Upie Guava
Lutfie Abdullah yang dikenal sebagai Upie Guava (lahir 27 Desember 1976) adalah sutradara, dan Penyanyi Indonesia. Pada tahun 2012, beberapa karyanya masuk beberapa nominasi di ANTV Klik Awards dan Inbox Awards. Ia memenangkan penghargaan sebagai sutradara terdahsyat di Dahsyat Awards.
Upie Guava | |
---|---|
Lahir | Lutfie Abdullah 27 Desember 1976 Jakarta, Indonesia |
Nama lain | Upie Guava |
Pekerjaan | sutradara, desainer grafis, Penyanyi |
Tahun aktif | 2000 - sekarang |
Orang tua | Abdullah Bahwal (ayah) Safinaz Amier (ibu) |
Selain itu ia juga mengerjakan beberapa video musik penyanyi internasional seperti: David Pedroza (Amerika Serikat), AeonSable (Jerman), dan BrandonStone (Georgia).
Biografi
suntingIa adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara, dari pasangan Abdullah Bahwal dan Safinaz Amier. Upie merupakan nama panggilannya sejak kecil.
Jiwa seninya berawal dari kegemaran menggambar sejak usia dini. Orang tuanya mendukung hal tersebut dengan memasukannya ke beberapa kursus menggambar hingga memenangkan beberapa lomba menggambar. Memasuki era sekolah dasar di SD Islam Al-Azhar Pusat, kegemarannya terhadap seni terus mengembang ke seni musik. Saat itu, kakaknya merupakan gitaris dari grup musik kover untuk The Beatles dengan nama AlBeat di sekolah yang sama, namun di tingkat SMA. Kegemarannya akan musik diperdalam ketika ia bersama seorang sahabatnya mendapatkan fasilitas kursus gratis gitar oleh salah satu guru seni saat jam istirahat. Kegiatannya sebagai pemusik terus berlanjut hingga ia kuliah di Universitas Trisakti dengan jurusan Desain Produk. Saat kuliah, ia memelopori sebuah kegiatan kampus yang merupakan gabungan teater dan musik dengan nama Kotak Pensil yang berdiri hingga saat ini. Selain itu, ia juga memberi ide dan berkontribusi dalam sebuah CD kompilasi musik yang berjudul Indesign, dan menyumbangkan satu trek dengan nama Venus. Setelah ia lulus kuliah, ia bergabung dengan grup musik Debrur sebagai vokalis dan menelurkan satu album berjudul Dengarkan Aku di bawah naungan label Blackboard Musik Indonesia (2002).
Impiannya menjadi sutradara muncul sejak kecil karena terpengaruh film-film fantasi dan fiksi ilmiah seperti Jurassic Park dan Star Wars. Namun impian itu sempat kandas karena pada saat itu sarana untuk mengembangkan hobinya sangat mahal dan terkesan terlampau jauh dari apa yang dia miliki saat itu.
Di antara kegiatannya sebagai musisi, ia juga mengerjakan desain sampul untuk beberapa album seperti Jikustik, Dr.PM, Ungu, Rossa, Noin Bullet, Nugie, Rio Febrian, Astrid, Michael Idol, dan Stinky.
Kesempatan untuk mengembangkan bakatnya sebagai seorang sutradara mulai terbuka di tahun 2002 ketika ia sedang terlibat dalam proyek desain poster dan album lagu tema untuk film Tragedi yang merupakan karya Rudy Soedjarwo. Sebuah kamera video yang dipergunakan Rudy untuk membuat film tersebut dijual kepadanya dengan harga yang dibawah pasaran pada saat itu. Tanpa berpikir 2 kali, ia langsung membeli kamera tersebut dan pada hari yang sama ia membuat film pendek pertamanya di kamar dengan judul Cigarette Madness.
Pada bulan yang sama ia mengerjakan video klip pertamanya dari grup musik sahabat-sahabatnya selama di kampus dengan nama Kripik Peudeus dan berjudul Lepas Kendali, yang menjadi MTV Artist of The Month pada masanya. Setelah itu, ia meneruskan kariernya sebagai vokalis grup musik Debrur, sutradara video klip dan desainer untuk kover album secara bersamaan.
Berangkat dari kejenuhan dan keinginannya untuk membuka wawasan, ia pun pindah ke Berlin, Jerman untuk memulai kembali kariernya. Pada awalnya, sembari mempelajari bahasa dan memperluas pergaulannya, ia bermain musik di jalanan. Setelah dirasa cukup, ia mulai kembali menjadi sutradara video klip untuk musisi di negara tersebut, seperti Sandhy Sondoro.
Di tahun 2009, ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai sutradara lepas (freelance). Ia menjadi salah satu sutradara video musik paling produktif, yang mengerjakan hampir semua proyek dari musisi papan atas di Indonesia. Selain itu, ia juga merangkap sebagai sinematografer dan editor dalam setiap karyanya.
Karya-karya nya banyak menjadi trending Youtube seperti Noah, Atta halilintar, Armada, Ade Govinda, Cakra Khan dan lain lain.
Upie menyutradarai film dokumenter berjudul Kemarin yang dirilis pada Desember 2020. Film tersebut tentang grup musik Indonesia Seventeen yang sebagian anggotanya meninggal pada Tsunami Selat Sunda 2018 dan Upie menganggapnya sebagai "penutup dari utang untuk menjalankan amanat sahabat-sahabat Seventeen yang lebih disayang Tuhan."[1] Pada penghargaan Piala Maya yang digelar pada Maret 2021, Upie menerima empat nominasi, yaitu nominasi Film Dokumenter Panjang Terpilih dan Penyutradaraan Berbakat untuk film Kemarin serta dua nominasi di kategori Video Klip Musik Terpilih untuk "Rindu dalam Hati" yang dinyanyikan Arsy Widianto dan Brisia Jodie dan "Kala Cinta Menggoda" yang dibawakan grup musik Noah.[1] Film Kemarin juga menjadi nominasi untuk Film Dokumenter Terbaik pada Festival Film Indonesia 2021.[2]
Pada tahun yang sama bersama beberapa rekannya ia lebih banyak mendalami teknologi XR virtual Production, hingga karya video klip Armand Maulana "be with you" besutannya menjadi karya pertama di Indonesia dengan teknologi tersebut. Dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya hingga saat ini. Dan ia banyak dikenal sebagai sutradara pertama yang mengadaptasi teknologi XR virtual production pertama di Indonesia.
Pada tahun 2022, ia berkolaborasi dengan beberapa partner me launching studio XR virtual Production nya yang diberi nama DossGuavaXR Studio di daerah pejaten barat Jakarta Selatan.
Filmografi
suntingSutradara
suntingVideo klip musik
sunting
- Debrur - Dengarkan Aku
- Album lagu tema untuk film Tragedi
- Surat Cinta untuk Starla - film pendek dan musik video
- Nidji - Lagu Cinta, Save Me, Liberty and Victory
- Ungu - I Need You, Sayang
- Indah Dewi Pertiwi - Gerakkan Badanmu, Tentang Aku dan Dia, Aku Tak Berdaya, Teman Terindah, Gejolak Cinta bersama Sandhy Sondoro
- Marcell Siahaan - Mau Dibawa Kemana
- D'Bagindas - Maafkan, Suka Sama Kamu
- Sm*sh - Ada Cinta
- D'masiv - Semakin, Pergilah Kasih
- Sandhy Sondoro - End of The Rainbow (European Version)
- Aeonsable - Agnosia
- David Pedroza - Easy to Love
- Rossa bersama Taufik Batisah - Aku Bersahaja
- Cinta Laura - Tulalit
- GAC - Ingin Putus Saja, Cuma Aku
- Calvin Jeremy - Berdua
- Vidi Aldiano - Gadis Genit, Lupakan Mantan, Apakah Ku Jatuh Cinta bersama Sherina
- Afgan - Dalam Mihrab Cinta, Katakan Tidak
- Letto - Cinta Bersabarlah
- Govinda - Simpananku
- Astoria - Akhir Yang Indah, Segala Luka
- Brandon Stone - Lenka
- Tangga - Utuh, Cinta Tak Mungkin Berhenti
- Sheila on 7 - Hari Bersamanya
- Last Child bersama Gisella Anastasia - Seluruh Nafas Ini
- Noah - Tak Lagi Sama, Ini Cinta, Seperti Kemarin, Kemesraan, Cinta Bukan Dusta, My Situation, Kupeluk Hatimu, Kau Udara Bagiku, Mendekati Lugu, Badai Pasti Berlalu, Bintang di Surga, Di Atas Normal
- JKT48 - Papan Penanda Isi Hati
- Sheryl Sheinafia - Bla Bla Bla
- Lyodra ft Andi Rianto - Sang Dewi
Film
suntingSebagai sutradara
sunting- Surat Cinta Untuk Starla (2017, film pendek)
- Kemarin (2020)
Sebagai desainer grafis
sunting- Tragedi (2001)
Referensi
sunting- ^ a b Radius, Kompas/Dwi Bayu (25 Februari 2021). "Upie Guava, Penutup Utang". Kompas.id. Diakses tanggal 28 Agustus 2022.
- ^ Fiqih Rahmawati (10 November 2021). Desy Afrianti, ed. "Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2021". Kompas TV. Diakses tanggal 28 Agustus 2022.