Wanita dalam Revolusi Korea Utara
Wanita meraih sejumlah reformasi sosial dan hukum tak terhitung pada Revolusi Korea Utara (1945–1950). Hukum yang dicetuskan oleh rezim Kim Il-sung resmi memberikan hak wanita yang ditolak pada masa masa penjajahan Jepang dan generasi-generasi sebelumnya. Wanita dapat masuk tempat kerja bersama dnegan pria dan meraih sejumlah hak — hak untuk pendidikan, hak kepemilikan dan pewarisan properti, hak untuk keterlibatan politik — agar wanita dapat masuk ranah publik. Berbagai organisasi wanita seperti Liga Wanita Demokratik Korea dibentuk untuk menghimpun hukum dan menunjang kebutuhan dari rezim. Korea Utara masih memegang nilai-nilai neo-Konfusian yang menjunjung ibu rumah tangga dan menambahkan tujuan baru pada keluarga inti.
Sumber
suntingReferensi
sunting- Armstrong, Charles K. (2003). The North Korean revolution, 1945-1950. Ithaca: Cornell University Press. ISBN 978-0-8014-4014-4.
- Kim, Suzy (2005). Politics of Empowerment: Everyday Life Within the North Korean Revolution (1945-1950) (Tesis Ph.D. thesis). University of Chicago, Department of History. OCLC 61883008. http://pi.lib.uchicago.edu/1001/cat/bib/5717512.
- Park, Kyung Ae (1992). "Women and Revolution in North Korea". Pacific Affairs. 65 (4): 527–545. JSTOR 2760318.
Bacaan tambahan
sunting- Kim, Suzy (2010). "Revolutionary Mothers: Women in the North Korean Revolution, 1945–1950". Comparative Studies in Society and History. 52 (4): 742–767. doi:10.1017/S0010417510000459.
- Park, Hyon Ok (1998). "Ideals of Liberation: Korean Women in Manchuria". Dalam Elaine H. Kim; Chungmoo Choi. Dangerous Women: Gender and Korean Nationalism. New York: Routledge. hlm. 229–248. ISBN 978-1-136-04806-7.
- Park, Kyung Ae (1994). "Women and Revolution in South and North Korea". Dalam Mary Ann Tétreault. Women and Revolution in Africa, Asia, and the New World. Columbia: University of South Carolina Press. hlm. 161–191. ISBN 978-1-57003-016-1.
- Ryang, Sonia (2000). "Gender in Oblivion: Women in the Democratic People's Republic of Korea (North Korea)". Journal of Asian and African Studies. 35 (3): 323–349. doi:10.1177/002190960003500303.[pranala nonaktif permanen]