Wiratman Wangsadinata

Wiratman Wangsadinata adalah pendiri dari Wiratman & Associates, yang telah berdiri sejak tahun 1976 dan sampai kini telah terlibat dalam perencanaan dan supervisi ratusan bahkan ribuan proyek-proyek konstruksi dari mulai jembatan, dam, jalan dan yang cukup banyak adalah gedung-gedung tinggi.

Wiratman Wangsadinata
Lahir(1935-02-25)25 Februari 1935
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal5 April 2017(2017-04-05) (umur 82)
Jakarta
Nama lainAki Broerie
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
University of Wisconsin
PekerjaanDosen
Insinyur
Dikenal atasProfesor di Institut Teknologi Bandung dan Universitas Tarumanagara
AnakMelani Dewiyana Wangsadinata
Sofia Miriyanti Alisjahbana-Wangsadinata.

Ia adalah yang menggagas tentang peraturan gempa di Indonesia.

Ia diangkat menjadi profesor di ITB setelah pensiun dari ITB dan juga diangkat menjadi guru besar di Universitas Tarumanagara. Ia mengambil doktor di ITB pada saat bersamaan dengan putrinya yang juga mengambil doktor di Wisconsin. Meskipun sudah sukses dibidang praktisi, dan diakui keberadaannya di komunitas teknik sipil tetapi karena kecintaannya pada dunia teknik sipil ia tetap melakukan riset disertasi. Promotornya adalah Prof. Moh. Sahari Besari M.Sc., Ph.D yang hanya beda usia sekitar dua tahun.

Setelah sukses menempuh program doktor dan lulus cum-laude, beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi guru besar di ITB Bandung.

Putri keduanya yang mengambil program doktornya pada waktu yang sama tersebut saat ini juga tetap berkecimpung di bidang teknik sipil, yang dimaksud tersebut adalah Prof. Sofia Alisjahbana M.Sc., Ph.D sebagai rektor Universitas Bakrie.

Biografi

sunting

Wiratman merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara yang lahir 25 Februari 1935, di Jatinegara, Jakarta, dari pasangan asal Sumedang Raden Ating Wangsadinata dan Siti Asiyah.[1] Ayahnya adalah seorang pegawai PTT (Post, Telegraaf & Telefoon Dienst) pada zaman kolonialisme Hindia Belanda sedangkan ibunya adalah lulusan sekolah guru pada zaman Belanda yang disebut Kweekschool. Karena selisih usianya dan kakaknya yang terdekat cukup jauh, yaitu 7 tahun, ia dijuluki kakak-kakaknya adik kecil atau dalam bahasa Belanda "broerie". Nama inilah yang hingga saat ini masih menempel padanya. Saat usianya 2 tahun, orang tuanya pindah ke Bandung sehingga ia menganggap kota itu sebagai kediaman tetapnya. 2 tahun kemudian, ayahnya meninggal dalam usia 42 tahun. Namun ibunya adalah sosok yang sangat mandiri, ia mampu mengurus serta memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya. Setelah menderita sakit selama cukup lama, ia akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta pada tanggal 5 April 2017.

Pendidikan

sunting
  • Kelas 1 SD Europeesche Lagere School Ib di Jalan Merdeka, Bandung.
  • Sekolah Rakyat No. 28.
  • Sekolah Belanda yaitu Algeme Lagere School III, Bandung.
  • Algemeene Middelbare School dan SMAK (Sekolah Menengah Kristen).
  • Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (Pada tahun 1959 Fakultas Teknik UI berbubah menjadi Institut Teknologi Bandung).
  • Tenaga pengajar luar biasa di Jurusan Teknik Sipil ITB.
  • Pada akhir tahun 1960-an saat Orde Baru bangkit di bawah pimpinan Presiden Soeharto ia ditugaskan untuk bersekolah di Inggris dengan beasiswa dari Colombo Plan. Di sana ia senang karena berkesempatan untuk menjadi tim perencana Hongkong Cross Harbour Tunnel I.
  • Doktor di ITB dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 1992 dalam bidang Rekayasa Struktur dengan predikat Cum Laude.

Karier

sunting
  • Professional di industri konstruksi. Ia memulainya sebagai Insinyur Perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Dep. PU pada tahun 1960 hingga 1965.
  • Direktur dari PN Perencana Indah Karya.
  • Pada tahun 1970 ia diangkat menjadi Pengawas Pemerintah untuk perencanaan dan pelaksanaan Gedung Wisma Nusantara bertingkat 30, proyek investasi Pemerintah sekaligus gedung tinggi pertama di Indonesia, selama 3 tahun.
  • Mendirikan perusahaan konsultan sendiri yaitu PT. Wiratman & Associates tahun 1976 dan menjadi Direktur Utamanya.
  • Pada tahun 1995 sampai 2004 ia menjadi Guru Besar di Jurusan Teknik Sipil ITB. Dan sejak tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara.
  • Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dari tahun 2003 sampai tahun 2006.

Penghargaan

sunting
  • Life Achiement Award 2010 Persatuan Insinyur Indonesia
  • Anugrah Perekayasa Utama Kehormatan 2011 Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi
  • Achmad Bakrie Award 2012 Bidang Teknologi
  • Rooseno Award 2016

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting

[1]

  1. ^ Riandrayana, Afiq Mohamad (31 May 2013). "Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata - Guru & Praktisi Bidang Konstruksi yang Turut Membangun Indonesia". Diakses tanggal 16 Juli 2015. 

2. http://properti.kompas.com/read/2017/04/05/213000821/wiratman.wangsadinata.tutup.usia properti.kompas.com

3. https://majalah.tempo.co/read/album/151208/penghargaanwiratman-wangsadinata

4. http://lipi.go.id/berita/wiratman-dan-tampubolon-terima-penghargaan-pii/4464

5. https://www.bppt.go.id/layanan-informasi-publik/869-wiratman-wangsadinata-bapak-beton-peraih-gelar-perekayasa-utama-kehormatan-2011

6. Muhammad Sapri Pamulu (2015) The Latest Development in Civil Engineering: A book to honor the 80th birthday of Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata. Witness Press, Jakarta.