To Wana
To Wana adalah nama suku yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal dan yang terbanyak suku To Wana adalah tinggal di sebelah selatan dari Ampana sampai di gunung-gunung di hulu Sungai Bongka, Kabupaten Tojo Una-Una, propinsi Sulawesi Tengah.
Suku To Wana adalah kehidupan Tradisional dari Suku Taa sebelum hidup secara moderen, dan Suku Taa adalah kehidupan Suku To Wana sebelum hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana.[1] Suku Taa dan Suku To Wana adalah berbahasa Taa karena tinggal dalam satu wilayah yaitu Wilayah To Rato Bongka.
Suku Bare'e di wilayah To Lage, To Tora'u, To Lalaeyo, dan To Rato Bongka telah banyak yang beragama Islam. Gunung di hulu Sungai Bongka, masih banyak masyarakat yang disebut To Wana. Namun, mereka tidak lebih seperti suku To Ampana, yang menolak semua peraturan dan paksaan di pegunungan. Tahun 1912 tempat tinggal suku To Wana mendekati pantai Teluk Tolo dan kemudian sampai di wilayah Morowali.
Suku To Wana termasuk wilayah To Rato Bongka yaitu Suku Bare'e Taa yang masuk wilayah dari Kerajaan Tojo, Raja Tojo saat itu tahun 1902 yaitu Lariu berulang kali meminta pasukan Kerajaan Tojo untuk berperang melawan To Wana karena menolak untuk dipindahkan. To Wana dikatakan sangat rajin bertani, sehingga selalu berpindah tempat tinggal untuk mencari lahan Pertanian yang baru dan sangat percaya kepada roh Tanoana.
Roh Tanoana (Jiwa Tanoana)[2]
Suku To Wana sangat mempercayai adanya Tanoana, dan Tanoana Pae, Tanoana adalah jiwa atau roh orang yang sudah mati yaitu melalui Acara Mongkariang, dan Tanoana Pae adalah jiwa atau roh yang memberikan kehidupan yaitu melalui metode Momota Pae (memetik padi) menggunakan Ani-ani (sejenis pisau kecil yg dilekatkan pada sebilah bambu) untuk memisahkan padi dari pohonnya, oleh beberapa peneliti menilai cara dari suku To Wana dengan metode Momota Pae (memetik padi) adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan beras berkualitas yang mengandung protein terbaik untuk pertumbuhan manusia.
Keagamaan
suntingKhusus di wilayah Sulawesi bagian tengah (midden celebes) yaitu Wilayah Grup Poso-Tojo Istilah Toraja diciptakan Belanda untuk menamakan Suku Bare'e (Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), dan semua Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang masih beragama Lamoa harus mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) dan bukan lagi Bare'e, tetapi walaupun begitu masih sangat banyak juga Suku Bare'e yang beragama Lamoa yang ikut Suku Bare'e yang beragama Islam (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang Belanda yang berkulit putih dan berambut kuning.
Maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah Grup Poso-Tojo dibagi 2 Kelompok yaitu :
1. Bare’e, atau Suku Bare'e[3] (Bare’e-Stammen) yang beragama Islam (Mohammadisme), dan Suku Bare'e yang masih beragama Lamoa (Bertuhan PueMpalaburu), dan
2. Toraja (Toradja)[4] yang Orang-orangnya diambil dari Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang beragama Lamoa, dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”, yang semua Toraja tersebut berasal dari wilayah wotu, luwu, yang sekarang wilayah dari Kabupaten Luwu Timur, yang dijelaskan dalam buku "De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes" jilid 1 halaman 5, sub.bab Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen[5].
Tetapi perkembangannya Suku Bare'e yang beragama Lamoa lebih banyak yang ikut dengan Suku Bare'e yang beragama islam karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.
Referensi
sunting- ^ Suku Bare'E dan Kerajaan Tojo (2017), [1], Diakses 7 Januari 2020.
- ^ Orang Pamona bukan Suku Bare'E (2017), [2][pranala nonaktif permanen], Diakses 7 Januari 2020.
- ^ De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, De Namen of Stamenners [3]", Diakses 21 Juni 2023.
- ^ De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 6, Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen [4]", Diakses 21 Juni 2023.
- ^ Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen [5]", Diakses 30 Juni 2023.