Nama aslinya adalah Tsauban bin Bujdud (arab: ثوبان بن بجدد). Ia adalah maula atau pembantu Nabi Muhammad yang membersamai beliau selama berdakwah di Madinah. Nama panggilan atau kunyah-nya adalah Abu Abdillah. Sebagai pembantu yang berstatus sebagai budak belian, Ia mendapatkan nisbat tambahan di belakang namanya yaitu al-Hasyimi, yang menunjukkan bahwa ia merupakan pesuruh dalam keluarga atau klan Bani Hasyim bahkan setelah ia dimerdekakan.[1]

Masa Lalu

sunting

Tanah kelahiran dan asal nenek moyangnya adalah dari wilayah kekuasaan kerajaan Himyar yang sekarang termasuk bagian dari negara Yaman. Pada masa pra-Islam (periode jahiliyah), ia mengikuti sebuah peperangan dan mengalami kekalahan di dalamnya. Hal ini menyebabkan dirinya disandera dan dijadikan budak untuk kemudian dijual di pasar sekitaran Madinah. Ia kemudian dibeli oleh Rasulullah dan memutuskan untuk tetap menjadi pembantu setia baik di kala bermukim atau safar setelah Rasulullah memerdekakannya..

Pasca wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 11 Hijriyah, Tsauban pergi meningggalkan kota Madinah menuju kota Ramallah, Palestina. Tidak lama ia singgah di Palestina kemudian ia pindah ke kota Homs, sebuah kota yang terkenal karena bentengnya yang sangat kokoh.

Keutamaan dan Periwayatan Hadits

sunting

Salah satu keutamaan dari Tsauban adalah kedekatannya dengan Nabi Muhammad yang sangat erat karena dirinya adalah pesuruh beliau. Hasil dari kedekatan ini adalah periwayatan hadits yang bersifat personal. Ia meriwayatkan hadits secara langsung dari Nabi Muhammad. Adapun perawi yang mengambil sanad atau riwayat darinya antara lain Hasan al-Bashri, Khalid bin Ma'dan, dan Sulaiman bin Yasar, salah satu guru dari Imam Malik r.a.[2]

Diriwayatkan bahwa turunnya Surat an-Nisa` ayat 69 adalah berkenaan dengan Tsauban yang gelisah karena menyadari bahwa derajatnya di surga tidak bisa menyamai Nabi Muhammad, sehingga ia khawatir tidak bisa bertemu dengan beliau di surga.[3]

Kematian

sunting

Tsauban meninggal pada tahun 54 Hijriyah di kota Homs, Syria.[4] Imam Baqi bin Makhlad menyatakan bahwa jumlah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tsauban selama hidupnya berjumlah 127 buah hadits.

  1. ^ Al-Baghdadi, Ibnu Qani' (2004). Mu'jam as-Shahabah jilid III. Beirut: Daar el-Fikr. hlm. 888–890. 
  2. ^ Ibnu Abdil Barr. Al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab jilid I. hlm. 218. 
  3. ^ Ad-Dzahabiy, Syamsuddin. Siyar A'laam an-Nubalaa` jilid III. hlm. 15. 
  4. ^ Al-'Asqalaniy, Ibnu Hajar. Al-Ishabah fi Tamyiz as-Shahabah jilid I. hlm. 212.