Yogamaya

nama perempuan feminin

Yogamaya (Dewanagari: योगमाया; ,IASTYogamāyā, योगमाया), juga dipuja sebagai Windyawasini, Mahamaya, dan Ekanamsha, adalah nama salah satu dewi dalam kepercayaan Hindu.

Yogamaya menampakkan diri saat Kangsa hendak membunuh bayi yang dilahirkan Yasoda, dalam lukisan karya Raja Ravi Varma (1890).

Dalam tradisi Waisnawa, ia disetarakan dengan gelar Narayani,[1][2] dan merupakan manifestasi Wisnu sebagai penguasa ilusi (maya).[3] Dewi ini diyakini sebagai aspek welas asih dari Dewi Durga sebagaimana termaktub dalam Bhagawatapurana. Ia dipuja oleh kaum Sakta sebagai salah satu wujud Adisakti. Dalam sastra Hindu juga tercatat kisah bahwa ia terlahir sebagai anggota keluarga Yadawa, dari pasangan Nanda dan Yasoda.[4]

Legenda

sunting

Dalam kitab Hariwangsa dan Bhagawatapurana dikisahkan bahwa Kangsa, raja bangsa Yadawa di Mathura, mendengar ramalan bahwa ia akan tewas di tangan putra Dewaki, sepupunya yang baru saja menikah dengan Basudewa. Agar ramalan itu tidak terjadi, Kangsa pun berniat membunuh Dewaki sebelum Dewaki memiliki keturunan. Berkat negosiasi dengan Basudewa, Kangsa tidak mencabut nyawa Dewaki, tetapi memenjarakannya bersama Basudewa dengan syarat bahwa Basudewa harus menyerahkan setiap bayi yang baru saja lahir dari rahim Dewaki. Basudewa pun menyanggupinya. Berturut-turut, anak-anak mereka tewas di tangan Kangsa, tak lama setelah dilahirkan.

Pada saat kelahiran Kresna (putra kedelapan Dewaki dan Basudewa), Yogamaya juga berinkarnasi sebagai manusia di rumah Nanda dan Yasoda, sebagaimana yang sudah diatur oleh Dewa Wisnu. Pada malam hari, Basudewa mengendap-endap keluar dari penjara, menuju kediaman Nanda, lalu menukar Kresna dengan bayi (inkarnasi Yogamaya) yang baru saja dilahirkan istrinya Nanda. Setelah itu, Basudewa kembali ke penjara Mathura dengan membawa bayi Nanda. Saat Kangsa hendak membunuh bayi tersebut, ia berubah wujud menjadi dewi serupa Durga.[5] Sang dewi memberi tahu Kangsa bahwa anak kandung Dewaki telah selamat dan sedang berada di tempat lain. Setelah itu, sang dewi menghilang.[6]

Silsilah

sunting
Silsilah keturunan Yadu (bangsa Yadawa) dalam Mahabharata dan Purana
Bangsa
Yadawa
Klan
Andaka
Klan
Wresni
PunarbasuNandiniSwapalkaSiniHerdika
AhukaAkruraSatyakaMandisaDewamidaWesyawarnaSatadanwaKertawarma
UgrasenaDewaka2 putraSatyakiSurasenaMarisaRaja ChediParjanya
KangsaDewakiBasudewaRohiniKuntiPanduSrutakertiDamagosaNandaYasoda
KresnaBaladewaSubadraYudistiraBimaArjunaSisupalaYogamaya

Referensi

sunting
  1. ^ Sinha, Purnendu Narayana (1901). A Study of the Bhagavata Purana: Or, Esoteric Hinduism (dalam bahasa Inggris). Freeman & Company, Limited. hlm. 247. 
  2. ^ Parthasarathy, V. R.; Parthasarathy, Indu (2009). Devi: Goddesses in Indian Art and Literature (dalam bahasa Inggris). Bharatiya Kala Prakashan. hlm. 133. ISBN 978-81-8090-203-1. 
  3. ^ Beck, Guy L. (2012-02-01). Alternative Krishnas: Regional and Vernacular Variations on a Hindu Deity (dalam bahasa Inggris). State University of New York Press. hlm. 170. ISBN 978-0-7914-8341-1. 
  4. ^ Knapp, Stephen (2012). Hindu Gods & Goddesses (dalam bahasa Inggris). Jaico Publishing House. hlm. 32. ISBN 978-81-8495-366-4. 
  5. ^ "Śb 10.4.9". vedabase.io/en/ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 February 2020. 
  6. ^ "Śb 10.4.12". vedabase.io/en/ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 February 2020.