Tutur Tinular III: Pendekar Syair Berdarah
Tutur Tinular III: Pendekar Syair Berdarah adalah film Indonesia tahun 1992 dengan disutradarai oleh Sofyan Sharna dan dibintangi oleh Murti Sari Dewi dan Sandy Nayoan.
Tutur Tinular III: Pendekar Syair Berdarah | |
---|---|
Sutradara | Sofyan Sharna |
Produser | Hasok Soebroto |
Pemeran | Murti Sari Dewi Sandy Nayoan Baron Hermanto Wingky Harun Sawung Sembadha Devi Permatasari Deddy Sutomo Amin Ansari Wenda Wijaya Golden Casmara Torro Margens Gitty srinita Intan Fully |
Penata musik | Sherman |
Sinematografer | Thomas Susanto |
Penyunting | Arturo GP |
Tanggal rilis | 1992 |
Durasi | 79 menit |
Negara | Indonesia |
Sinopsis
suntingArya Dwipangga (Baron Hermanto) mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu (Sandy Nayoan), tetapi pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Bajil (Wingky Haroen), yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni. Untuk itu ia sudah mandi darah tujuh anak laki turunan satria. Untuk korban kedelapan ia akan menculik kemenakan Kamandanu, Pandji (Sawung Sembadha), anak Dwipangga dengan Ratih. Maka terjadi perkelahian antara Bajil dan Kamandanu yang memang ditugaskan untuk membawa kepala Bajil oleh raja. Di tengah perkelahian muncul Arya Dwipangga. Terjadilah perkelahian segitiga. Panji berhasil diselamatkan, dan Kamandanu yang terluka juga berhasil dilarikan istrinya, Sakawuni (Murti Sari Dewi). Luka ini mula-mula diobati oleh seorang tabib yang juga ditewaskan Dwipangga. Lalu Empu Lungga (Deddy Sutomo), yang sebenarnya masih merawat luka Kamandanu, bersama anaknya (Devi Permatasari) berhasil memulihkan Kamandanu, karena cintanya, meski akhirnya tak bisa berbalas. Kamandanu lalu membantu Sakawuni yang mencoba merebut Panji yang sudah hampir jadi korban. Bajil dikalahkan. Dwipangga muncul lagi. Setelah perkelahian sejenak, Panji muncul memanggil ayahnya. Dwipangga tak sampai hati meneruskan perkelahian. Ia menghilang sambil menyatakan dendamnya tidak bisa punah. Bajil diserahkan pada Majapahit.[1]
Referensi
sunting- ^ Laman Tutur Tinular III[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010
Pranala luar
sunting