Tolak Bala (Dayak Jawatn)

Tolak Bala adalah salah satu bentuk ritual yang berlaku di kalangan berbagai Sub Suku Dayak di Kalimantan Barat, Indonesia.[1] Khusus di kalangan Masyarakat Adat Suku Dayak Jawatn, kearifan lokal ini diterapkan dalam bentuk prosesi atau Upacara Adat yang bertujuan memohon perlindungan Sang Pencipta dari ancaman bencana, baik bencana alam maupun wabah penyakit atau pandemi.[1]

Tolak Bala
Ritual Bekibau pada Upacara Adat Tolak Bala
GenreRitual
PenciptaSuku Dayak Jawatn, Sawe, Taman Sekadau
AsalKalimantan Barat

Prosesi

sunting

Prosesi upacara adat tolak bala dimulai dengan ritual "nyatuk pemuang" yang dilanjutkan dengan ritual "madah mantak" selanjutnya ritual "bekibau", ritual "madah mansak", ritual "ngantung rancak" dan ditutup dengan ritual "ngobat semongat."

Bahan-bahan dan perlengkapan

sunting

Adapun bahan-bahan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam upacara adat tolak bala ini adalah:

  1. Beras 3 mangkok adat;
  2. Ayam 3 ekor;
  3. Lemang 3 ruas;
  4. Tuak 3 botol;
  5. Telur ayam 3 biji;
  6. Babi;
  7. Rajah;
  8. Ilupm sirih pinang;
  9. Uang;
  10. Kain; dan
  11. Vegetasi obat-obatan.

Referensi

sunting