Batalyon Artileri Medan 7/Biring Galih atau Yon Armed 7/155/Gerak Sendiri adalah merupakan batalyon Artileri Medan "gerak sendiri" (self operating) yang merupakan satuan bantuan tempur (satbanpur) yang berada di bawah Komando Kodam Jaya dan bermarkas di Jl. Raya Narogong Bantargebang, Kota Bekasi. Yon Armed 7/155 GS berdiri pada 15 Februari 1977 dan menggunakan meriam kaliber 105 mm Gerak Sendiri serta memiliki varian tank AMX. Batalyon Armed 7/155 GS memiliki lambang satuan "Biring Galih" yang merupakan senjata sakti Pangeran Jayakarta saat berjuang melawan kolonial Belanda, dengan sesanti satuan "Dure Catru Winasena" yang berarti menghancurkan musuh dari jarak jauh.[1]

Batalyon Artileri Medan 7/Biring Galih
Dibentuk15 Februari 1977
NegaraIndonesia
CabangArmed
Tipe unitSatuan Bantuan Tempur
PeranPasukan Artileri Darat
Bagian dariKodam Jaya
MarkasKota Bekasi, Jawa Barat
JulukanYon Armed 7/155 GS/BG
MotoDure Catru Winasena
BaretCoklat
MaskotTombak Sakti Pangeran Jayakarta
Ulang tahun15 Februari
AlutsistaAMX MK-61 105mm dan M109 A4 155mm
Gerbang Utama Batalyon Artileri Medan 7/Biring Galih

Sejarah

sunting

Sejarah awal yonarmed-7/155 GS berada di Kodam-II/Bukit Barisan Sumatera Utara, yang berkedudukan di Medan. Pada tanggal 8 Pebruari 1977 terbentuklah satu Baterai Penghormatan/ Baterai Armed-5 BS/ 76 Kodam Jaya, yang berkedudukan di Bintaro Jakarta Selatan sebagai Baterai Penghormatan dalam penyambutan Tamu Negara dan Upacara kebesaran, yang selanjutnya berubah status menjadi Batalyon Armed. Pada tanggal 15 Pebruari 1977 terbentuklah Batalyon Armed-7 Komposit Kodam V/ Jaya dengan personel gabungan dan materiil Meriam 76 MM Gunung serta 25 Pounder. Sesuai Renstra Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Tahun 1980 dan Surat Keputusan Pangdam Jaya Nomor : Skep/ 122 – 2 / II / 1980 tanggal 15 Pebruari 1980 status Batalyon Armed-7 Komposit Kodam V/ Jaya dialihkan menjadi Batalyon Armed-7/76 mm Gunung Kodam Jaya, sebagai satuan bantuan tembakan dengan menggunakan Meriam 76 MM Gunung.

Pada tanggal 28 Januari 1988 diadakan pergantian senjata pokok dari Batalyon Armed-7/76 mm tarik diubah menjadi Batalyon Armed-7/ 105 mm tarik, yang selanjutnya sebutan berubah menjadi Batalyon Armed-7/ 105 tarik. Pada tanggal 25 April 1988 dilaksanakan perpindahan personel dan materiil Baterai Tempur A, B dan unsur Baterai Markas ke Bantargebang, Bekasi. Dengan demikian Batalyon Armed-7/105 Tarik yang berpangkalan di Bintaro tinggal satu Baterai Tempur C. Pada tanggal 16 Desember 1991 melaksanakan alih senjata pokok dari Meriam/ 105 MM Tarik menjadi Meriam/ 105 MM GS, yang selanjutnya sebutan berubah menjadi Batalyon Armed-7/105 GS.

Berdasarkan Surat Perintah Pangdam Jaya Nomor Sprin / 1404-04/ VII / 2004 tanggal 14 Juli 2004 tentang perintah segera mengosongkan kantor/perumahan Baterai C Yonarmed-7/ 105 GS di Bintaro selanjutnya dipindahkan ke Bekasi, dengan demikian mulai saat ini satuan Yonarmed-7/ 155 GS secara utuh berada di Cikiwul Bekasi sampai dengan sekarang. Hari jadi satuan Yonarmed-7/155 GS ditetapkan pada tanggal 15 Pebruari 1977, hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pangdam V Jaya Nomor Skep / 19–2 / II / 1977 tanggal 8 Pebruari 1977.

Satuan

sunting
  • Baterai Markas (Rai Ma)
  • Baterai A (Rai Arjuna)
  • Baterai B (Rai Bhima)
  • Baterai C (Rai Cadewa)

Alutsista

sunting

Kekuatan armada tempur Yon Armed 7/155 GS Kodam Jaya, Bantargebang, Kota Bekasi, masih mengandalkan alutsista lama. Seperti meriam 105 mm GS, meriam 105 mm gerak sendiri, Saat ini Batalyon Artileri Medan 7/155 GS di lengkapi dengan alutsista baru Meriam 155 MM M109A4 BE.[2]

Tugas Kehormatan

sunting

Batalyon ini juga mempunyai tugas kehormatan kenegaraan untuk melaksanakan tembakan meriam sebanyak 17 kali pada saat upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Istana merdeka pada 17 agustus yang dilaksanakan di halaman Monas.[3] Serta juga sering ditugaskan untuk melaksanakan tembakan penghormatan sebanyak 21 kali (21-Gun salute) pada saat upacara penyambutan kenegaraan untuk tamu negara di halaman istana kepresidenan.[4]

Komandan

sunting
  1. Letkol Art Teuku Abdul Hafil Fuddin, S.H., S.Ip., M.H. (2003-2004)⭐⭐
  2. Letkol Art Totok Imam Santoso (2004 - 2005)⭐⭐
  3. Letkol Arm Ineldi (2005 - 7 September 2006)
  4. Mayor Arm Irman Jaya (7 September 2006 - 26 Juni 2008)
  5. Letkol Arm Dedi Nurhadiman (26 Juni 2008 - 28 Oktober 2009)⭐
  6. Letkol Arm Eric Christian Simanjuntak (28 Oktober 2009 - 2011)
  7. Mayor Arm Rama Hendarto Budiyanto (2011 - 28 November 2013)
  8. Mayor Arm Stefie Jantje Nuhujanan (28 November 2013 - 20 November 2014)
  9. Mayor Arm Doddy Suhadiman (20 November 2014 - 17 Juni 2016)
  10. Mayor Arm Arif Rahman, S.sos. (17 Juni 2016 - 28 Oktober 2017)[5]
  11. Mayor Arm Suyikno, S.Sos. (28 Oktober 2017 - 2020)
  12. Letkol Arm Roni Hermawan, S.H., M.M. (2020 - 2021)
  13. Letkol Arm Nikolas Sirilus (2021 - 2023)
  14. Letkol Arm Novan Andriansyah, S.Sos. (2023 - Sekarang)

Referensi

sunting
  1. ^ "Profil User: Biring Galih". Blogger. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-28. Diakses tanggal 2024-09-28. 
  2. ^ "Pusdik Armed Miliki Alutsista Kelas Dunia, Saat Ini Sistem Modernisasi Pun Telah Dijalankan". Tribun Jabar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-28. Diakses tanggal 2024-09-28. 
  3. ^ "17 Kali Tembakan Meriam TNI Iringi Detik-Detik Proklamasi" (PDF). Pusat Penerangan TNI - Markas Besar TNI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-28. Diakses tanggal 2024-09-28. 
  4. ^ "21 Tembakan Meriam Siap Sambut Raja Salman di Istana Bogor". Medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-28. Diakses tanggal 2024-09-28. 
  5. ^ "Pangdam Jaya Pimpin Sertijab Komandan Batalyon Armed-7/105 GS". Pusat Penerangan TNI - Markas Besar TNI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-28. Diakses tanggal 2024-09-28.