Zhongli Mei
Zhongli Mei (Hanzi: 钟离昧, ?-201 SM) adalah seorang jenderal pada masa akhir Dinasti Qin dan Perang Chu-Han yang mengabdi pada Xiang Yu. Setelah kekalahan Xiang Yu ia menjadi buronan Dinasti Han hingga akhirnya melakukan bunuh diri dalam kemarahan pada temannya, Han Xin.
Berontak melawan Qin
suntingTidak banyak yang diketahui mengenai kehidupan awal Zhongli Mei termasuk tempat dan tanggal lahirnya. Ia bergabung dengan pasukan pemberontak pimpinan Xiang Liang sekitar tahun 208 SM ketika Dinasti Qin tengah dilanda huru-hara dan pemberontakan meletus di seantero negeri. Pada awalnya ia hanya prajurit biasa, namun pangkatnya naik dengan cepat karena keberanian dan keperkasaannya di medan perang. Pada akhir 208 SM, Xiang Liang terbunuh dalam Pertempuran Dingtao ketika melawan pasukan Qin di bawah pimpinan Zhang Han. Keponakan Xiang Liang, Xiang Yu, mengambil alih kepemimpinan pamannya dan Zhongli meneruskan pengabdiannya di bawah Xiang Yu. Bersama Long Ju, ia menjadi salah satu dari dua jenderal terbaik Xiang Yu.
Zhongli berteman baik dengan Han Xin, yang saat itu menjadi perwira rendahan dalam pasukan Xiang Yu. Ia melihat potensi besar dalam diri Han dan beberapa kali merekomendasikannya pada Xiang. Sayangnya Xiang seorang yang curigaan dan tidak mampu mengenali bakat orang sehingga ia menolak saran Zhongli untuk menaikkan pangkat Han. Akibatnya Han Xin merasa kecewa dan membelot pada saingan Xiang, Liu Bang, Pangeran Han, yang lebih menghargai bakatnya dan mengangkatnya sebagai komandan tertinggi pasukannya.
Perang Chu-Han
suntingDengan runtuhnya Dinasti Qin tahun 207 SM, Xiang Yu dan Liu Bang mulai bertikai untuk merebut supremasi atas Tiongkok. Perang ini dikenal dalam sejarah dengan nama Perang Chu-Han. Meskipun pada awalnya Xiang Yu memiliki kekuatan dan pengaruh jauh lebih besar dibanding Liu, namun kekezaman dan keangkuhannya menyebabkan popularitasnya sedikit demi sedikit surut dan banyak orang-orangnya membelot ke pihak Liu. Seorang ahli strategi Liu bernama Chen Ping mengadu domba Xiang dengan Zhongli sehingga Xiang mulai meragukan kesetiaan Zhongli. Merasa dirinya sudah tidak dipercaya lagi, Zhongli meninggalkan Xiang Yu ketika pecah Pertempuran Gaixia yang menentukan. Xiang Yu akhirnya kalah besar dalam pertempuran ini dan melakukan bunuh diri. Setelah mengalahkan saingan terbesarnya ini, Liu Bang menjadi kaisar dengan gelar Kaisar Han Gaozu. Tiongkok pun kembali bersatu di bawah Dinasti Han.
Kematian
suntingSetelah kekalahan Xiang Yu, Zhongli menjadi buronan yang paling diburu oleh pemerintah Han. Ia mencari perlindungan ke wilayah kekuasaan Han Xin yang saat itu telah menjadi raja muda dengan gelar Pangeran Chu di bawah pemerintahan Dinasti Han. Han menerima Zhongli dan memberinya perlindungan dari kejaran pemerintah. Namun pada akhirnya kabar mengenai Zhongli bersembunyi di bawah perlindungan Han Xin akhirnya terendus juga oleh kaisar. Ia memerintahkan Han menahan Zhongli namun Han menolak melakukannya. Tahun 201 SM, kaisar mendengar desas-desus bahwa Han Xin merencanakan pemberontakan untuk merebut tahta sehingga ia bersiap-siap menyerang Han dengan mengadopsi saran Chen Ping untuk mengirim pasukan ke wilayah Han dengan dalih tour inspeksi. Melihat situasi sudah genting, salah seorang bawahan Han menyarankan agar menyerahkan Zhongli untuk membuktikan dirinya tidak bersalah dan mengembalikan kepercayaan kaisar padanya. Sementara Zhongli berkata pada Han, “Kaisar sekarang tidak berani sembarangan menyerang adalah karena kita bersama, jika kau menangkap dan menyerahkanku untuk menyenangkannya, aku boleh saja mati, tapi cepat atau lambat kau pun akan mengalami nasib yang sama.” Han Xin menolak alasan Zhongli dan bermaksud menahannya. Kecewa pada teman lamanya ini, Zhongli berkata dengan marah, “Ternyata kau adalah orang yang tidak bisa dipercaya!” habis berkata ia menghunus pedang menggorok lehernya sendiri. Han menyerahkan kepala Zhongli pada kaisar namun ia tetap dipersalahkan karena pembangkangannya, gelarnya diturunkan menjadi Marquis Huaiyin dan komando militernya dicabut. Tak lama kemudian, tahun 196 SM, sesuai perkiraan Zhongli, Han pun dijatuhi hukuman mati setelah temannya yang lain, Chen Xi, melakukan pemberontakan.
Keturunan
suntingKitab Dinasti Tang Baru menyebutkan bahwa Zhongli Mei memiliki dua orang putra bernama Zhongli Fa dan Zhongli Jie. Setelah kematian ayahnya, mereka menetap di Yingchuan (sekarang termasuk wilayah Henan). Belakangan Zhongli Jie mengubah marganya menjadi Zhong sehingga namanya menjadi Zhong Jie dan ia menjadi leluhur marga Zhong. Pejabat terkenal Jaman Tiga Negara dari negara dari negara Cao Wei, Zhong Yao dan putranya, Zhong Hui masih termasuk keturunannya.
Referensi
sunting- Ban Gu et al. Book of Han, Volume 34.