Drs. Wardjito Soeharso, M.Sc. (lahir 19 Januari 1958) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karya sastra dalam bentuk puisi dan esai yang dimuat di berbagai media massa. Mengawali debut kepenyairannya sejak tahun 1983.[1][2]

Kehidupan pribadi

sunting

Wardjito Soeharso lahir di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, namun mengenyam pendidikannya di Kota Salatiga. Sejak usia muda, Wardjito sudah mengakrabi dunia seni melalui bacaan komik, cerita silat, dan cerita anak-anak. Dia mulai menulis puisi dan prosa ketika masih duduk di bangku SMP dengan mengirimkan karyanya, baik di majalah remaja maupun di majalah dinding sekolahnya. Lantas dia memperdalam minat sastranya dengan melanjutkan kuliah di jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Selama kuliah, dia aktif dalam kegiatan kelompok teater kampus. Dalam wadah inilah minat dan bakat menulisnya semakin terasah. Banyak puisi dan naskah drama telah ditulisnya. Begitu menyelesaikan kuliahnya, dia bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Wilayah Departemen Penerangan Provinsi Jawa Tengah. Kesibukannya sebagai PNS pun tak menyurutkan minatnya untuk tetap menjalani proses kreatif sebagai penyair. Bahkan, dari instansinya, dia memperoleh beasiswa melanjutkan pascasarjana di Universitas Boston, Massachusetts, Amerika Serikat dengan mengambil konsentrasi pada bidang International Coummunication. Kini dia menjabat sebagai widyaiswara Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah sembari terus berkarya dan menggerakkan generasi muda untuk mencintai sastra.[3][4]

Sejak tahun 2018 ia pensiun dan mengisi waktu dengan lebih banyak menulis di media sosial.

  • Mendung di Atas Kota Semarang (1983)
  • Penerbitan Pers di Indonesia: Dari Undang Undang Sampai Kode Etik (Aneka Ilmu Semarang, 1993)
  • Antologi Puisi Penulismuda (Media E-Solusindo Semarang, 2007)
  • Yuk, Nulis Puisi (Percetakan Negara RI Surabaya, 2008)
  • Yuk, Nulis Artikel (Media E-Solusindo Semarang, 2009)
  • Phantasy Poetica-Imazonation (pm-publisher Semarang, 2010)
  • Ide, Kritik, Kontemplasi (pm-publisher Semarang, 2010)
  • Puisi Menolak Korupsi 1 (Forum Sastra Surakarta, 2014)
  • Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta, 2014)
  • Memo Untuk Presiden (Forum Sastra Surakarta, 2014)
  • Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia (HMGM Indramayu, 2014)
  • Antologi Bersama Pengantin Langit (BNPT dan Komunitas Sastra Indonesia, Jakarta: 2014,
  • Pengantin Langit (BNPT dan Komunitas sastra Indonesia Jakarta, 2014)
  • Puisi: Medium Komunikasi dalam Pembelajaran (AzzaGrafika, 2014)
  • Kumpulan Puisi: Sakkarepmu! (HMGM Indramayu, 2015)
  • Puisi: Medium Komunikasi dalam Pembelajaran (Azzagrafika, Yogya,2015)
  • Satrio Piningit (Antologi Bersama Tulisan Tangan Penyair, HMGM: 2018)
  • Novel Trilogi: Di Balik Bayang-Bayang Kasih Sayang (Rua Aksara, Yogya: 2019)
  • Melepas Bayang (Rua Aksara, Yogya: 2020); Menebar Bayang (Rua Aksana, Yogya: 2021)
  • Seri Antologi 76 Penyair Membaca Indonesia (TISI, 2021)
  • Antologi 93 Penyair Membaca Ibu (TISI, 2021)
  • Antologi Dwi Bahasa, Bahasa Ibu Bahasa Darahku (TISI, 2021)
  • Bersama Komunitas Lumbung Puisi dalam Antologi Puisi T (2021).

Novel Seri 1: Di Balik Bayang-Bayang Kasih Sayang, diminta oleh opinijateng.com untuk dimuat sebagai cerita bersambung Rubrik Ekspresi di portal webnya. Novel terbarunya, Ketapel (Rua Aksara, Yogya, 2022) juga mendapat sambutan tak kalah hangat dari para pembaca.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting