Umi Kulsum
Umi Kulsum adalah sastrawati dan aparatur sipil negara berkebangsaan Indonesia. Pada tahun 2017, Umi terpilih sebagai salah satu peserta Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia.[1]
Umi Kulsum | |
---|---|
Lahir | Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia |
Pekerjaan | Sastrawati, aparatur sipil negara |
Tahun aktif | 2013-sekarang |
Kehidupan awal
suntingUmi Kulsum lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Cilacap, Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan SMA, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
Karier
suntingTulisan-tulisannya berupa puisi, esai, opini, dan cerita pendek dipublikasikan di sejumlah surat kabar, seperti Kompas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Merapi, Sejada, Solo Pos, dan Indopos, serta terangkum dalam berbagai antologi. Pada tahun 2016, buku kumpulan puisinya, Lukisan Anonim menerima penghargaan di Festival Hari Puisi Indonesia sebagai buku unggulan. Selain menulis dan bekerja sebagai aparatur sipil negara, Umi juga sering dipercaya menangani kegiatan sastra dan budaya, serta aktif dalam Masyarakat Tradisi Bantul, yang memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk merawat kegiatan tradisi, seperti Rabu Pungkasan, Pisungsung Jaladri, dan Nguras Eceh. Di tahun 2008, bersama Ahmad Zamzuri dan Susilawati Endah Peni, ia ditunjuk oleh Balai Bahasa Yogyakarta untuk meneliti buku sastra. Hasil penelitian mereka tersebut dibukukan dengan judul Penelitian Pengajaran Sastra Indonesia di SLTP Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bibliografi
sunting- Menyisir Senja (2013)
- Pulang (2014)
- Parangtritis (2014)
- Negeri Laut (2015)
- Anakku Sayang Ibuku Pulang (2016)
- Lukisan Anonim (2016)
- Jalan Remang Kesaksian (2016)
- Gelombang Puisi Maritim (2016)
- Wajah Ibu (2016)
- Perempuan Perempuan (2017)
- Akar Ketuban (2017)
- Jalan Tak Lagi Terjal (2017)
Referensi
sunting- ^ Apa & Siapa Penyair Indonesia edisi revisi: Umi Kulsum, Yayasan Hari Puisi, 2017, hal. 588, ISBN 978-602-50502-0-6