Tour de Singkarak

Kejuaraan balap sepeda di Indonesia

Tour de Singkarak (bahasa Prancis untuk Tur Singkarak) adalah kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan setiap tahun di Sumatera Barat. Kejuaraan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 ini merupakan balapan jalan raya jarak jauh yang umumnya diadakan sekitar bulan April hingga Juni dan berlangsung selama seminggu. Kejuaraan ini telah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Prancis.[1] Ranking Tour de Singkarak pada tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France, Giro d’Italia, Vuelta a Espana, dan Santos Tour Down Under.[2]

Tour de Singkarak
Tour de Singkarak 2019
Rincian balapan
PelaksanaanNovember
LokasiIndonesia Sumatera Barat, Indonesia
JulukanTDS
DisiplinJalan
KompetisiUCI Asia Tour 2.2
Sejarah
Edisi pertama2009
Edisi terbaru2019
Juara pertama Ghader Mizbani Iranagh (IRN)
Juara terbanyak Ghader Mizbani Iranagh (IRN)
Juara bertahan Jesse Ewart (AUS)
Logo Tour de Singkarak (2009—2018)

Sesuai dengan namanya, Singkarak yang merupakan danau terbesar di Sumatera Barat menjadi bagian dari jalur lintasan Tour de Singkarak. Selain itu, beberapa kawasan wisata lain juga menjadi bagian dari jalur lintasan, termasuk Lembah Harau, Kota Tambang Sawahlunto, Istana Pagaruyung, Danau Maninjau, Kelok 44, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Danau Diatas, dan Danau Dibawah.[3]

Pada 2019, Provinsi Jambi pertama kali ikut serta dalam Tour de Singkarak. Mewakili provinsi ini, ada dua kabupaten/kota yang berpartisipasi, yaitu Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci pada etape VII dan VIII. Ikut sertanya Jambi dalam Tour de Singkarak diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur terutama jalan yang dilalui rute balap.[4] Pada 2020, Tour de Singkarak ditiadakan akibat Pandemi COVID-19 di Sumatera Barat. Rencananya, even ini akan kembali digelar pada September 2021.[5]

Sejarah

sunting
 
Pembalap sepeda peserta Tour de Singkarak 2017 saat melakukan start etape 1 di depan Istana Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar

Tour de Singkarak diselenggarakan untuk pertama kali oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2009. Dipandang sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Dalam tiga kali penyelenggaraan Tour de Singkarak, kota Padang selalu menjadi titik start pelombaan dengan titik finish di dermaga danau Singkarak. Namun pada Tour de Singkarak 2012, titik start lomba dipindahkan ke kota Sawahlunto. Sedangkan titik finish dipindahkan ke kota Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat.[6]

Edisi Etape Wilayah Jarak

(km)

2009 I Padang 4 464,7
II Padang-Bukittinggi 92,3
III IIIa Bukittinggi-Sawahlunto 90,2 180,4
IIIb Sawahlunto-Danau Singkarak 90,2
IV Danau Singkarak-Danau Kembar-Danau Singkarak 188
2010 I Padang 15,8 551,7
II IIa Padang-Pariaman 84,5 174,7
II IIb Pariaman-Maninjau 90,2
III Maninjau-Bukittinggi 51,3
IV Padang Panjang-Sawahlunto 88,2
V Sawahlunto-Batusangkar 102,4
VI Bukittinggi-Danau Singkarak 140
2011 I Padang 61 743,5
II Padang-Padang Pariaman-Pariaman 105
III Pariaman-Kelok 44-Danau Maninjau-Bukittinggi 125,2
IV Bukittinggi-Payakumbuh 59
V Payakumbuh–Sawahlunto 79
VI VIa Sawahlunto–Istano Basa Pagaruyung 94,6 133,6
VIb Istano Baso Pagaruyung–Padang Panjang 39
VII VIIa Padang Panjang-Danau Kembar 109,3 180,1
VIIb Danau Kembar–Danau Singkarak 70,8
2012 I Sawahlunto-Muaro Sijunjung-Muaro Kalaban-Muara Bodi-Tanjung Ampalo-Sawahlunto 77,5 854
II Muaro Sijunjung-Sumpur Kudus-Lintau Buo-Ngalau-Payakumbuh-Harau 124,5
III Payakumbuh-Ngalau-Baso-Batipuh-Ombilin-Danau Singkarak-Istano Basa Pagaruyung 102
IV Lapangan Golf Anai-Sicincin-kota Pariaman-Lubuk Basung-Muko Muko-Danau Maninjau-Kelok 44-Matur-Jam Gadang 157,5
V Padang Panjang-Danau Singkarak-Kota Solok-Danau Dibawah-Danau Di atas-Lubuk Selasih-Solok 149
VI Pantai Gandoriah-Padang-Painan 146
VII Padang 99,5
2013 I Bukittinggi (944 mdpl) – Equator, Bonjol (252 mdpl) 122,3 1181,6
II Padang Panjang (320 mdpl) – Istano Basa, Tanah Datar (410 mdpl) 215
III Payakumbuh (520 mdpl) – Danau Singkarak (396 mdpl) 212,9
IV Sijunjung (165 mdpl) – Pulau Punjung, Dharmasraya (134 mdpl) 205,6
V Sawahlunto (246 mdpl) – Muara Labuh, Solok Selatan (447 mdpl) 138,4
VI Pariaman (8 mdpl) – Painan (15 mdpl) 146
VII Padang Pariaman(77 mdpl) – Padang Circuit (7 mdpl) 141,4
2014 I Padang Pariaman - Pariaman 97 1.250
II Pasaman - Pasaman Barat 123
III Limapuluh Kota - Tanah datar 101
IV Bukittinggi - Agam 171
V Payakumbuh - Solok 105
VI Padang Panjang - Solok 115
VII Sijunjung - Dharmasraya 105
VIII Sawahlunto - Solok Selatan 163
IX Pesisir Selatan - Padang 121
2015 I Pesisir Selatan - Padang Pariaman 163,2 1.343,1
II Padang Pariaman - Solok 140,2
III Sijunjung - Dharmasraya 206,3
IV Sawahlunto - Solok Selatan 171,6
V Payakumbuh - Limapuluh Kota 136,5
VI Bukittinggi - Tanah Datar 116, 8
VII Pasaman - Pasaman Barat 121,1
VIII Pasaman Barat - Agam 138,1
IX Padang Panjang - Padang 148,6
2016 I Solok - Payakumbuh 96,6 1.100
II Limapuluh Kota - Tanah Datar 119,5
III Pasaman - Pasaman Barat 122,8
IV Padang Panjang - Agam 150
V Pesisir Selatan - Pariaman 152,6
VI Padang Pariaman - Sawahlunto 149
VII Sijunjung - Dharmasraya 133,4
VIII Bukittinggi - Padang 146,5
2017 I Batusangkar - Padang 109.3 1.196,2
II Painan - Sawahlunto 155.9
III Muaro Sijunjuang - Dharmasraya 161.3
IV Danau Singkarak - Payakumbuah 106.4
V Solok - Solok Selatan 153.2
VI Pariaman - Pasaman Barat 145.7
VII Payakumbuh - Padang Panjang 112
VIII Padang Pariaman - Agam 135.2
IX Pasaman - Bukittinggi 117.2
2018 I Bukittinggi - Sijunjung 140.5 1266.9
II Sawahlunto - Dharmasraya 204.1
III Kab.Solok - Tanah Datar 150.4
IV Padang - Agam 144.0
V Lima Puluh Kota - Pasaman 170.5
VI Kota Solok - Payakumbuh 105.0
VII Padang Panjang - Solok Selatan 194.4
VIII Pesisir Selatan - Pariaman 158.0
2019 I Pantai Gandoriah Kota Pariaman - Istana Pagaruyung Kab. Tanah Datar 107.3
II Kab. Pasaman - Jam Gadang Kota Bukittinggi 112.2
III Kab. Limapuluh Kota - Kota Padang Panjang 129.9
IV Kantor Bupati Kab. Dharmasraya - Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto 205.3
V Ngalau Indah Kota Payakumbuh - Ambun Pagi Kab. Agam 206.5
VI Dermaga Danau Singkarak Kab. Solok - RTH Padang Aro Kab. Solok Selatan 216
VII (Rute Baru) Air Terjun Telun Berasap Kayu Aro - Danau Kerinci (Kab. Kerinci, Prov. Jambi) 82.9
VIII (Rute Baru) Lapangan Merdeka Sungai Penuh (Prov. Jambi) - Taman Spora Painan, Kab. Pesisir Selatan 200.4
IX Pantai Carocok Painan, Kab. Pesisir Selatan - Kota Padang 107.7

Dampak

sunting
 
Tour de Singkarak 2018.

Diselenggarakannya Tour de Singkarak dinilai telah dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat. Bahkan pada tahun 2011 naik hingga 13,2% atau di atas kenaikan pariwisata nasional 8,9%. Pada tahun 2010, wisatawan mancanegara yang menginap di hotel berbintang di Sumatera Barat sebanyak 332.515 orang, dan tahun 2011 meningkat menjadi 413.180 orang atau naik sekitar 24,3%.[7]

Dari segi koordinasi dan sinergitas, Tour de Singkarak juga dinilai sebagai event promosi pariwisata terbaik dari 41 event tetap yang digelar Kemenparekraf. Sinergitas itu terlihat dari kekompakan para pimpinan daerah dalam mendukung kegiatan tersebut; gubernur berikut para wali kota dan bupati selalu menghadiri langsung rapat koordinasi.[8]

Pemenang

sunting
Tahun Juara Pertama Juara Kedua Juara Ketiga
2009   Ghader Mizbani Iranagh   Amir Zargari   Cameron Jennings
2010   Ghader Mizbani Iranagh   Hossein Askari   Amir Zargari
2011   Amir Zargari   Rahim Ememi   Samad Poor Seiedi
2012   Oscar Pujol Munoz   Jai Crawford   Chun Kai Feng
2013   Ghader Mizbani Iranagh   Johan Coenen   Amir Kolahdozhagh
2014   Amir Zargari   Rahim Emami   Rahim Mehrbaniazar
2015   Arvin Moazemi Goudarzi   Amir Zargari   Hossein Askari
2016   Amir Kolahdouzhagh   Dadi Suryadi   Ricardo Carcia Ambroa
2017   Khalil Khorshid   Daniel Whitehouse   Yonnatta Alejandro Monsalve
2018   Jesse Ewart   Nicodemus Holler   Ariya Phounsavath
2019   Jesse Ewart   Cristian Raileanu   Golakhour Mirsamad Pourseyedi

Pembatalan

sunting

Penyelenggaraan Tour de Singkarak selama tiga tahun dibatalkan akibat pandemi Covid-19.[9] Pada 2023, TdS tidak terlaksana karena terkendala ketiadaan dukungan anggaran dari pemerintah pusat.[10]

Penyelenggaraan

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting