Tokonoma
Tokonoma (床の間 ) adalah sebidang ruang yang menjadi titik pusat di dalam sebuah washitsu. Tokonoma hanya ada di dalam washitsu yang dianggap sebagai washitsu utama (washitsu untuk menerima tamu).
Di tokonoma dipasang kakejiku dan diletakkan ikebana, guci, atau benda-benda pajangan lainnya. Sebidang ruang ini resminya disebut toko (床 ), tetapi populer dengan sebutan tokonoma.[1]
Dalam dikotomi sakral dan profan, tokonoma adalah bagian dari washitsu untuk keperluan yang bersifat sakral. Tokonoma terdiri dari tokobashira (tiang utama) dan tokogamachi (papan). Bagian washitsu yang berdekatan dengan tokonoma disebut kamiza. Kedudukan kamiza lebih tinggi dari shimoza. Tuan rumah mempersilakan tamu yang dianggap berkedudukan lebih tinggi untuk duduk di bagian kamiza.
Sejarah
suntingPada zaman Namboku-cho dikenal oshi-ita untuk meletakkan barang-barang pajangan seperti keramik. Oshi-ita diletakkan merapat ke dinding yang dipasangi kakejiku. Tradisi memiliki oshi-ita berlangsung hingga ke zaman Azuchi-Momoyama dan zaman Edo. Pada waktu itu, sebidang ruang yang lebih tinggi yang disebut jōdan (上段 ) dibangun sewaktu membuat chashitsu. Fungsinya sama seperti oshi-ita, yakni untuk meletakkan barang-barang pajangan dan kakejiku. Pada zaman Edo, jōdan mulai disebut sebagai tokonoma. Selanjutnya pada zaman Azuchi-Momoyama, tokonoma disempurnakan dalam gaya arsitektur shoin-zukuri dan sukiyafū shoin (shoin gaya sukiya).[2]
Pada zaman Edo, samurai membangun washitsu dengan tokonoma sebagai ruangan untuk menyambut majikan atau pembesar. Tradisi tersebut diikuti oleh orang kaya yang membuat tokonoma di ruangan untuk menyambut tamu yang kedudukannya lebih tinggi. Sejak zaman Meiji, tradisi membuat tokonoma mulai diikuti oleh kalangan rakyat biasa.
Referensi
suntingPranala luar
sunting- (Inggris) Tokonoma