penyalur terigu, BULOG, KADIN, Kabinda Provinsi jambi, dan juga sebagai ketua umum PAN Jambi pada masa reformasi.
Gubernur Jambi (1999-2010)
suntingMelalui Pemilu 1999, Zulkifli Nudin terpilih menjadi Anggota DPR/MPR sebagai wakil provinsi Jambi, dan pada tahun 1999 oleh Partai Amanat Nasional Zulkifli Nurdin dicalonkan menjadi Gubernur Jambi dan didukung oleh beberapa partai lainnya.
Menjelang dilakukan pemilihan oleh DPRD Provinsi Jambi, setiap calon menampilkan visi dan misinya. Ketika menyampaikan dan memaparkan visi misi serta program pembangunan Provinsi Jambi, Zulkifli Nurdin mendapatkan sambutan yang sangat positif baik oleh Anggota DPRD Provinsi Jambi maupun masyarakat umum yang ikut menyaksikan di dalam persidangan DPRD karena sifatnya terbuka untuk umum.
Beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 22 November 1999, dilakukanlah sidang Istimewa Khusus DPRD Provinsi Jambi untuk memilih Gubernur Provinsi Jambi dari 3 calon yang ada dengan hasil suara:
- Drs. Zulkifli Nurdin 34 suara
- Drs. Ramli Jalil 2 Suara
- Drs. Hasip Kalimuddin Syam 9 Suara
Sehingga dalam pemilihan yang dilakukan secara demokratis dan terbuka untuk umum, Zulkifli Nurdin berhasil memperolah suara terbanyak dengan 34 suara.
Setelah melalui proses dan prosedur yang berlaku, maka pada hari Jumat, tanggal 10 Desember 1999 Zulkifli Nurdin resmi dilantik sebagai Gubernur Jambi dalam sidang pleno istimewa DPRD tingkat I oleh Menteri Dalam Negeri Suryadi Sudirja.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Zulkifli Nurdin sebagai Gubernur Jambi adalah melakukan normalisasi politik dan kemasyarkatan sehingga situasi dan gejolak politik dan kemasyarakatan serta jalannya roda pemerintahan berjalan normal kembali sehingga tidak terjadi gejolak politik pada roda pemerintah dalam masyarakat. Langkah berikutnya, Zulkifli Nurdin menyiapkan Program 100 hari sebagai langkah awal persiapan untuk melangkah memasuki program berikutnya yaitu Propeda (Program Pembangunan daerah) dan Renstra (rencana strategis) setelah mengetahui kondisi riil pemerintahan daerah, maka ia berusaha keras untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di samping juga mencari dan berusaha agar investor baik dari dalam maupun luar negeri mau menanamkan modalnya ke Jambi.
Tenggang satu tahun pemeritahan Gubernur Zulkifli Nurdin, Indonesia dilanda multi krisis yang juga berimbas ke Provinsi Jambi dengan munculnya berbagai gejolak politik dan sosial yang ditandai dengan maraknya demonstrasi dari beberapa kalangan seperti dari kalangan mahasiswa, buruh-buruh perkebunan dan masyarakat tentang permasalahan tanah sehingga praktis dalam masa tenggang satu tahun tersebut Gubernur Zulkifli Nurdin banyak disibuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
Memasuki tahun 2000 Gubernur Zulkifli Nurdin telah dapat meredakan permasalahan-permasalahan sosial, politik dan keamanan di Jambi, meskipun di beberapa daerah lainnya di Indonesia masalah politik, sosial dan keamanan masih menjadi problema, sehingga dia dapat mencari langkah-langkah untuk dapat meningkatkan pembangunan daerah Jambi.
Memasuki tahun 2001, mulai diberlakukan otonomi daerah yang memberikan kewenangan luas kepada daerah yang mengatur rumah tangga sendiri berdasarkan UU No.22 tahun 1999, di mana diberikan wewenang pada pemerintah provinsi, kabupaten dan kota secara luas untuk mengatur dan membangun daerah sesuai potensi masing-masing. Dalam kondisi demikian, ia telah mampu merekatkan hubungan antara provinsi, kabupaten dan kota supaya tidak terjadi aroganisasi kedaerahan. Berkaitan dengan ini dia mampu mengatur pembagian saham yang diperoleh masing-masing daerah baik saham yang diperoleh provinsi maupun yang diperoleh masing-masing kabupaten dan kota secara proporsional dan adil.
Tujuan dan sasaran pembangunan diarahkan kepada kepentingan rakyat kecil (masyarakat desa) dengan tidak mengabaikan masyarakat kota dan investor besar. Untuk kepentingan masyarakat kecil, ia telah mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan jalan memberikan kredit usaha kecil agar ekonomi kerakyatan dapat tumbuh dan berkembang, khususnya di sektor pertanian. Di bidang pertanian, ia telah menciptakan sentra-sentra pertanian misalnya sentra kedelai, jagung, jeruk dan lain-lain sebagai usaha pengembangan potensi holtikultura dan memberikan kesempatan kerja.
Sedangkan bagi investor diusahakan agar dapat mengembangkan potensi perkebunan, seperti kelapa sawit, karet dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat memberikan kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat di samping memberikan kesempatan untuk membangun potensi daerah lainnya, misalnya pertambangan minyak dan gas, pembangunan PLTA Kerinci yang bekerjasama dengan pemerintah Norwegia dan Malaysia. Di tengah lancarnya jalan roda pemerintahan ada kendala-kendala yang dihadapi terutama adalah persoalan lingkungan yang secara sporadis belum kondusif, dengan adanya gejolak sosial yang muncul yang dapat menghambat masuknya investor asing. Faktor yang paling mendukung jalannya pemerintahan dan pembangunan adalah dukungan dari semua golongan masyarakat Jambi secara luas dalam proses pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Jambi guna mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Jambi.
Riwayat pendidikan
sunting- SR (Taman Budaya) (1961)
- SMPN 1 Jambi (1964)
- SMAN 2 Jambi (1967)
- Sarjana Muda Ekonomi UI (1970)
- S1 Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Riwayat pekerjaan
sunting- Kepala cabang PT. Nurdin Hamzah di Jakarta
- Dirut PT. Nurdin Hamzah Jambi (1978-1990)
- Kepala cabang PT. Nurdin Hamzah di Surabaya
- Anggota DPR RI (1998)
- Gubernur Jambi (1999-2010)
Riwayat organisasi
sunting- Ketua APKETI, (1985-1990)
- Ketua Umum Kadinda Provinsi (1990-2000)
- Ketua umum PAN Kota Jambi (1998-2001)
- Ketua umum PAN Provinsi Jambi (2001-2004)
Referensi
sunting- ^ Zulkifli Nurdin, Ayah Zumi Zola Meninggal Pada kompas.com 28 November 2018
- ^ Mengenal Sosok Zulkifli Nurdin, Lahir dari Keluarga Pengusaha hingga Jabat Gubernur Jambi 2 Periode Pada tribunnews.com 29 November 2018
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Abdurrahman Sayoeti |
Gubernur Jambi 1999–2004 |
Diteruskan oleh: Sudarsono Harjosukarto |
Didahului oleh: Sudarsono Harjosukarto |
Gubernur Jambi 2005–2010 |
Diteruskan oleh: Hasan Basri Agus |