Tshudpud Namgyal
Tsugphud Namgyal (bahasa Sikkim : གཅུག་ཕུད་རྣམ་རྒྱལ་ ; Wylie : gtsug phud rnam rgyal) (1785–1863) adalah raja Sikkim dari tahun 1793 hingga 1863[1]. Ia memperoleh kemerdekaan dari Nepal pada tahun 1815 dan memerintah di bawah Protektorat Inggris dari tahun 1861.
Tsugphud Namgyal | |
---|---|
Chogyal of Sikkim | |
Berkuasa | 1793 – 1863 |
Pendahulu | Tenzing Namgyal |
Penerus | Sidkeong Namgyal |
Kelahiran | 1785 |
Kematian | 1863 |
Pasangan | Maharani Menchi |
Keturunan | Sidkeong Namgyal Thutob Namgyal |
Wangsa | Namgyal dynasty |
Ayah | Tenzing Namgyal |
Ibu | Gyalyum Anyo |
Agama | Buddhism |
Di bawah kepemimpinan ayahnya Tenzing Namgyal, sebagian besar Sikkim diambil alih oleh Nepal. Tshudpud Namgyal kembali ke Sikkim pada tahun 1793 untuk merebut kembali takhta. Karena ibu kota Rabdentse terlalu dekat dengan perbatasan Nepal, ia memindahkan ibu kota ke Tumlong. Ibunya adalah Gyalyum Anyo, putri Chandzod Karwang.
Sikkim bersekutu dengan Inggris di India, yang juga menganggap Nepal sebagai musuh. Nepal menguasai sebagian besar wilayah, memicu Perang Gurkha pada tahun 1814 dengan British East India Company . Perjanjian Sugauli dan Perjanjian Titalia mengembalikan wilayah yang dianeksasi ke Sikkim pada tahun 1817.
Pada tahun 1835, Tsugphud Namgyal menyerahkan Darjeeling ke East India Company dengan biaya tahunan, namun hubungan ini terputus setelah ia menangkap ahli botani Joseph Hooker dan Inspektur Darjeeling Archibald Campbell selama ekspedisi mereka ke Sikkim. Hal ini menyebabkan dua ekspedisi militer Inggris pada tahun 1850 dan 1861, yang mengakibatkan aneksasi Sikkim pada tahun 1861. Berdasarkan Perjanjian Tumlong yang ditandatangani oleh penggantinya Sidkeong Namgyal pada tahun yang sama, Tshudpud dianugerahi gelar Maharaja Sikkim oleh Inggris, dan dia turun tahta pada tahun berikutnya. Saat kematiannya pada tahun 1863, dalam usia 78 tahun, ia telah memerintah Sikkim selama 69 tahun, menjadikannya Chogyal yang paling lama memerintah dalam sejarah serta Chogyal tertua di Sikkim.