Wikipedia:Coretan Terlupakan
Templat ini digunakan di ruang nama yang salah. Untuk menominasikan penghapusan halaman ruang nama proyek ini, silakan pergi ke halaman Usulan penghapusan.
Artikel ini diusulkan untuk dihapus berdasarkan kebijakan. Silakan bagi pemikiran Anda berkaitan dengan masalah ini dalam halaman diskusi penghapusan. |
Sejarah Korps Brigade Mobil Polri yang mencuat di NKRI menjadi Korps andalan Polri tak terlepas dari pemikiran kegigihan pengabdian anggotanya, diantara sekian anggota Brigade Mobil Polri berbuat demi kebesaran dan kejayaan Korps adalah purnawirawan Kompol Soeharno,.sedikit catatan yang dapat diuraikan sebagai berikut. Soeharno adalah seorang anak kampung desa dan kelurahan Kebonromo kecamatan Ngrampal kabupaten Sragen Surakarta yg lahir 8 Maret 1938 dari sepasang suami istri petani bapak Jaidi dan ibu Sumi yg bernama Wirjodikromo, anak ke 8 dari 12 bersaudara. Setamat Sr 6 th melanjutkan sekolah di SMP dan SMA perguruan Kristen di Solo, sampai seizin orang tua menjadi Kristen. Oleh kakak iparnya yaitu Supardjo didaftarkan ujian sekolah Polisi dan lulus. Pendidikannya di SPN Banyubiru Ambarawa selama 9 bulan pada tahun 1957 dan didewasakan dalam iman Kristen dengan sakramen Baptis Sidi di GKJ Ambarawa. Menjelang tamat dikirim ke BTC Mobrig di Tawangmangu Solo selama 3 bulan, dengan demikian jadilah seorang pengabdi yg handal sebagai anggota Mobrig Polisi. Setelah tamat Mei 1958 ditempatkan di kompi Mobrig Kapekom Banyumas dimana daerah itu daerah pergolakan DI TII sejak th 1949, sehingga praktis bertugas mengabdi sampai punahnya DlTll dengan operasi Pagar Betis yg terkenal. Pada pergolakan PRRl PERMESTA dikirim ke daerah Koremridar, yaitu Pekanbaru, Bangkinang, Kuntu, Pasir Pangaraian, Lipat kain, Taluk kuantan dan sekitarnya selama 14 bulan yg dijalani dengan baik. Sepulang tugas dari Sumatra dipersiapkan tugas pengamanan Asian Games di Jakarta th 1962 dimana 2 hari sebelum berangkat ke Jakarta melaksanakan pernikahan dengan gadis Solo bernama Sunarni anak keluarga bapak Pawirosentono yang adalah teman sekelas waktu di SMA Kristen Solo dan tidak kenal akrab, tautan asmaranya hanya dengan surat menyurat antara Purwokerto - Solo, Sumatra _ Solo yg akhirnya diberkati di GKJ Margoyudan Solo pada 07 Juli 1962 oleh Pdt Reksodarmodjo almarhum. Sepulang dari Jakarta sempat memboyong keluarga ke Purwokerto, selanjutnya selama 1 bulan dipersiapkan dalam penugasan Komando Rehabilitasi Semesta (koresta) meliputi bidang keamanan, pendidikan, sosial, pembangunan, ditengah masyarakat Banyumas, Pekalongan, Tegal, Brebes, Pemalang, Comal, Banjar Patoman, Ciamis, Tasikmalaya dan sekitarnya, sehingga hampir dikata jarang bertemu keluarga. Di tengah2 tugas itu pada tahun 1963 mendapat kesempatan mengikuti tes Pasukan Pengawal Presiden dan lulus. Tanpa kembali kekeluarga langsung ke Jakarta bergabung pada Ki 1 Yon IV KK Men Cakrabirawa ( pengawal Presiden Soekarno). Pada 12 Juli 1963 lahirlah anak pertamanya di rumah kontrakan di Purwokerto dan tidak dapat menunggui. Kiprah malang melintang bertugas mengawal istana kepresidenan Indonesia baik di istana Jakarta, istana Cipanas, istana Bogor serta istana Tampaksiring dijalani dengan tekun dan baik.
Setelah dibubarkannya Cakrabirawa karena peristiwa G 30 S PKI kesatuan dikembalikan ke Pusat Brigade Mobil Polri yaitu Yon 32 Para Brimob dan bertugas mengamankan ibu kota Jakarta.
Dalam rangka mencari dan menggali adanya Mars Korps Brigade Mobil Polri berperan aktif sebagai vokalis mensosialisasikan lirik dan lagu Mars Brigade Mobil Polri ke mako Pus Brimob maupun Mabes Polri yang digunakan oleh Korps Brigade Mobil Polri didapat dari AKP Sumiran almarhum pelaku sejarah eks anggota Polisi Istimewa Jawa Timur yang bergabung menjabat Komandan Kompi 3 Batalyon IV Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa. Pahit getir kehidupan dijalani dengan mulus dan baik dalam tugas, keluarga, maupun dalam masyarakat. Walaupun saat itu hampir seluruh personil Pus Brimob sudah kendor semangat juangnya karena reorganisasi Pus Brimob menjadi Subsatker dibawah Komapta Mabes Polri tetapi Soeharno tetap semangat dalam mengakhiri pengabdian pada Korpsnya.
Karier dinas yang dijalani pendidikaan adalah: Terjun payung, Jump Master, SAR, Capa, Dikjab Danki dan Dart Trining Course di Albury Australia. Dipendidikan sangat cemerlang dengan mendapat Brivet SAR dan Wing Jump Master emas.
Dalam jabatan dari Baur Log Ki 1 Yon 32 Para, Paro Lat Yon 32 Para, Paro Pal Yon 32 Para, Karo Pal Pus Brimob, Karo Lat Pus Brimob dan Danden Ransus Pus Brimob. Tanda jasa yang diterima Allah : SL Pacar Warsa, SL Kesetiaan 8, 18, 24 th, SL Gom IV, SL Sapta Marga, SL Penegak, SL Bhayangkara Nararya dan SL Setya Dharma PP Polri. Pada waktu berpangkat Ajund Komisaris Polisi ditawari jabatan Komandan Kompi ditolaknya tawaran tersebut karena jabatan itu tidak menantang, mestinya diwaktu masih berpangkat Inspektur Satu jabatan itu diberikan kepadanya.
Menyadari Pus Brimob Subsatker tingkat Mabes Polri pada jabatan Karolat Pus Brimob dalam jiwanya merasa tidak puas karena sebagai pembina fungsi tehnis Brimob, Pus Brimob tidak dapat berbuat banyak karena tidak dapat menjangkau langsung pada Satuan2 Brimob Polda/daerah karena organisai. Untuk mencapai perubahan organisasi diperlukan sasaran antara melalui pembinaan fungsi technis Brimob secara terpadu dan terpusat. Hal itu berani dilakukan lobi-lobi dengan Dinas2 ditingkat Mabes Polri yang menyangkut organisasi Brimob Polri kedepannya dan siap berusaha menyatukan kembali dalam Satu Korps yang pernah terjadi.
Mengingat Pus Brimob adalah Subsatker dibawah Komapta Polri tidak memiliki apa2 dalam upaya pengembangan organisasi kecuali niat, tekad dan semangat juang untuk mengabdi pada Korps Brimob dan Angkatan Kepolisian Didalam lobi2 dengan dinas ditingkat Mabes Polri dijelaskan bahwa bila Brimob masih diperlukan oleh Polri maka Brimob perlu disatukan kembali kedalam satu komando dalam satu Korps. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diawali dengan mengadakan kegiatan awal yg pembinaan kemampuan tehnis Brimob melalui latihan terpadu atas 5 kemampuan Brimob ditingkat pusat yang dilakukan oleh Pusat Brimob selaku pembina fungsi tehnisnya. Mengingat Pus Brimob adalah Subsatker dibawah Komapta Polri sehingga Pusbrimob tidak dapat berbuat banyak karena tidak memiliki anggaran yang cukup untuk itu, maka Pusbrimob sangat memerlukan bantuan guna mengadakan latihan terpadu atas 5 kemampuan tehnis fungsi Brimob secara terpusat agar tercapainya penyatuan kembali Brigade Mobil Polri didalam satu Korps Demi mendengar uraian tersebut Perwira2 Remaja di Deops Mabes Polri mendukung dan minta segera dibuatkan Rencana Latihan dimaksud , selanjutnya Deops Mabes Polri akan mendukung seluruh biaya latihan dari Anggaran tahunan Deops Mabes Polri. Didalam menyiapkan rencana latihan dan pengembangan Organisasi Karolat Pusbrimob memberanikan diri usul kepada Dan Pusbrimob untuk mendapatkan sebuah komputer walaupun kreditan hal tersebut disetujui oleh Dan Pusbrimob. Belajar mandiri tentang komputer guna mempercepat pengerjaan administrasi organisasi Brimob bersama anak buahnya di Biro Latihan Pus Brimob dan latihan dengan sandi " Latihan Terpadu 5 Fungsi Brimob". Dalam pengembangan Organisasi dibutuhkan Data Seluruh Personil Brimob tidak sulit karena selalu berhubungan dengan dinas2 di Mabes Polri dan Dispullahta Mabes Polri siap membantu bahkan ketika Dep Hankam minta DSPP Brimob dalam waktu sehari Pus Brimob dapat mewujudkan. Ditengah kesibukan dalam mengelola latihan satuan dan pengembang Organisasi dijadwalkan mutasi sebagai Wadansat Brimob Polda Jabar namun karena tidak sesuai gagasannya ditolaknya rencana mutasi tersebut sebab menurut pandanganya tidak ada pengganti personil yang menggantikan program latihan dimaksud. Setelah berjalan 2 tahun anggaran karena merasa kecapaian mengajukan MPP bahkan sampai ditawari diperpanjang dinasnya dan ditawari jabatan Kapuslat Korps Brimob tidak mau, akhirnya sambil menunggu Skep pensiun ditugasi menjadi Danden Laba Pus Brimob. Bila dari jarang bersatu dalam keluarga karena tugas dianggap anak hanya 1 yaitu Eka Djajaningsih yg lahirnya pada tahun 1963 tanpa ditunggui ayahnya, tetapi berikutnya dianugerahi 4 orang anak lagi yaitu Dwi Prasetyo, Kristijani, Rudy Kristiadi dan Rany Kristiono. Karena sadar rasa kemanusiaan keimanan dalam Yesus Kristus, tidak tega ada anak yg tidak terurus hidupnya ikut membantu biaya pendidikan anak2 yg kurang mampu dari lingkungan asrama bahkan mengadopsi 2 orang anak yg berasal dari lingkungan keluarga sendiri yaitu Agung Suprayitno dan Mesias Oktaviani Putri. Didalam persekutuan iman, keluarga dan rumah Soeharno tidak pernah absen dari bentuk2 pelayanan gerejawi bahkan dalam pendirian jemaat Kristen Sektor VII GPIB Zebaoth berperan aktif sampai terbentuknya pelayanan Sektor VII Zebaoth.
Dalam mempertahankan adanya gereja dan jemaat di Ciseeng Parung Bogor ikut berperan aktif walaupun pelayanan tanpa nama. Sedang di-tengah2 masyarakat diangkat sebagai sesepuh dari RT bahkan 2 kali jabatan ketua RW, membawa PKKnya mendirikan Katering Rukun Agawe Santoso (RAS) guna mendidik warganya agar dapat memasak dan menata pagelaran hajatan pantas dengan biaya murah guna membantu warganya sediri. Di tengah2 para purnawirawan berperan serta membangun organisasi PP Polri Cabang Khusus dan sebagai ketua sampai organisasi di likwidasi menjadi Paguyuban eks Brimob sebagai ketuanya.
Dimasa tuanya Kompol Soeharno terdampar di kota Soe TTS NTT mendampingi isteri yang sakit dirumah anak ke 1 dimana salah seorang cucunya menjadi dokter Puskesmas, sedang tempat tinggal di Bogor ditinggalkan ditunggu oleh anak - anak yang lain sudah selama 2 tahun namun hubungan dengan kelompok Paguyuban eks Brimob di Bogor tetap berlangsung dengan sambungan tilpon dimana kini terputus hubungan dengan Korps Brigade Mobil Polri yang dibesarkannya dan dicintainya.
Alamat sekarang
SOEHARNO d/a Ir. Octavianus Dida Jl. Badak No. 3A RT. 009/004, Karangsiri, Kota Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur no hp 085213592452 , 085103040474. Demikian sebuah catatan, semoga bermanfaat bagi yang menemukan catatan dari seorang anggota Brigade Mobil Polri yang mengabdi sampai akhir tugas di Korps Brigade Mobil Polri
Kupang, Oktober 2023