Tupai akar

Mamalia kecil yang tinggal di pohon yang merupakan anggota famili tupai (Sciuridae)
Tupai Akar
Tupai akar, Tupaia glis
di Kebun Binatang Bronx, New York
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
T. glis
Nama binomial
Tupaia glis
Diard, 1820
Sinonim
  • Sorex glis Diard 1820: 478[2]
  • T. anambae Lyon, 1913
  • T. batamana Lyon, 1907
  • T. castanea Miller, 1903
  • T. chrysomalla Miller, 1900
  • T. cognate Chasen, 1940
  • T. demissa Thomas, 1904
  • T. discolor Lyon, 1906
  • T. ferruginea Raffles, 1821
  • T. hypochrysa Thomas, 1895
  • T. jacki Robinson and Kloss, 1918
  • T. lacernata Thomas and Wroughton, 1909
  • T. longicanda Lyon, 1913
  • T. longicauda Kloss, 1911
  • T. obscura Kloss, 1911
  • T. pemangilis Lyon, 1911
  • T. penangensis Robinson and Kloss, 1911
  • T. phaeura Miller, 1902
  • T. phoeniura Thomas, 1923
  • T. press É. Geoffroy and F. Cuvier, 1822
  • T. pulonis Miller, 1903
  • T. raviana Lyon, 1911
  • T. redacta Robinson, 1916
  • T. siaca Lyon, 1908
  • T. siberu Chasen and Kloss, 1928
  • T. sordida Miller, 1900
  • T. tephrura Miller, 1903
  • T. umbratilis Chasen, 1940
  • T. wilkinsoni Robinson and Kloss, 1911

Sumber: Mammals Species of the World[3]

Tupai akar[4] (Tupaia glis Diard) adalah sejenis tupai kecil anggota suku Tupaiidae. Hewan ini menyebar di wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), Semenanjung Malaya, dan Palawan, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.[5] Ada pula yang menyebutnya tupai tanah.[6]

Pengenalan

sunting

Tupai bertubuh sedang hingga besar, kepala dan badan antara 170-235 mm, ekor 170–242 mm, dan kaki belakang 45–56 mm.[4] Berat badannya berkisar antara 85-190 g.[6]

Punggung berwarna cokelat kemerahan (tengguli) dan ekor kehitam-hitaman; sementara perut berwarna abu-abu kekuning-kuningan (bungalan).[4][6] Biasanya terdapat coret atau garis pucat di bahunya.[4] Permukaan bawah ekor gundul, sehingga ekor tampak pipih.[6] Anak jenis T.g. longipes sisi perutnya berwarna bungalan kusam sampai bungalan kemerahan, sementara sisi bawah ekornya keabu-abuan. Sedangkan T.g. salatana sisi perut dan sisi bawah ekornya kemerahan tua.[4]

Ekologi

sunting

Aktif mencari makan pada waktu siang hari (diurnal).[4][6] Tupai akar hidup berpasangan, dan mempunyai kawasan yang dijaga ketat (teritori).[6]

Tupai ini acap terlihat berkeliaran di sekitar pohon tumbang atau di dahan-dahan di wilayah terbuka dengan sedikit pohon, atau di permukaan tanah.[4] Makanannya berupa semut, rayap, kumbang, laba-laba, dan buah-buahan, biji serta tunas.[6] Kadang-kadang juga memangsa kadal dan tikus kecil.[6]

Tupai akar mendiami hutan dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 meter di atas permukaan laut dan kadang-kadang di wilayah perkebunan di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.[6] Di Kalimantan tercatat hingga ketinggian 1.100 m dpl., di hutan dan kebun serta perkebunan.[4] Biasanya tupai ini ditemukan dalam hutan primer tetapi juga sering dijumpai di hutan sekunder, perkebunan, kebun buah, dan pohon-pohon di dekat daerah perumahan.[7]

Anak jenis

sunting

Di Kalimantan dikenal dua anak jenisnya:[4]

  • Tupaia glis longipes, yang menyebar di Sarawak di utara S. Rajang, seluruh Sabah, dan di Kalimantan Timur di utara S. Kayan.
  • Tupaia glis salatana, menyebar di Pulau Kalimantan di selatan aliran S. Rajang dan S. Kayan.

Jenis serupa

sunting
  • Tupai gunung (T. montana) berwarna mirip; namun kaki belakangnya lebih pendek (37–45 mm) dan umumnya menyebar di pegunungan di atas 900 m dpl.[4]
  • Tupai indah (T. splendidula) rambut ekornya kemerahan seragam, tanpa belang.[4]
  • Tupai tanah atau tupai puwar, moncongnya lebih panjang[6] dan memiliki garis gelap di tengah punggungnya.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Han, K. H. (2008). "Tupaia glis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4. International Union for Conservation of Nature. 
  2. ^ Diard, P.M. & A. Duvaucel. 1820. "Sur une nouvelle espèce de Sorex — Sorex Glis". Asiatick Researches, or, Transactions of the society instituted in Bengal, for inquiring into the history and antiquities, the arts, sciences, and literature of Asia, Volume 14: 472. Calcutta: Phillip Pereira - The Hindoostanee Press, 1822
  3. ^ Reeder's Mammals Species of the World: Tupaia glis Diard, 1820.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 168, LG. 2 & 5. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia.
  5. ^ Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. The Mammals of Indomalayan Region: a systematic review: 47-8. Oxford: Nat. Hist. Mus. Publ. & Oxford Univ. Press.
  6. ^ a b c d e f g h i j Shadily, H. 1984. Ensiklopedi Indonesia Jilid ke-6. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects.
  7. ^ Parr, J.W.K. 2003. Large Mammals of Thailand. Bangkok: Sarakadee Press.