Wanurejo, Borobudur, Magelang

desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Wanurejo adalah desa di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Wanurejo terletak 600 meter dari Candi Borobudur dan menjadi pintu gerbang masuk menuju Candi Borobudur, sejarah cikal bakal desa Wanurejo adalah Eyang Pangeran Haryo Wanu Tejakusuma. Dia adalah putra Sri Sultan Hamengkubuwana II dari istri selir Dewi Rantamsari, dengan tanggal 17 Mei 1769. Dia masih adik Pangeran Diponegoro lain ibu.

Wanurejo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenMagelang
KecamatanBorobudur
Kode pos
56553
Kode Kemendagri33.08.02.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°36′51″S 110°13′0″E / 7.61417°S 110.21667°E / -7.61417; 110.21667


Desa Wisata

sunting

Di Kecamatan Borobudur terdapat beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya yaitu Desa Wanurejo setiap tahun mengadakan "Gelar Budaya" yang diikuti semua warga Desa Wanurejo yang terdiri dari 9 Dusun. Untuk memeriahkan acara tersebut, dari setiap dusun menampilkan berbagai macam kreativitas dan kesenian tradisional.

  • Dusun Barepan

Dusun ini menjadi perbatasan dengan desa Borobudur. Di dusun ini juga terdapat berbagai macam pengrajin. "Topeng Ireng Wira Catra" (dayakan) merupakan kesenian tradisional di Dusun Barepan.

  • Dusun Bejen

Di Dusun Bejen anda dapat menikmati keindahan alam Sungai Progo. Di Dusun ini juga banyak pengrajin. Tahun 2003 dusun ini membuat tempe raksasa berbentuk stupa candi. "Kubro Adi Siswo" adalah kesenian tradisional di dusun ini.

  • Dusun Brojonalan

Dusun ini merupakan gerbang masuk menuju Candi Borobudur. Di sini juga berdiri Candi yang menjadi objek wisata. Candi Pawon adalah nama Candi yang berdiri di dusun ini. Di Dusun Brojonalan juga mempunyai paguyuban seni tradisional berupa kuda lumping "Siswo Turonggo".

  • Dusun Gedongan

Di dusun ini bisa kita jumpai para penggrajin ukiran bambu. dusun gedongan juga memecah rekor MURI dengan karya seni ukirnya yang sukses membuat kerai bambu terbesar d Indonesia dalam acara Gelar Budaya Wanurejo 2005. Di dusun ini juga memiliki kesenian tradisional berupa dayakan Topeng Ireng "Manusia Rimba".

  • Dusun Jowahan

Dusun Jowahan terletak di sebelah utara Dusun Gedongan, sungai sebagai pembatas ke dua dusun tersebut. Di Dusun Jowahan juga berdiri pendopo Nitihardja, pendiri pendopo tersebut adalah R. Soedarmo Nitiharjo, salah satu keturunan ningrat dari keraton. Dia juga pernah menjabat sebagai lurah Wanurejo tahun 1927-1933. Berbagai macam pengrajin juga bisa kita jumpai di dusun ini. "Pitutur" menjadi kesenian rakyat dusun ini.

  • Dusun Ngentak

Dusun Ngentak tergolong dusun termuda di antara dusun lainnya di Desa Wanurejo. Dusun ini berdiri sekitar tahun 1996. Di Ngentak kita bisa jumpai sumber mata air asin, lokasinya pun tak jauh dari jalan utama dusun ini. Demi melestarikan seni budaya Jawa serta berniat ikut memeriahkan di setiap evant Gelar Budaya Wanurejo, pada pertengahan tahun 2003 Dusun Ngentak mendirikan paguyuban kesenian tradisional kuda lumping. Dari sesepuh setempat kesenian tersebut diberi nama CAHYO MARSUDI BUDOYO.

  • Dusun Soropadan

Dusun ini berada di sebelah selatan Dusun Ngentak dan juga merupakan perbatasan antara desa Wanurejo dengan desa Ngargogondo. Di sebelah selatan terbentang aliran Sungai Sileng. Arumba (alunan rumpun bambu) merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Alat musik ini menjadi kebanggaan masyarakat Wanurejo khususnya bagi Dusun Soropadan.

  • Dusun Tingal Kulon

Dusun Tingal Kulon berada di tengah Desa Wanurejo sekaligus pusat pemerintahan Desa Wanurejo berada di dusun ini. Di Dusun Tingal Kulon juga banyak pengrajin seni. Dusun ini pula yang menjadi tempat lahirnya mantan Menteri Penerangan (1968-1973) yaitu H. Boediardjo. Dia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kamboja & Spanyol, serta menjadi mantan direktur utama PT. Taman Wisata Candi Borobudur & Prambanan (1979-1985). Dalam bidang seni budaya, Masyarakat dusun ini juga mempunyai kesenian tradisional jatilan yang telah di uri-uri sejak tahun 1952 hingga sekarang. Nama kesenian terbut adalah "Panji Paningal Kudo Sadewo".

  • Dusun Tingal Wetan

Dusun Tingal Wetan terletak di antara Dusun Bejen dengan Dusun Tingal Kulon. Di dusun ini terlahir juga para pengrajin yang telah menghasilkan karya seni yang menarik. Kuda kepang terbesar menjadi salah satu hasil karya seni yang berhasil menjadi pemecah rekor MURI.[1] Di Masjid Tiban "Baiturahman" terdapat sebuah "Bedug" bersejarah peninggalan Pangeran Diponegoro. Konon Bedug tersebut digunakan oleh Pangeran Diponegoro sebagai genderang perang dalam melawan penjajah di peristiwa perang jawa.

"Sekar Diyu" merupakan paguyuban seni tradisional di Dusun Tingal Wetan. Sebagai Desa wisata, kini masyarakat Desa Wanurejo sedang giat membangun desanya. Desa ini mendukung keberadaan objek wisata Candi Borobudur. Potensi sejarah dan budaya di desa tersebut menjadi modal utama ditambah kreativitas serta aktivitas masyarakat desa yang dinamis akan menggugah perkembangan desa ini menjadi desa yang menarik bagi wisatawan.

  1. ^ Prasetya, Nova Agung; Budi, Setyo (2021-02-04). "pergeseran fungsi seni grafis dari karya seni murni menjadi karya seni terapan". Texture:Art and Culture Journal. 3 (2): 94–99. doi:10.33153/texture.v3i2.3275. ISSN 2655-6758.