Toleransi obat
Artikel ini sedang dalam perbaikan. Untuk menghindari konflik penyuntingan, mohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan. Halaman ini terakhir disunting oleh Handarii (Kontrib • Log) 1 hari 707 menit lalu. |
Toleransi obat atau ketidakpekaan obat adalah konsep farmakologi yang menggambarkan penurunan reaksi subjek terhadap suatu obat setelah penggunaan berulang. Untuk memperkuat kembali efek obat, dosis dapat ditingkatkan tetapi cara tersebut dapat mempercepat toleransi, mengurangi efek obat lebih lanjut. Toleransi terhadap obat dapat terjadi dalam penggunaan obat tetapi belum tentu berhubungan dengan ketergantungan atau kecanduan obat. [1] Proses perkembangan toleransi bersifat reversibel, seperti yang dapat diamati melalui pemberhentian penggunaan obat (drug holiday),[2] dan dapat melibatkan baik faktor faal dan kejiwaan. [3]
Subjek juga dapat mengalami toleransi obat pada lingkup efek samping, [4] suatu kejadian yang diinginkan. Memanfaatkan proses ini, sebuah penanganan medis dapat mencapai tujuan meningkatkan toleransi seperti pada penggunaan imunoterapi alergen yang mana seseorang dipaparkan alergen dalam jumlah yang semakin lama semakin besar untuk mengurangi reaksi alergi. Tindakan ini disebut desensitisasi obat. [5]
Konsep toleransi obat memiliki lawan yang disebut sebagai toleransi terbalik. Pada kondisi ini, efek obat atau reaksi subjek terhadapnya akan meningkat setelah penggunaan berulang. Kedua konsep ini bukannya tidak mungkin benar adanya bersama-sama, toleransi kadang dapat berujung pada toleransi terbalik. Misalnya, peminum minuman keras kelas berat awalnya mengalami toleransi terhadap alkohol yang mengharuskan mereka mengonsumsi minuman keras dalam jumlah lebih banyak untuk mencapai efek normal. Di sisi lain, minum alkohol berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati yang kemudian dapat menyebabkan mereka berisiko keracunan jika minum alkohol dalam jumlah yang sangat sedikit. [6]
Toleransi obat tidak bisa disamakan dengan tolerabilitas obat yang mengacu pada sejauh mana efek samping nyata obat dapat diterima oleh pasien.
Takifilaksis
suntingTakifilaksis adalah kelompok toleransi obat yang muncul secara tiba-tiba dengan awitan (onset) jangka pendek setelah pemberian obat.[7]
Toleransi farmakodinamika
suntingToleransi farmakodinamika mulai terjadi saat tanggapan sel terhadap suatu zat berkurang pada pemakaian zat yang berulang. Penyebab toleransi farmakodinamika yang umum terjadi ialah kadar zat yang tinggi terus menerus berikatan dengan reseptor, menyebabkan desensitisasi karena interaksi terus-menerus.[8] Kemungkinan lain mencakup penurunan densitas reseptor (biasanya berhubungan dengan agonis reseptor), mekanisme lain yang memicu perubahan firing rate (frekuensi munculnya impuls listrik) potensial aksi, atau perubahan pada transkripsi protein.[9][10] Toleransi farmakodinamika pada antagonis reseptor disebabkan oleh hal-hal kebalikannya, yakni peningkatan firing rate reseptor, peningkatan densitas reseptor, dan mekanisme lain.
Meskipun sebagian besar kejadian toleransi farmakodinamika muncul setelah paparan obat jangka panjang, toleransi instan atau akut (takifilaksis) dapat terjadi.[11]
Toleransi farmakokinetika
suntingToleransi faal
suntingToleransi disposisi
suntingToleransi perilaku
suntingToleransi perilaku dapat muncul pada penggunaan obat psikoaktif tertentu. Pada kasus ini, toleransi terhadap efek obat pada perilaku, misalnya peningkatan aktivitas motorik akibat metamfetamin, muncul pada penggunaan obat yang berulang. Kejadiannya dapat muncul sebagai pembelajaran yang tidak dipengaruhi obat atau sebagai toleransi farmakodinamika di otak. Pembelajaran yang tidak terpengaruh tersebut terjadi ketika individu berlatih secara aktif mengatasi ketidakberdayaan yang diinduksi (disebabkan) obat. Toleransi perilaku sering kali bergantung pada latar penggunaan obat, toleransi bergantung kepada lingkungan individu yang diberikan obat dan bukan obat itu sendiri.[12] Sensitisasi perilaku menjelaskan fenomena kebalikannya.
Toleransi silang
suntingToleransi palsu
suntingRespons refraktori
suntingReferensi
sunting- ^ Miller, NS; Dackis, CA; Gold, MS (1987). "The relationship of addiction, tolerance, and dependence to alcohol and drugs: a neurochemical approach". J Subst Abuse Treat. 4 (3–4): 197–207. doi:10.1016/s0740-5472(87)80014-4. PMID 3325655.
- ^ Weiner, WJ; Koller, WC; Perlik, S; Nausieda, PA; Klawans, HL (1980). "Drug holiday and management of Parkinson disease". Neurology. 30 (12): 1257–61. doi:10.1212/wnl.30.12.1257. PMID 7192805.
- ^ Schöneberg, Torsten (2008). "Tolerance and Desensitization". Encyclopedia of Molecular Pharmacology. hlm. 1203–1207. doi:10.1007/978-3-540-38918-7_140. ISBN 978-3-540-38916-3.
- ^ Swift, CG; Swift, MR; Hamley, J; Stevenson, IH; Crooks, J (1984). "Side-effect 'tolerance' in elderly long-term recipients of benzodiazepine hypnotics". Age Ageing. 13 (6): 335–43. doi:10.1093/ageing/13.6.335. PMID 6440434.
- ^ "Rapid Drug Desensitization for Hypersensitivity Reactions to Chemotherapy and Monoclonal Antibodies in the 21st Century" (PDF).
- ^ "What Is Reverse Tolerance?".
- ^ Bunnel, Craig A (2009). Intensive Review of Internal Medicine. Harvard Medical School.
- ^ Bespalov, Anton; Müller, Reinhold; Relo, Ana-Lucia; Hudzik, Thomas (2016-05). "Drug Tolerance: A Known Unknown in Translational Neuroscience". Trends in Pharmacological Sciences. 37 (5): 364–378. doi:10.1016/j.tips.2016.01.008. ISSN 1873-3735. PMID 26935643.
- ^ Casarett, Louis J.; Doull, John; Klaassen, Curtis D., ed. (2001). Casarett and Doull's toxicology: the basic science of poisons (edisi ke-6th ed). New York: McGraw-Hill Medical Pub. Division. ISBN 978-0-07-134721-1.
- ^ Pietrzykowski, Andrzej Z.; Treistman, Steven N. (2008). "The molecular basis of tolerance". Alcohol Research & Health: The Journal of the National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism. 31 (4): 298–309. ISSN 1930-0573. PMC 3860466 . PMID 23584007.
- ^ Swanson, J.; Gupta, S.; Guinta, D.; Flynn, D.; Agler, D.; Lerner, M.; Williams, L.; Shoulson, I.; Wigal, S. (1999-09). "Acute tolerance to methylphenidate in the treatment of attention deficit hyperactivity disorder in children". Clinical Pharmacology and Therapeutics. 66 (3): 295–305. doi:10.1016/S0009-9236(99)70038-X. ISSN 0009-9236. PMID 10511066.
- ^ Wolgin, D. L. (2000-05). "Contingent tolerance to amphetamine hypophagia: new insights into the role of environmental context in the expression of stereotypy". Neuroscience and Biobehavioral Reviews. 24 (3): 279–294. doi:10.1016/s0149-7634(99)00070-6. ISSN 0149-7634. PMID 10781692.