Jalan Appia
Jalan Appia (Jalan Apius; bahasa Latin dan bahasa Italia: Via Appia) adalah salah satu jalan Romawi yang paling tua dan secara strategis yang paling penting republik. Jalan ini menghubungkan Roma dengan Brindisi, Apulia, di Italia tenggara. Statius menyebut jalan ini sebagai "ratu jalan panjang" (Latin: regina viarum).[1][2] Nama jalan ini diambil dari Appius Claudius Caecus, censor Romawi yang memulai dan menyelesaikan bagian pertama dari jalan ini sebagai jalan militer ke selatan pada tahun 312 SM dalam Perang Samnium.
Pembangunan jalan
suntingBagian utama Jalan Appia mulai dibangun dan diselesaikan pada tahun 312 SM.
Jalanannya dimulai dengan jalan tanah yang diratakan, kemudian di atasnya diberi batu-batu kecil dan besar. Di atas batu-batu itu diberi lapisan gravel, akhirnya ditambah lapisan penutup, batu-batu yang terkait satu sama lain untuk membentuk permukaan datar. Sejumlah batu itu sangat bagus kaitannya sehingga dikatakan tidak bisa disisipi sebilah pisau pada sambungannya. Jalanan itu diberi lubang di tengah untuk saluran air dan di kedua sisinya diberi selokan serta tembok penahan.
Antara Roma dan Danau Albano
suntingJalan ini dimulai di Forum Romanum, melewati "Servian Wall" pada gerbang "porta Capena", selanjutnya melintasi potongan pada clivus Martis, menuju ke luar kota. Untuk bagian jalan ini, para pembuat menggunakan Jalan Latina (via Latina). Pembangunan tembok "Aurelian Wall" berabad-abad kemudian membutuhkan pendirian gerbang lain, "Porta Appia". Di luar kota Roma, Jalan Appia melewati daerah pinggiran yang makmur, jalur kuno ke pegunungan Alban, di mana terletak Norba. Jalanan ini pada waktu itu merupakan suatu via glarea, "jalan dari bahan gravel". Orang Romawi membangun jalan dengan kualitas bagus, berlapis-lapis batu bersemen di atas lapisan batu-batu kecil, diberi lubang air di tengah, selokan di kedua sisi, batu penahan pada bagian yang menurun, dan jalur tanah untuk pejalan kaki. Jalan Appia diyakini merupakan jalan buatan Romawi pertama yang menggunakan semen lime. Materinya adalah batu vulkanik. Permukaan jalan dikatakan sangat mulus sehingga tidak terlihat sambungan-sambungannya. Bagian jalan di kota Roma masih ada dan dihiasi dengan banyak monumen dari berbagai zaman, meskipun semennya sudah aus dan tererosi dari sambungan-sambungan, meninggalkan permukaan yang sangat kasar.
Melintasi rawa-rawa
suntingJalan ini dibuat lurus menembus pegunungan Alban dengan potongan dan penimbunan. Gradien jalan cukup tajam. Kemudian memasuki bekas rawa-rawa Pontine. Jalan penghubung di atas air dari batu sepanjang kira-kira 19 mil (31 km) melintasi kubangan-kubangan air yang tidak bergerak dan berbau busuk, terhalang dari laut oleh bukit-bukit pasir. Appius Claudius berencana untuk mengeringkan rawa-rawa itu, meneruskan upaya-upaya sebelumnya, tetapi ia gagal. Jalan penghubung dan jembatan-jembatan terus menerus membutuhkan perawatan. Tidak ada orang yang suka melintasi rawa-rawa. Pada tahun 162 SM, Marcus Cornelius Cathegus memerintahkan pembangunan terusan di sepanjang jalan untuk mengurangi trafik dan menyediakan jalur alternatif jika jalan utama diperbaiki. Orang Romawi lebih suka menggunakan terusan ini.
Sepanjang pantai
suntingJalan Appia mengambil jalur pantai pada kota Tarracina. Namun, orang Romawi meluruskan jalan itu dengan potongan yang membentuk tebing-tebing sampai sekarang. Dari sana jalan itu berbelok ke utara ke arah Capua, yang pernah merupakan titik akhir pada awal pembangunannya. Caudine Forks terletak tidak jauh di utara. Jadwal perjalanan umum dari utara ke selatan adalah:
- Aricia (Ariccia),
- Tres Taberne (Tres Tabernae; "Tiga Kedai")
- Forum Apius (Forum Appii)
- Tarracina (Terracina),
- Fondi (Fundi)
- Formiae (Formia),
- Minturnae (Minturno),
- Sinuessa (Mondragone),
- Casilinum
- Capua
Sejumlah tempat ini merupakan koloni-koloni yang ditambahkan setelah Perang Samnit. Panjang jalan adalah 132 mil (212 km). Asalnya jalan ini tidak mempunyai batu penanda jarak, karena belum pernah digunakan. Beberapa penanda jarak yang masih terlestarikan dibuat di kemudian hari, termasuk batu jarak pertama dekat porta Appia. Rasul Paulus dan rombongannya melewati jalan ini dalam perjalanannya ke Roma yang dicatat dalam kitab Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul 28:15) dalam Alkitab Kristen.
Foto
sunting-
Bekas Jalan Appia di Roma, dekat Quarto Miglio
-
Bekas Jalan Appia di dekat kota Roma.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Silvae, 2.2
- ^ Povoledo, Elisabetta (April 5, 2008). "Past Catches Up With the Queen of Roads". New York Times. Diakses tanggal 2008-04-05.
In ancient times the Appian Way, which links Rome to the southern city of Brindisi, was known as the regina viarum, the queen of the roads. But these days its crown appears to be tarnished by chronic traffic congestion, vandalism and, some of its guardians grumble, illegal development.