Fajar senja

penerangan atmosfer saat Matahari tidak terlihat secara langsung karena berada di bawah ufuk
(Dialihkan dari Twilight)

Fajar senja atau temaram[1] (bahasa Inggris: twilight) adalah waktu ketika matahari berada di bawah cakrawala, tetapi berkas cahayanya yang disebut aram temaram[2] masih tampak di langit akibat pantulan sinar matahari langsung ke permukaan Bumi.[3] Periode ini terjadi sebelum matahari terbit (fajar) atau setelah matahari terbenam (senja).

Siluet manusia dan objek sekitar ketika fajar senja
Fajar di Samocice, Polandia.

Sinar matahari yang tersebar di atmosfer atas menyinari atmosfer bawah, dan permukaan Bumi pun tidak terang dan tidak gelap. Matahari sendiri tidak terlihat karena berada di bawah cakrawala. Karena kualitas cahaya ambien yang tidak biasa pada periode ini, cahaya aram sangat dikenal oleh fotografer dan pelukis yang menjulukinya sebagai "jam biru", sesuai istilah Prancis l'heure bleue. Fajar senja secara teknis diartikan sebagai periode sebelum Matahari terbit dan setelah Matahari terbenam ketika muncul cahaya alami dari atmosfer atas yang menerima langsung sinar Matahari dan menyebarkan sebagian sinarnya ke permukaan Bumi..[4]

Subkategori metode

sunting

Terdapat tiga subkategori metode dan berterima secara umum dalam menetukan fajar senja, yakni:

  • Fajar senja sipil (civil twilight)
posisi matahari di bawah ufuk sampai dengan ketinggian -6°
  • Fajar senja nautikal (nautical twilight)
posisi matahari di bawah ufuk dengan ketinggian -6°sampai dengan -12°
  • Fajar senja astromomis (astronomical twilight)
posisi matahari di bawah ufuk dengan ketinggian -12° sampai dengan -18°

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting

Bahan bacaan

sunting
  • Mateshvili, Nina (2005). "Twilight sky brightness measurements as a useful tool for stratospheric aerosol investigations". Journal of Geophysical Research. 110 (D09209): D09209. Bibcode:2005JGRD..11009209M. doi:10.1029/2004JD005512. 

Pranala luar

sunting