Xantofil

(Dialihkan dari Xantofyl)
Metode kromatografi membran tipis yang digunakan untuk memisahkan komponen tanaman. Pita kuning cerah setelah pita hijau merupakan xantofyl tanaman.

Siklus Xantofyl

sunting

Siklus xantofyl adalah mekanisme perlindungan pada tanaman terhadap cahaya yang dapat mengoksidasi tanaman.[1] Siklus ini tergantung pada keberadaan askorbat.[1] Siklus ini berarti pelepasan gugus epoksi secara enzimatik dari xantofyl yang terjadi pada kondisi cahaya yang kuat (de-epoxidation).[1] Enzim yang berperan adalah de-epoxidase dan epoxidase.[1] Siklus xantofyl terjadi pada membran tilakoid.[1] Enzim de-epoxidase terletak di lumen tilakoid dan akan berikatan pada membran saat lumen mengalami pengasaman.[1] Senyawa xantofyl yang biasanya mengalami proses de-epoksidasi secara alami adalah violaxanthin, diadinoxanthin, dan lutein-epoxide.[1]

Aplikasi

sunting

Dalam bidang budidaya ikan, xantofyl digunakan sebagai suplemen pakan ikan.[2] Xantofyl memiliki manfaat untuk membantu pembentukan pigmen warna ikan.[2] Dengan konsentrasi 20 hingga 60 mg/kg pakan, senyawa ini sudah dapat mempengaruhi pembentukan pigmen tubuh ikan.[2] Biasanya bahan baku yang ditambahkan pada pakan karena telah dikenal mengandung xantofyl adalah udang rebon (dalam bentuk tepung udang), rumput laut, daun alfalfa, dan tepung kelopak bunga marigold.[2] Astaxanthin dan xantaxanthin adalah jenis pigmen lainnya yang digunakan untuk pembentukan warna tubuh.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g Anjum NA, Umar S, Chan MT. 2010. Ascorbate-Glutathione Pathway and Stress Tolerance in Plants. New York: Springer.
  2. ^ a b c d e Afriyanto E, Liviawaty E. 2005. Pakan Ikan Dan Perkembangannya. Yogyakarta: Kanisius.