Tugu Muda
Tugu Muda (bahasa Jawa: ꦠꦸꦒꦸꦩꦸꦢ) adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Monumen ini terletak di Jalan Nasional Rute 20 yang mengarah ke Solo. Tugu Muda menggambarkan semangat juang dan patriotisme warga Semarang; khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tugu Muda | |
---|---|
Informasi umum | |
Lokasi | Semarang, Jawa Tengah |
Alamat | Jalan Pemuda Jalan Pandanaran Jalan MGR Soegijopranoto |
Mulai dibangun | 10 November 1951 |
Rampung | 20 Mei 1953 |
Tinggi | 53 meter |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Dr Mundo Hendro |
Deskripsi
suntingTugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pada sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Untuk mempercantik Tugu Muda, dibangunlah sebuah taman yang mengelilingi Tugu Muda. Di taman ini di beri beberapa ornamen supaya tugu muda dapat dijadikann sebagai taman kota, antara lain ada air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan anggun di malam hari. Pada taman terdapat pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah yang menggambarkan Pertempuran lima hari di Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.
Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai lambang Pancasila. Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain yaitu:[1]
- Relief Hongerodeem
- Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat.
- Relief Pertempuran
- Menggambarkan betapa besar gelora semangat serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya.
- Relief Penyerangan
- Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
- Relief Korban
- Menggambarakan bahwa dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang,banyak rakyat yang menjadi korban.
- Relief Kemenangan
- Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi bumi kota Semarang.
Sejarah pembangunan
suntingTugu ini didirikan untuk mengenang peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang.[2] Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, tetapi karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951, Wali kota Semarang, Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu seperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur Jawa Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.
Tugu muda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro.[3] Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari Kaliurang dan Paker.
Bangunan yang berada disekitar tugumuda adalah Lawang Sewu, Gedung Pandanaran, Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti dan Gereja Katedral Semarang.
Tugu Muda berada di sebuah bundaran bertemunya jalan-jalan besar di Semarang, yaitu Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan MGR. Soegijapranata (lebih sering disebut Jalan Siliwangi). Dan sebuah jalan kecil yang berada di sebelah Pasar Bulu, yaitu Jalan HOS. Cokroaminoto.
Catatan kaki
sunting- ^ Ngendog, Warak; Team, Warak Ngendog Tech (2023-03-20). "Tugu Muda Semarang - Sejarah, Lokasi, dan Fasilitas". Semarang. Diakses tanggal 2023-04-17.
- ^ "Sejarah Monumen Tugu Muda Semarang". 13 Juli 2012.
- ^ "Tugu Muda". 13 Juli 2012.