Wayang nganjor
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Masalah khususnya adalah: Perlu diwikifikasi |
Wayang Nganjor merupakan wayang kontemporer yang muncul dan berkembang di wilayah Pandeglang, Banten. Wayang Nganjor merupakan sebuah perumusan ulang bentuk, gaya, serta struktur pertunjukan pada seni ubrug, rampak bedug dan wayang golek.[1] Kesenian ini lahir dan mucul ditengah pertumbuhan masyarakat milenial yang dipromotori oleh dalang Ki Tirta Nugraha Pratama dengan melakukan rekonstruksi kesenian tradisi ubrug, rampak bedug dan wayang golek sebagai pijakan utama pertunjukan wayang nganjor.
Secara betuk, Wayang Nganjor merupakan sebuah bentuk pertunjukan teater rakyat yang mengambil esensi pertunjukan wayang golek dan sandiwara atau secara umum di Banten disebut ubrug. Secara harfiah kata ‘nganjor’ berarti ‘berkunjung’, istilah yang beredar di masyarakat Pandeglang untuk mengartikan jika suatu masyarakat kampung hendak pergi ke kampung lain hanya sekedar untuk ‘adu bedug’. Di masa lalu, masyarakat Pandeglang sering melakukan adu bedug disaat bulan ramadhan tiba. dikenal istilah ‘nganjor’ yang tersebar di masyarakat Pandeglang. [1]
- ^ Ahmad, Hilal (2024-04-29). "Wayang Nganjor, Warisan Kebudayaan yang Masih Dipertontonkan di Banten". zetizens.id. Diakses tanggal 2024-04-30.