Yurdi Yasmi gelar Datuk Patiah merupakan seorang pakar pertanian dan kehutanan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman di Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) yang berkantor pusat di Roma, Italia. Ia telah bekerja selama lebih dari dua dekade di FAO serta organisasi penelitian dan pengembangan internasional.[1][2]

Infobox orangYurdi Yasmi

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran11 Juli 1974 Edit nilai pada Wikidata (50 tahun)
VII Koto Talago Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
Kelompok etnikOrang Minangkabau Edit nilai pada Wikidata
PendidikanUniversitas dan Riset Wageningen - Doktor (2003–2007)
Universitas dan Riset Wageningen - Magister Sains (2000–2002)
Institut Pertanian Bogor - Sarjana Sains (1993–1997) Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaandirektur Edit nilai pada Wikidata
Bekerja diOrganisasi Pangan dan Pertanian
World Agroforestry Centre (en) Terjemahkan
Lembaga Penelitian Padi Internasional
RECOFTC – The Center for People and Forests (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

LinkedIn: yurdi-yasmi-8348937 Modifica els identificadors a Wikidata

Sebelum ditunjuk sebagai Direktur FAO, ia adalah Koordinator Khusus FAO untuk Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman (NSP), Wakil Perwakilan Regional FAO untuk Afrika merangkap Perwakilan FAO untuk Ghana, serta Koordinator FAO untuk Pertanian Berkelanjutan dan Pejabat Kebijakan Hutan untuk Asia dan Pasifik.

Selain di FAO, ia pernah bekerja di International Rice Research Institute (IRRI) sebagai Direktur untuk Asia Tenggara, World Agroforestry Centre (ICRAF) sebagai Koordinator untuk wilayah Mekong, Pusat Penelitian Masyarakat dan Hutan (RECOFTC) sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan Kapasitas, dan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) sebagai ilmuwan.[3] Ia telah memimpin proyek dan program di lebih dari 20 negara, termasuk negara-negara dengan situasi politik yang kompleks, seperti Afganistan, Bangladesh, Korea Utara, Myanmar, Nepal, Timor Leste, Zimbabwe, serta negara-negara Pasifik.[1][4]

Kehidupan awal dan pendidikan

sunting

Yurdi lahir di Jorong Tanjung Jati, Nagari VII Koto Talago, Kabupaten Lima Puluh Kota pada 11 Juli 1974 dari pasangan Yasmi dan Yuminas. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru. Yurdi merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Kakak dan adiknya, Yulia Yasmi dan Yennita Martha Linda berprofesi dokter, sedangkan adik bungsunya, Yaumil Wahyudi bekerja di perusahaan telekomunikasi. Yurdi menikah dengan Inike Widyanti dan dikarunia seorang anak Andi Elka Pratama Yurdi yang saat ini bekerja di Bali Process di Bangkok.[1]

Yurdi menjalani masa kanak-kanak hingga remaja di kampung kelahirannya. Tamat SD di Tanjung Jati, ia menyambung ke SMP Negeri Limbanang (1989-1991). Pada 1989, ia meraih gelar Pelajar Teladan tingkat SMP se-Sumatera Barat dan diundang ke Istana Negara bertemu Presiden Soeharto. Selanjutnya, ia bersekolah di SMA Negeri 1 Suliki (1991-1993). Ketika bersekolah di sana, ia mengikuti program pertukaran pelajar America Field Service (AFS) dan tinggal di Sydney, Australia selama setahun.[2]

Yurdi menempuh S-1 di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan tamat pada 1998. Pada 1997, ia mewakili kampusnya sebagai Mahasiswa Teladan Nasional dan meraih peringkat kedua.[2] Adapun studi S-2 dan S-3, ia selesaikan di Wageningen University, Belanda masing-masing tahun 2002 dan 2007. Di sana, ia berhasil lulus dengan predikat cum laude dan menjadi salah satu lulusan tercepat kala itu.[1]

Karier

sunting

Yurdi Yasmi memulai kariernya setelah lulus dari studi sarjana sebagai peneliti di Center for International Forestry Research (CIFOR) dengan fokus pada program penelitian global tentang pengelolaan hutan berkelanjutan. Setelah beberapa tahun bekerja di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR), ia melanjutkan studi M.Sc dan Ph.D di Wageningen University, Belanda dari tahun 2000 hingga 2007. Berikutnya, ia bekerja di Center for People and Forests (RECOFTC) di Bangkok sebagai Senior Programme Officer dan kemudian menjadi Direktur. Setelah itu, ia bergabung dengan World Agroforestry Centre (ICRAF) sebagai Koordinator untuk Mekong yang berbasis di Hanoi, Vietnam.[5][2]

Ia mulai bekerja di FAO pada 2013 sebagai Koordinator Pertanian dan Kehutanan Berkelanjutan yang berbasis di kantor regional FAO untuk Asia dan Pasifik di Bangkok. Setelah 6,5 tahun, ia bergabung dengan International Rice Research Institute (IRRI) sebagai Direktur untuk Asia Tenggara.[6][4] Pada awal 2021, Yurdi Yasmi kembali ke FAO dan bekerja sebagai Deputi Perwakilan Regional untuk Afrika dan pada saat yang sama menjabat sebagai Perwakilan FAO untuk Ghana. Pada akhir 2023, ia pindah ke kantor pusat FAO di Roma sebagai Koordinator Khusus untuk Produksi dan Perlindungan Tanaman. Pada November 2024, ia dipromosikan sebagai Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman FAO.[7][8][9]

Yurdi Yasmi telah menerbitkan lebih dari 70 publikasi di jurnal internasional, buku, dan bab buku.

Organisasi dan sosial

sunting

Ia aktif di berbagai organisasi masyarakat dan kegiatan sosial. Sebagai diaspora Indonesia, ia pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia Diaspora Network Global (2017-2019).[5] Ia juga mendirikan Indonesia Diaspora Network Thailand pada 2016 dan menjadi Ketua Jaringan Diaspora Minang di Thailand dan Kamboja, serta pernah menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda (2004-2005).[1]

Ia masih sering pulang kampung karena ia dipercaya menjadi penghulu untuk kaumnya dengan gelar Dt. Patiah dari Suku Caniago.[4]

Penghargaan

sunting

Pada 2022, ia menerima Penghargaan Alumni dari IPB. Pada 2015, ia juga memperoleh Wanabakti Pertama Award dari IPB sebagai alumni berprestasi dan mengharumkan almamater.[10]

Referensi

sunting