Utsuro-bune (うつろ舟, 'hollow ship'), juga Utsuro-fune dan Urobune, merujuk kepada sebuah objek tak dikenal yang terdampar pada 1803 di provinsi Hitachi di pesisir timur Jepang. Catatan dari kisah tersebut muncul dalam tiga teks: Toen shōsetsu (1825), Hyōryū kishū (1835) dan Ume-no-chiri (1844).

Utsuro-bune. Manjudō, perahu aneh itu terdampar di daratan di wilayah Lord Ogasawara.
Penggambaran tinta dari Utsuro-bune buatan Nagahashi Matajirou (1844).

Pada tanggal 22 Februari tahun 1803, nelayan lokal dari pantai ‘Harayadori’ di provinsi Hitachi melihat sebuah “kapal” yang aneh hanyut di perairan. Merasa penasaran, mereka menarik kapal itu ke pinggiran pantai, dan menemukan bahwa tinggi kapal itu 129,9 inci dan lebarnya 212,6 inci, yang mengingatkan para saksi mata tersebut tentang Kohako (tungku pembakar dupa khas Jepang). Bagian atasnya tampaknya terbuat dari kayu rosewood (sonokeling) merah yang dilapisi, sedangkan bagian bawahnya ditutupi dengan pelat tembaga, yang secara jelas berfungsi untuk melindunginya dari batu-batu tajam. Bagian atasnya memiliki beberapa jendela yang terbuat dari kaca atau kristal, yang ditutupi dengan jeruji dan disumbat dengan sejenis resin pohon. Jendelanya benar-benar transparan dan para nelayan yang bingung melihat ke dalamnya. Bagian dalam dari Utsuro-bune dihiasi dengan teks-teks yang ditulis dalam bahasa yang tidak dikenal.

Para nelayan menemukan barang-barang di dalamnya seperti dua helai sprei tempat tidur, botol yang diisi dengan 3,6 liter air, beberapa kue dan daging kepal. Kemudian para nelayan itu melihat seorang wanita muda yang cantik, mungkin berusia 18 atau 20 tahun. Ukuran tubuhnya dikatakan 4,93 kaki. Wanita itu memiliki rambut dan alis berwarna merah, rambutnya memanjang dengan ekstensi buatan berwarna putih. Ekstensi rambutnya bisa saja terbuat dari bulu putih atau bubuk tekstil bergaris-garis tipis. Gaya rambut ini tidak dapat ditemukan dalam literatur. Kulit wanita itu berwarna merah muda yang sangat pucat. Ia mengenakan pakaian mewah, yang panjang dan kain halus yang tidak diketahui. Wanita itu mulai berbicara, tapi tidak ada yang mengerti apa yang dikatakannya. Ia juga tampaknya tidak memahami perkataan para nelayan dengan baik, sehingga tidak ada yang bisa bertanya tentang asal-usulnya. Meskipun wanita misterius itu tampaknya ramah dan sopan, ia bertindak secara aneh, karena ia selalu menggenggam kotak persegi yang terbuat dari bahan berwarna pucat dan berukuran sekitar 23,62 inci. Wanita itu tidak mengizinkan siapa pun untuk menyentuh kotak itu, tidak peduli seberapa ramah atau para saksi itu bertanya dengan cara mendesak.

Sumber

sunting

Pranala luar

sunting