Wunungo merupakan nyanyian yang syair-syairnya berisikan tentang penghormatan, anjuran dan ucapan terima kasih yang biasanya dilakukan pada tadarusan Al-Quran. Wunungo dibawakan dalam bahasa Gorontalo yaitu syair yang mengandung nasihat keagamaan khususnya agama Islam dan dilagukan serta dilafazkan bersama-sama atau berkelompok.[1] Sebagian besar orang dahulu di Gorontalo yang menulis karya-karya seni budaya religius tidak menulis nama-nama mereka.

Wunungo diperkirakan sudah ada pada abad ke-18 setelah masyarakat sudah banyak mengenal dan membaca Al-Quran. Untuk memasyarakatkan Al-Quran, para ulama menghimpun masyarakat untuk bertadarus. Wunungo yang dilantunkan menjadi selingan untuk orang yang sering salah dalam membaca Al-Quran agar mereka dapat berhenti sejenak untuk melihat kesalahan mereka.[2]

Pada tahun 2017, wunungo telah ditetapkan menjadi salah satu bagian dari Warisan Budaya Tak Benda yang berasal dari daerah Gorontalo.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ "Ngadi Wunu-Wunungo, Tradisi Membaca Alquran dengan Bahasa Gorontalo". kumparan. Diakses tanggal 2020-09-30. 
  2. ^ "Wunungo". Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Kemdikbud. 
  3. ^ "Berikut Tujuh Budaya Gorontalo Yang Ditetapkan Warisan Budaya Takbenda". 60dtk.com. 2019-10-08. Diakses tanggal 2020-09-30.