Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani

K.H. Tubagus Ahmad Chatib bin Wasi' al-Bantani[4] atau K.H. Tubagus Ahmad Chatib (lahir di Pandeglang, Banten, 1885 – meninggal di Pandeglang, Banten, 19 Juni 1966 pada umur 80–81)[5] adalah seorang ulama, pejuang, dan perintis kemerdekaan Republik Indonesia dari Banten. Pada tahun 1926, Ahmad Chatib menjadi tokoh penting dalam pemberontakan melawan pemerintah kolonial, yang kemudian membuatnya ditangkap dan dibuang ke Boven Digul.[6] Pada tanggal 19 September 1945 Soekarno, selaku Presiden Republik Indonesia mengangkat Ahmad Chatib menjadi Residen Banten. Pada masanya, Ia juga pernah menduduki jabatan penting lain di pemerintahan Indonesia seperti Dewan Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR), bahkan pernah menduduki kursi MPRS dan BPPK.[7]

K.H.
Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani
Residen Banten
PresidenIr. H. Soekarno
WakilZulkarnaen Suria Kertalegawan
Informasi pribadi
Lahir
Tubagus Ahmad Chatib

1885
Hindia Belanda Gayam, Cadasari, Pandeglang, Banten
Meninggal19 Juni 1966(1966-06-19) (umur 80–81)
Indonesia Gayam, Cadasari, Pandeglang, Banten
MakamKawasan Masjid Agung Banten, Banten Lama[1]
KebangsaanIndonesia Indonesia
HubunganSyekh Asnawi al-Bantani (mertua)[2]
AnakKH. Tubagus Achmad Suchari Khatib & K.H. Tubagus Fathul Adzim[3]
Orang tuaK.H.Tubagus Muhamad Waseh (Wasi')
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Silsilah Nasab

sunting
  • KH. Tb. Ahmad Khatib
  • Syaikh Tb. Wase'
  • KH. Tb. Thahir
  • KH. Tb. Hafidz
  • Ratubagus Abdullah
  • Pangeran Qadhi Jayasantika
  • Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qadir
  • Sultan Maulana Muhammad
  • Sultan Maulana Yusuf
  • Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)

Residen Banten

sunting

Pada pertengahan bulan September 1945, diadakan perundingan dengan para tokoh masyarakat Kabupaten Serang di kediaman Zulkarnain Suria Kartalegawa, di antaranya dengan Kiai Haji Ahmad Chatib dan Kiai Haji Syam'un. Dalam perundingan tersebut dibicarakan pembagian tugas pemerintahan di Banten, para pemuda kemudian mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia agar segera mengangkat Kiai Haji Ahmad Chatib sebagai Residen Banten yang menangani administrasi dan pemerintahan sipil di Banten, serta Kiai Haji Syam'un untuk menangani segala unsur militer.[8]

Setelah dilantik sebagai Residen Banten, K.H. Amad Chatib menunjuk Zulkarnaen Suria Kertalegawan menjadi Wakil Residen. Untuk mengisi jabatan bupati di daerah Serang, Pandeglang dan Lebak, K.H. Ahmad Chatib meminta para bupati lama untuk sementara tetap dalam jabatan dan meneruskan tugasnya. Sementara Kiai Haji Syam'un yang ditunjuk menangani bidang militer segera mewujudkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat di Banten. Yang menjadi anggota BKR di Banten ini antara lain adalah bekas anggota PETA, Heiho, Hizbullah, Sabilillah, API, dan bentuk kelaskaran lainnya.[8]

Peranan

sunting

Selain peran K.H. Tubagus Ahmad Chatib dalam roda pemerintahan negara, dalam usahanya memajukan agama dan umat ia mencetuskan berdirinya Majelis Ulama, Perusahaan Alim Ulama (PAU), serta mendirikan perguruan tinggi seperti Universitas Islam Maulana Yusuf yang di kemudian hari berganti nama menjadi UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten.

Untuk mengenang jasa-jasanya, Dinas Sosial Provinsi Banten melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah mengusulkan K.H. Tb. Ahmad Chatib untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia.[9][10][11]

Referensi

sunting
  1. ^ "Makam KH. Tubagus Ahmad Chotib". store.tempo.co. Diakses tanggal 2017-05-05. 
  2. ^ Malik, Abdul (2004). Jejak Ulama Banten: Dari Syekh Yusuf Hingga Abuya Dimyati. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten. ISBN 9789792516746. Diakses tanggal 2017-05-05. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Sultan Syarif Muhammad Ash-Shafiuddin". dtangsel.sch.id. Diakses tanggal 2017-05-05. 
  4. ^ "DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN | Ahmad Chatib Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional". dinsos.bantenprov.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-05. 
  5. ^ Administrator (2017-04-29). "Tb Ahmad Chatib Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional". radarbanten.co.id. Diakses tanggal 2017-05-05. 
  6. ^ Williams, Michael C. (2003). Arit dan Bulan Sabit: Pemberontakan Komunis 1926 Di Banten. Yogyakarta: Syarikat Indonesia. hlm. 74–87. ISBN 979-96812-1-9. 
  7. ^ "Catatan K.H. T.B. Achmad Suchari Chatib, Seorang Putera Residen Banten (1920-2005) – SiberNews". Diakses tanggal 2020-06-14. 
  8. ^ a b "Banten Pada Masa Awal Kemerdekaan Republik Indonesia" (PDF). 2014-12-25. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-06-08. Diakses tanggal 2017-05-05. 
  9. ^ "Tubagus Akhmad Khatib Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional : Okezone News". news.okezone.com. Diakses tanggal 2017-05-05. 
  10. ^ Mulyadi (2016-11-13). "Ini Tiga Tokoh Dari Banten yang akan Diusulkan Mendapat Gelar Pahlawan". Ini Tiga Tokoh Dari Banten yang akan Diusulkan Mendapat Gelar Pahlawan. Diakses tanggal 2017-04-01. 
  11. ^ https://siber.news/catatan-kh-tb-achmad-suchari-chatib. Diakses tanggal 2020-06-14.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Pranala luar

sunting

Bibliografi

sunting
  • Mansur, Khatib. 2001. Perjuangan Rakyat Banten Menuju Provinsi, Catatan Kesaksian Wartawan. Antara Pustaka Utama : Jakarta.
  • Malik, Abdul. 2004. Jejak Ulama Banten : dari Syekh Yusuf hingga Abuya Dimyati. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten : Banten.