Ushahidi merupakan nama yang diberikan untuk sejenis halaman web atau aplikasi yang digunakan untuk memadukan banyak data, presentasi, atau fungsi dari dua sumber atau lebih (disebut juga dengan mashup) untuk menciptakan layanan jasa baru. Ushaidi diciptakan pada akhir tahun 2007 sebagai respon dari huru hara setelah pemilu yang terjadi di Kenya.[1][2] Tidak lama kemudian perusahaan dengan nama yang sama dibentuk dengan tujuan menjadikan ciptaan ini sebuah platform sumber terbuka.[1] Kini nama ushaidi dikenal sebagai perusahaan dan platform utama yang menjadi ujung tombaknya.[1]

Logo Ushahidi

"Ushahidi" sendiri berasal dari bahasa Swahili yang berarti "kesaksian".[1] Tim inti Ushaidi terdiri dari Ory Okolloh, Erik Hersman, David Kobia dan Juliana Rotich yang merintis Ushahidi untuk pertama kalinya di Kenya pada waktu luang mereka dan kini berpindah kerja secara penuh waktu untuk platform ini.

Cara kerja

sunting

Ushaidi tidak berdiri sendiri, untuk dapat berfungsi dengan baik aplikasi ini menggunakan FrontlineSMS sebuah perangkat lunak bebas yang dapat menjadikan laptop dan telepon genggam menjadi hub untuk penyebarluasan teks.[2] Saat SMS dikirimkan dari area kejadian, pesan akan menyelaraskan dengan perangkat lunak Ushaidi dan muncul pada kotak surat admin web. Kemudian admin web dapat memilih untuk membalas pesan teks tersebut pada pengirim untuk memverifikasi informasi, mengirimkannya pada banyak orang sebagai peringatan, atau memposkan informasi tersebut pada situs web dengan menandai lokasinya dari google maps (atau melakukan ketiganya sekaligus). Frontline SMS menyediakan nomor telpon di daerah-daerah dimana SMS gateways yang lebih besar tidak beroperasi.

Sejarah

sunting

Ushahidi menjadi salah satu upaya terbaru (2007) dalam percobaan pengumpulan berita melalui masyarakat umum ("crowd-source") dimana berita berita mengenai kejadian darurat krisis diungkap pada lokasi-lokasi yang sulit dijangkau menggunakan surel dan telepon genggam.[2] Niat utama adalah untuk mendapatkan perhatian dan bantuan secepatnya pada area-area yang membutuhkan saat organisasi-organisasi pengumpul berita banyak yang telah memangkas biro-biro pemberitaan mereka di luar negeri.[2] Organisasi yang mengawali pengumpulan berita oleh masyarakat umum adalah witness.org yang dibantu oleh bintang musik rock Peter Gabriel yang memberikan kamera dan perlengkapan penyuntingan pada pekerja bantuan kemanusiaan dan melatih mereka merekam pelanggaran HAM, kemudian Sahana perangkat lunak berbasis sumber terbuka yang mirip dengan Ushaidi di ciptakan di Sri Lanka setelah kejadian tsunami pada tahun 2004.[2] Perangkat ini banyak digunakan untuk mengkoordinasikan bantuan dan permintaan bantuan dalam keadaan darurat/ bencana, pencarian korban yang ada di tenda-tenda/ lokasi penampungan/ perlindungan serta mengkoordinasikan sukarelawan pada gempa bumi yang terjadi di Pakistan (2005), longsor lumpur di Filipina (2006), gempa bumi di Peru (2007), dan gempa bumi di Cina (2008).[2]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d (Inggris) Ushaidi FAQ Diarsipkan 2012-02-26 di Wayback Machine.
  2. ^ a b c d e f (Inggris) Forbes Magazine dated December 08, 2008: Citizen Voices Megha Bahree dikutip pada 10 Maret 2012