Ungut-ungut adalah seni olah vokal khas Angkola dan Mandailing yang isi syair yang di lantunkan kadang tentang ratapan kepiluan hidup atau kemiskinan. Ungut-ungut bisa di iringi dengan musik dan tanpa musik.[1] Orang biasa berungut-ungut saat sedang di ladang ataupun sedang mengembala kerbau di padang yang luas yang isinya biasanya tentang kesedihan. Berbeda dengan ungut-ungut saat horja boru (Pesta perkawinan),isi dari ungut-ungut adalah puji-pujian dan harapan semoga kedua mempelai mendapatkan anak dan rezeki yang banyak serta keturunannya kelak akan menjadi panutan.[2][3]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting