Voyager 2 adalah wahana antariksa nirawak yang diluncurkan oleh NASA pada 20 Agustus 1977, untuk mempelajari planet-planet luar dan medium antarbintang di luar heliosfer Matahari. Sebagai bagian dari program Voyager, wahana ini diluncurkan 16 hari sebelum kembarannya, Voyager 1, dengan lintasan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai planet gas raksasa Jupiter dan Saturnus, namun memungkinkan pertemuan lebih lanjut dengan planet es raksasa Uranus dan Neptunus.[4] Voyager 2 tetap menjadi satu-satunya wahana antariksa yang mengunjungi salah satu dari kedua planet es raksasa tersebut, dan merupakan wahana antariksa ketiga dari lima wahana antariksa yang berhasil mencapai kecepatan lepas dari Matahari, yang memungkinkan wahana tersebut meninggalkan Tata Surya.

Voyager 2
Model of a small-bodied spacecraft with a large, central dish and many arms and antennas extending from it
Model desain pesawat ruang angkasa Voyager
Jenis misiEksplorasi planet
OperatorNASA / JPL[1]
COSPAR ID1977-076A[2]
SATCAT no.10271[3]
Situs webvoyager.jpl.nasa.gov
Durasi misi
  • 47 tahun, 3 bulan, 7 hari berlalu
  • Misi planet: 12 tahun, 1 bulan, 12 hari
  • Misi antarbintang: 35 tahun, 1 bulan, 26 hari berlalu
Properti wahana
ProdusenJet Propulsion Laboratory
Massa luncur8.255 kilogram (18.199 pon)
Daya470 watts (saat peluncuran)
Awal misi
Tanggal luncur20 Agustus 1977, 14:29 (20 Agustus 1977, 14:29) UTC
Roket peluncurTitan IIIE
Tempat peluncuranCape Canaveral LC-41
Terbang lintas Jupiter
Posisi terdekat9 Juli 1979
Jarak570.000 kilometer (350.000 mi)
Terbang lintas Saturnus
Posisi terdekat26 Agustus 1981
Jarak101.000 km (63.000 mi)
Terbang lintas Uranus
Posisi terdekat24 Januari 1986
Jarak81.500 km (50.600 mi)
Terbang lintas Neptunus
Posisi terdekat25 Agustus 1989
Jarak4.951 km (3.076 mi)
 

Deskripsi

sunting

Voyager 2 merupakan pesawat ruang angkasa tak berawak yang dikirim untuk mengunjungi planet-planet terluar tata surya.

Voyager 2 merupakan satu-satunya pesawat ruang angkasa yang berhasil menyelesaikan Planetary Grand Tour atau mengunjungi sekaligus Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus yang hanya mungkin dilakukan sekali setiap 176 tahun.

Keberhasilannya mengunjungi semua planet luar membuat Voyager 2 sering disebut sebagai wahana penjelajah ruang angkasa paling produktif.

Gambar-gambar planet terluar yang muncul di buku, majalah, dan internet, sebagian besar menggunakan gambar yang diambil oleh Voyager 2, terutama untuk Uranus dan Neptunus.

Saat ini, Voyager 2 berada pada jarak sekitar dua kali jarak matahari-pluto atau sekira 83,5 AU (1 AU = jarak bumi-matahari).

Wahana ini terus menjauh dari matahari dengan jarak 3 AU per tahun, dan memiliki cukup kecepatan untuk melepaskan diri dari gravitasi tata surya.

Berbeda dengan mitranya, Voyager 1, yang diluncurkan satu bulan kemudian tetapi secara signifikan lebih jauh, Voyager 2 belum berada di luar daerah di mana angin matahari adalah kekuatan utama dalam dinamika partikel debu yang dikenal sebagai heliosphere.

Masa hidup Voyager 2 diperkirakan sampai tahun 2020. Pada saat itu, sumber tenaga wahana ini yaitu generator termal radioisotop akan kehabisan daya.

Diluncurkan pada tanggal 20 Agustus 1977 dari Cape Canaveral, Florida, Voyager 2 membutuhkan waktu kurang dari dua tahun untuk mencapai Jupiter.

Wahan ini melintas paling dekat dengan Jupiter pada tanggal 9 Juli 1979 dan berhasil membuat pengamatan pertama dari aktivitas vulkanik pada salah satu bulan Jupiter, Io.

Aktivitas vulkanik yang berhasil diamati dari Io meliputi sembilan letusan gunung berapi yang melemparkan material berkecepatan 1 km/detik dengan ketinggian hingga 300 kilometer.

Semburan material vulkanik ini begitu cepat dan jauh sehingga sebagian diantaranya dapat melepaskan diri dari gravitasi Io sehingga memunculkan magma mengambang di seluruh sistem Jovian.

Menggunakan bantuan gravitasi Jupiter, Voyager 2 melanjutkan perjalanan ke Saturnus, menemukan beberapa bulan baru, kemudian ke Uranus dan Neptunus, yang juga menemukan bulan baru, serta berhasil mengambil pengukuran akurat atas suhu dan kecepatan awan-puncak di planet-planet tersebut.

Komponen

sunting

Instrumen ilmiah

sunting
Nama instrumen Singkt. Singkatan
Imaging Science System
(disabled)
(ISS) Memanfaatkan sistem dua kamera (narrow-angle/wide-angle) untuk memberikan citra Jupiter, Saturnus dan benda-benda lainnya di sepanjang lintasan. More
Radio Science System
(disabled)
(RSS) Memanfaatkan sistem telekomunikasi dari pesawat ruang angkasa Voyager untuk menentukan sifat fisik planet dan satelit (ionosfer, atmosfer, massa, bidang gravitasi, kepadatan) dan jumlah dan distribusi ukuran materi dalam cincin Saturnus dan dimensi cincin. More
Infrared Interferometer Spectrometer
(disabled)
(IRIS) Menelaah keseimbangan energi global dan lokal dan komposisi atmosfer. Profil suhu vertikal juga diperoleh dari planet-planet dan satelit serta komposisi, sifat termal, dan ukuran partikel dalam cincin Saturnus. More
Ultraviolet Spectrometer
(disabled)
(UVS) Dirancang untuk mengukur sifat atmosfer, dan untuk mengukur radiasi. More
Triaxial Fluxgate Magnetometer
(active)
(MAG) Dirancang untuk menyelidiki medan magnet Jupiter dan Saturnus, interaksi surya-angin dengan magnetospheres planet ini, dan medan magnet antarplanet untuk batas angin matahari dengan medan magnet antar bintang dan seterusnya, jika menyeberang. More
Plasma Spectrometer
(active)
(PLS) Menyelidiki sifat makroskopik dari ion plasma dan langkah-langkah elektron dalam kisaran energi dari 5 eV sampai 1 keV. More
Low Energy Charged Particle Instrument
(active)
(LECP) Mengukur diferensial dalam fluks energi dan distribusi sudut ion, elektron dan diferensial dalam komposisi ion energi. More
Cosmic Ray System
(active)
(CRS) Menentukan asal dan proses percepatan, riwayat hidup, dan kontribusi dinamis sinar kosmik antar bintang, nukleosintesis elemen dalam sumber kosmik-ray, perilaku sinar kosmik dalam medium antarplanet, dan planet terjebak energik-lingkungan partikel. More
Planetary Radio Astronomy Investigation
(disabled)
(PRA) Memanfaatkan a-menyapu frekuensi radio penerima untuk mempelajari sinyal radio-emisi dari Jupiter dan Saturnus. More Voyager: Sounds Of The Cosmos, the Album made from Voyager's PRA Instrument Recordings
Photopolarimeter System
(disabled)
(PPS) Memanfaatkan teleskop dengan polarizer untuk mengumpulkan informasi tentang tekstur permukaan dan komposisi Jupiter dan Saturnus dan informasi tentang sifat hamburan atmosfer dan kepadatan untuk kedua planet. More
Plasma Wave System
(partially disabled)
(PWS) Menyediakan kontinu, pengukuran selubung-independen dari profil elektron-density di Jupiter dan Saturnus serta informasi dasar tentang interaksi gelombang-partikel lokal, berguna dalam mempelajari magnetospheres.. More

Galeri

sunting


Referensi

sunting

Catatan

Kutipan

  1. ^ "VOYAGER:Mission Information". NASA. 1989. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-20. Diakses tanggal January 2, 2011. 
  2. ^ "Voyager 2". US National Space Science Data Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 20, 2009. Diakses tanggal August 25, 2013. 
  3. ^ "VOYAGER 2". N2YO. Diakses tanggal August 25, 2013. 
  4. ^ Butrica, Andrew. From Engineering Science to Big Science. hlm. 267. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 29, 2020. Diakses tanggal September 4, 2015. Despite the name change, Voyager remained in many ways the Grand Tour concept, though certainly not the Grand Tour (TOPS) spacecraft. Voyager 2 was launched on August 20, 1977, followed by Voyager 1 on September 5, 1977. The decision to reverse the order of launch had to do with keeping open the possibility of carrying out the Grand Tour mission to Uranus, Neptune, and beyond. Voyager 2, if boosted by the maximum performance from the Titan-Centaur, could just barely catch the old Grand Tour trajectory and encounter Uranus. Two weeks later, Voyager 1 would leave on an easier and much faster trajectory, visiting Jupiter and Saturn only. Voyager 1 would arrive at Jupiter four months ahead of Voyager 2, then arrive at Saturn nine months earlier. Hence, the second spacecraft launched was Voyager 1, not Voyager 2. The two Voyagers would arrive at Saturn nine months apart, so that if Voyager 1 failed to achieve its Saturn objectives, for whatever reason, Voyager 2 still could be retargeted to achieve them, though at the expense of any subsequent Uranus or Neptune encounter. 
  5. ^ "Voyager 1 Narrow Angle Camera Description". NASA / PDS. August 26, 2003. Diakses tanggal January 17, 2011. 
  6. ^ "Voyager 1 Wide Angle Camera Description". NASA / PDS. August 26, 2003. Diakses tanggal January 17, 2011. 

Pranala luar

sunting