Tungro
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Penyakit tungro adalah penyakit yang disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda, yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV).[1] Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya. Sejumlah species wereng hijau dapat menularkan virus tungro pada padi, tetapi Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
Tungrovirus | |
---|---|
Klasifikasi virus | |
Takson tak dikenal (perbaiki): | Tungrovirus |
Spesies tipe | |
Rice tungro bacilliform virus |
Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi (Oryza sativa). Penyakit ini menyebar tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi terjadi juga dibeberapa negara Asia lainnya seperti India, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dua virus, yaitu virus bentuk batang Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice tungro spherical waikavirus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama karena antara satu virus dengan yang lainnya tidak terjadi proteksi silang. Dalam menyebaran kedua virus penyebab penyakit tungro ini membutuhkan vektor, yaitu oleh wereng hijau (Nephotettix virescen) secara semipersistensi (lamanya virus ditahan dalam vektor hanya beberapa hari). Hal ini dikarenakan kedua virus tersebut tidak mempunyai alat gerak untuk berpindah dari suatu tempat ketempat lain.Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya perubahan warna daun dimulai dari ujung daun, tanaman padi menjadi kerdil, jumlah anakan sedikit, dan pertumbuhannya terhambat. Berat dan ringannya gejala yang yang tampak menunjukkan tingkat keparahan penyakit pada tanaman padi yang terinfeksi virus tungro. Tingkat keparahan penyakit tungro sendiri tergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman padi pada saat terinfeksi. Tanama padi yang muda umumnya lebih rentan terhadap infeksi virus tungro dibandingkan tanaman tua.
Secara morfologis tanaman padi yang tertular virus tungro menjadi kerdil, daun berwarna kuning sampai kuning jingga disertai bercak-bercak berwarna cokelat. Perubahan warna daun di mulai dari ujung, meluas ke bagian pangkal. Jumlah anakan sedikit dan sebagian besar gabah hampa. Infeksi virus tungro juga menurunkan jumlah malai per rumpun, malai pendek sehingga jumlah gabah per malai rendah. Serangan yang terjadi pada tanaman yang telah mengeluarkan malai umumnya tidak menimbulkan kerusakan fatal. Tinggi rendahnya intensitas serangan tungro ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor (penular), adanya varietas peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan, namun keberadaan vektor yang mengandung virus adalah faktor terpenting. Intensitas penyakit tungro juga dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas dan stadia tanaman. Tanaman stadia muda, sumber inokulum tersedia dan populasi vektor tinggi akan menyebabkan tingginya intensitas serangan tungro. Ledakan tungro biasanya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada pertanaman yang tidak serempak.
Gejala Serangan
suntingGejala penyakit tungro umumnya muncul kurang lebih seminggu setelah inokulasi, dimulai dari adanya diskolorasi kekuningan pada ujung daun muda, kemudian diikuti klorosis di antara vena daun. Tanaman yang sakit parah mempunyai anakan sedikit, pertumbuhan akar terhambat, sangat kerdil, dan menghasilkan panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah kosong. Gejala penyakit akan persisten pada varietas yang rentan, sedangkan pada varietas yang agak tahan gejala tidak berkembang pada daun muda dan ada kecenderungan sehat kembali.
Serangan tungro di suatu hamparan sawah pada umumnya terlihat berkelompok, suatu indikasi bahwa waktu infeksi berbeda-beda. Sebaran tanaman sakit yang mengelompok dapat menyebabkan hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan sakit. Pada varietas yang agak tahan, setelah petani memberikan tambahan pupuk nitrogen, pertanaman padi yang semula sakit tampak seperti sembuh, menghijau kembali dan memberikan harapan untuk memperoleh hasil panen, walaupun sebenarnya virus-virus tungro masih tetap ada dan berkembang di dalamnya. Yang sering terjadi pada varietas yang rentan, pertanaman tampak merana sampai waktu panen atau sampai ada usaha sanitasi untuk menghilangkan sumber penyakit. Pada kasus yang lain apabila pertanaman padi terhindar dan infeksi sampai umur dua bulan, maka virus-virus tungro tidak akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil panen
Infeksi virus tungro
suntingInfeksi penyakit ini menyebabkan tanaman kerdil, daun muda berwarna kuning dari ujung daun, daun yang kuning tampak sedikit memelintir dan jumlah anakan lebih sedikit dari tanaman sehat. Secara umum hamparan tanaman padi terlihat berwarna kuning dan tinggi tanaman tidak merata, terlihat spot-spot tanaman kerdil. Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu virus bentuk batang (RTBV: rice tungro bacilliform virus) dan bentuk bulat (RTSV: rice tungro sperical virus) yang hanya dapat ditularkan oleh wereng, terutama yang paling efisien adalah spesies wereng hijau Nephotettix virescens Distant. Wereng hijau dapat mengambil kedua virus tersebut dari singgang, bibit voluntir (ceceran gabah saat panen yang tumbuh), teki, dan eceng. Wereng hijau spesies N. virescens telah mendominasi komposisi spesies wereng hijau di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Populasi N.virescens jarang mencapai kepadatan populasi tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan langsung. Adanya kebiasaan pemencaran imago terutama di daerah tanam tidak serempak, meskipun populasinya rendah apabila ada sumber inokulum efektif menyebarkan tungro.
Cara Pengendalian
sunting1). Waktu tanam tepat Singgang merupakan sumber inokulum virus tungro. Agar terhindar dari infeksi virus yang berasal dari singgang, maka persemaian dilakukan paling tidak 5 (lima) hari setelah pengolahan tanah selesai dan tidak ada lagi singgang. Tanam diupayakan seawal mungkin sehingga pada saat populasi wereng hijau mencapai puncak, tanaman padi sudah berumur > 60 hst dan lebih tahan tungro. Waktu tanam yang tepat dapat ditentukan dengan memperhatikan fluktuasi populasi wereng daun hijau dan keberadaan tungro tahunan. Waktu tanam yang tepat adalah saat tanam yang dapat menghindarkan tanaman pada saat fase rentan (≤ 30 hst) tidak bertepatan dengan tekanan tungro tinggi (populasi wereng hijau dan keberadaan gejala tungro tinggi). 2). Bibit sehat Jangan memindahkan/menggunakan bibit dari daerah endemis tungro. 3). Tanam serentak Untuk membatasi keberadaan umur tanaman yang rentan terhadap perkembangan dan penularan virus tungro dilakukan upaya tanam serentak pada hamparan seluas-luasnya/unit hamparan pengairan. 4). Pergiliran tanaman Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi/bukan inang virus tungro. 5). Penggunaan varietas tahan Penggunaan varietas tahan sesuai dengan keadaan setempat. Varietas tahan virus tungro: Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo, serta varietas agak tahan virus tungro: yang baru dilepas tahun 2009: Inpari 8 dan Inpari 9. 6) Pergiliran varietas tahan Penanaman varietas tahan yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang dapat mematahkan varietas tahan. Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru. 7). Sanitasi dan Eradikasi Eradikasi dilakukan dengan cara pengolahan tanah dan pembenaman sumber tungro, untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan sekaligus menekan terjadinya penularan virus tungro lebih lanjut. Sanitasi dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman terserang, turiang/singgang dan rumput yang menjadi inang. 8). Pengendalian vektor Di daerah endemis tungro dilakukan aplikasi insektisida butiran 6 kg/500 m2 sehari sebelum sebar benih. Apabila diperlukan di pertanaman dilakukan aplikasi insektisida sehari sebelum tanam dengan dosis sesuai anjuran. Aplikasi insektisida di persemaian dapat juga dilakukan apabila nilai indeks tekanan tungro > 75, dan pada pertanaman apabila saat berumur < 3 mst ditemukan 2 rumpun tanaman terserang tungro per 100 rumpun, disamping terus dilakukan sanitasi terhadap tanaman sakit.
Untuk mencegah serangan penyakit tungro ini, menurut dia, perlu adanya penyesuaian tanam varietas tahan tungro saat populasi wereng hijau sedang tinggi. Mulyadi menyarankan, untuk mengatur waktu tanam, sehingga saat puncak populasi tungro, tanaman sudah memasuki fase generatif atau 45 hari atau lebih masa tanam. Sebab, serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
“Atur waktu tanam agar saat terjadi puncak kerapatan populasi dan intensitas tungro, tanaman telah berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Semakin muda umur tanaman, maka semakin besar persentase kehilangan hasil yang ditimbulkan,” katanya.
Perhatikan juga kondisi klimatologis daerah. Pasalnya, puncak populasi wereng hijau terjadi pada 1,5-2 bulan setelah curah hujan mencapai puncaknya. Saat populasi wereng hijau mencapai puncaknya, tanaman padi yang masih muda atau berumur 21-35 hari setelah tanam sangat peka terserang tungro. Dengan demikian waktu tanam yang tepat adalah 30-45 hari sebelum puncak curah hujan atau pada saat curah hujan mencapai puncaknya.
Referensi
sunting- ^ "Rice Tungro Bacilliform Virus - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2021-07-18.
Bacaan lanjutan
sunting- Agung NK, 2012. Pengendalian Virus Tungro Pada Tanaman Padi Sawah Di Kecamatan Padang Gelugur Kab. Pasaman. http://swarapertanian.blogspot.com/2012/05/pengendalian-virus-tungro-pada-tanaman.html. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Anonim, 2012. Tungro. https://docs.google.com/document/d/1ml1YtFPoChXnXzc8VHbRWW8dGIA18Kox_MO7OScb1kQ/edit?pli=1. Diakses gl 30 Desember 2012.
- Biologigonz, 2012. Virus tungro padi. http://biologigonz.blogspot.com/2010/10/virus-tungro-padi.html. diakses tgl 30 Desember 2012.
- Diperta jabarprov, 2012. Pengendalian penyakit tungro. http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1216 Diarsipkan 2013-01-11 di Wayback Machine.. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- H.Achmad Mujtahid, 2012. Mengenal virus penyakit tungro pada padi dan cara pengendaliannya. http://bp4klotim.wordpress.com/2011/05/26/mengenal-penyakit-virus-tungro-pada-tanaman-padi-dan-startegi-pengendaliannya/. Diakses tgl 30 Desember 2012. Herdinbisnis, 2012. Virus tungro, apa dan bagaimana cara mengatasinya. http://www.herdinbisnis.com/2012/12/tungro-apa-dan-bagaimana-mengatasinya.html#.UOAuH8jCVdg Diarsipkan 2012-12-13 di Wayback Machine.. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Ito al-fath, 2012. Penyakit padi (virus) tungro. http://ppnsituban.blogspot.com/2012/01/penyakit-padi-virus-tungro.html. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Lalu Wirajaswadi, 2012. Penyakit tungro dan pengendaliannya pad tanaman padi. http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=300:penyakit-tungro-dan-pengendaliannya-pada-tanaman-padi&catid=53:artikel&Itemid=49[pranala nonaktif permanen]. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Mas Pary, 2012. Penyakit tungro pada tanaman padi. http://www.gerbangpertanian.com/2011/02/penyakit-tungro-pada-tanaman-padi-virus.html. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Nasruddin, Andi; Rahim, Danial; Fatahuddin, 2012. Kajian epidemiologi sebagai dasar penerapan pengendalian terpadu penyakit virus tungro pada padi http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2826[pranala nonaktif permanen]. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Rianto Tamba, 2012. Virus tungro. http://ryantotamba.blogspot.com/2012/01/virus-tungro.html. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- SaungUrip, 2012. Penyakit tungro. http://saungurip.blogspot.com/2012/05/penyakit-tungro.html. Diakses tgl 30 Desember 2012.
- Sin Lai, 2012. Virus tungro. http://viendriz.blogspot.com/2012/10/virus-tungro.html. diakses tgl 30 Desember 2012.
- Sutisman Nasa, 2012. Virus tungro padi. http://www.pupuk-nasa.com/virustungro/ Diarsipkan 2014-03-13 di Wayback Machine.. Diakses tgl 30 Desember 2012.