Webster's Revision

Webster's Revision adalah suatu revisi terbatas Versi Raja James karya Noah Webster pada tahun 1833 yang difokuskan terutama untuk mengganti kata-kata kuno dan membuat perubahan gramatikal lebih sederhana. Misalnya: "why" ("mengapa") bukan "wherefore", "its" bukan "his" ketika mengacu pada benda mati, "male child" ("anak laki-laki") bukan "manchild", dll. Dia juga menggunakan eufemisme untuk menghapus kata-kata yang dianggapnya ofensif: "whore" ("pelacur") menjadi "lewd woman". Secara keseluruhan, sangat sedikit perubahan yang dilakukan, dan hasilnya adalah sebuah buku yang hampir tidak bisa dibedakan dari Versi King James. Edisi ini kadang-kadang disebut "Common Version" ("Versi Umum"; harus dibedakan dengan "Common Bible" edisi ekumenis Revised Standard Version tahun 1973).

Halaman judul Alkitab revisi Noah Webster 1833

Kritikus Modern terkejut betapa sedikitnya Webster mengubah Versi King James. Revisi itu sangat ringan, karena ia tidak ingin membuat bahasa yang sepenuhnya kontemporer, melainkan ingin memperbaiki kekurangan yang tidak disetujuinya sebagai seorang pendidik. Orang Amerika lain yang kurang ortodoks mengeluarkan versi Perjanjian Baru mereka sendiri, tetapi ia tidak memiliki kepentingan perubahan termovitasi teologis. Salah satu perubahan penting yang di luar revisi kekurangan bahasa adalah koreksi yang mengubah kata "Easter" ("Paskah") dalam Para Rasul 12:4 menjadi "Passover".

Perlu dicatat bahwa dalam seluruh revisi Webster bagi Alkitab King James, leksikografer mengganti "Holy Ghost" ("Roh Kudus") dengan "Holy Spirit". Webster melakukannya karena dia tahu bahwa di dalam Kitab Suci ungkapan ini tidak berarti suatu "penampakan". Dalam kata pengantar Alkitabnya, Webster menulis: "Beberapa kata-kata telah tidak digunakan lagi, dan signifikasi makna dari kata lain, dalam penggunaan populer saat ini, tidak sama seperti ketika mereka diperkenalkan ke versi terdahulu. Efek perubahan ini adalah, bahwa beberapa kata-kata tidak bisa dipahami oleh pembaca awam, yang tidak memiliki akses ke komentari, dan yang akan selalu menjadi sebagian besar jumlah pembaca; sementara kata lain, yang sekarang digunakan dalam arti berbeda dari saat terjemahan dibuat, memberikan signifikansi atau ide-ide yang keliru. Setiap kali kata-kata yang dipahami dalam pengertian yang berbeda dari apa yang seharusnya, dan berbeda dari bahasa aslinya, kata-kata itu tidak menyajikan Firman Allah bagi pembacanya."

Masalah dengan buku-buku kuno adalah kebingungan pihak pembaca karena gaya bahasa telah berkembang selama bertahun-tahun dan banyak makna teks Alkitab sedang menghilang pada rata-rata pembaca. Beberapa bagian telah disalahpahami. Tata bahasa juga telah berkembang dan perubahan di atas membuat lebih mudah dibaca sambil memurnikan bahasa dan membuatnya lebih halus.

Pranala luar

sunting