Tirtha Yatra atau Dharma Yatra

Tradisi keagamaan dalam Hindu yang bertujuan untuk menyucikan diri, memperkuat keimanan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mengunjungi tempat-tempat suci seperti pura, di setiap Kanwil Kementrian Agama Provinsi.


Tirta Yatra, atau perjalanan suci, merupakan tradisi keagamaan dalam Hindu yang bertujuan untuk menyucikan diri, memperkuat keimanan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa[2]. Dengan mengunjungi tempat-tempat suci seperti pura, sungai suci, atau gunung di Kanwil Kemenag Provinsi, umat Hindu diharapkan dapat mencapai penyucian diri, memperoleh kedamaian batin, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Hyang Widhi. Tradisi ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkait dengan tempat-tempat suci di Kanwil Kemenag Provinsi yang dikunjungi.

Hindu di Indonesia
Upacara puja di Pura Besakih di Bali, Indonesia.
Upacara puja di Pura Besakih di Bali, Indonesia.
Total populasi
Kenaikan 4,692,548 (2022)[1]
1.7% dari populasi
Wilayah dengan populasi signifikan
Bali3,682,484
Kalimantan Tengah155,595
Nusa Tenggara Barat128,600
Lampung127,903
Sulawesi Tengah109,308
Jawa Timur107,971
Sumatera Utara88,346
Agama
Hinduisme
Hindu Bali, Hindu Jawa (mayoritas)
dan agama asli tradisional yang diidentifikasi sebagai Hindu (minoritas)
Kitab suci
Weda, Upanishad, Purana,
Itihasa (terutama Ramayana & Mahabharata)
dan lain-lain
Bahasa
Suci
Sansekerta

Bahasa Lisan
Bahasa Indonesia (resmi),
Bali, Jawa, Dayak, Sunda, Tengger, Osing
dan bahasa Indonesia lainnya
Persentase umat Hindu di setiap Kabupaten di Indonesia


Tujuan-tujuan spesifik Tirta Yatra:

sunting
  1. Untuk memohon yadnya : memenuhi Tri Hita Karana berasal dari kata “tri” yang berarti tiga, “hita” yang berarti kebahagiaan dan “karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti "tiga penyebab terciptanya kebahagiaan".
  2. memperingati peristiwa penting dalam kehidupan.
  3. Ritual dan upacara yang dilakukan selama Tirta Yatra
  4. Dana punia adalah kegiatan suci yang merupakan salah satu penerapan ajaran dharma dalam agama Hindu. Dana punia dapat berupa mengorbankan harta benda kepada orang yang membutuhkan, atau memberikan hati, yang bisa diartikan sebagai keiklasan dalam membantu orang lain. Dana punia juga dapat berupa pemberian wastra kepada pemuka agama Hindu.
  5. Trisandya atau Puja Trisandya (dari Sanskrit त्रिसन्ध्या पूज, Trisandhyā Puja, "doa tiga malam") adalah mantram dalam agama Hindu khususnya bagi umat hindu di Kanwil Kemenag Provinsi dan umat Hindu di Indonesia pada umumnya. Mantram Trisandya dilaksanakan untuk persembahyangan 3 (tiga) kali sehari yaitu pagi siang dan sore hari.
  6. Doa : Dalam agama Hindu, ada banyak doa yang dapat dipanjatkan, seperti doa makan, doa mandi, doa sebelum belajar, doa sebelum tidur, dan doa mencuci tangan: Doa makan "Om santih, santih, santih, Om" yang artinya "Om Hyang Widhi, semoga makanan yang sudah hamba makan dapat memberikan kekuatan dan keselamatan, umur panjang, dan tidak mendapatkan halangan" Doa mandi "Om gangga amrta sarira sudhamam swaha. Om sarira parisudhamam swaha" yang artinya "Ya Tuhan, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci" Doa mohon petunjuk "Om Asato ma Ssadyamaya tamaso ma jyotir gamaya mrtyor ma amrtam gamaya. Om agne brahma grbhniswa dharunama syana riksam drdvamha bramhmawanitwa ksatrawani sajata wanyu dadhami bhratwyasya wadhyaya" yang dibaca sebelum belajar Doa menggosok gigi "Ya Tuhan dalam manifestasi-Mu sebagai Dewi Sri Bhatrisma Yogini, semoga gigi hamba bersih" atau "Om Sujud kepada Hyang Widhi Wasa, astra Phat (itu), Sri Dewi Yogini, semoga gigi hamba menjadi bersih" Doa mencuci tangan "Om ang agrha dewa ya namah" yang artinya "Oh Hyang Widhi semoga kedua tangan hamba bersih"




Tempat-tempat suci yang populer untuk Tirta Yatra: Misalnya, Pura Besakih di Indonesia, Sungai Gangga di India, atau Kuil Angkor Wat di Kamboja.




Yadnya Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa

sunting

Manusia adalah ciptaan Tuhan, sedangkan Atman(Roh) yang ada dalam diri manusia merupakan percikan sinar suci, atau bagian terkecil dari kebesaran Tuhan, Pusat kehidupan yang menyebabkan manusia dapat hidup. Dilihat dari segi ini sesungguhnya manusia itu berhutang nyawa, atau selalu membutuhkan kehadiran terhadap Tuhan atau pemimpin siklus kehidupan. Oleh karena itu setiap manusia wajib berterima kasih, berbhakti dan selalu sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terima kasih dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji, atau dukungan batin terhadap kebesaran Nya, atau sistemnya yaitu:

Dengan beryadnya dan melaksanakan perintahnya.

Dengan melaksanakan Tirtha Yatra atau Dharma Yatra, yaitu kunjungan ketempat-tempat suci hindu, yang telah di anjurkan oleh negara.

Dengan melaksanakan Yoga Samadhi.

Dengan mempelajari, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama hindu.

Dharma Yatra dan Tirta Yatra di Pura Geger Dalem Pamutih dan Pura Ulu Watu yang letaknya di kawasan Nusa Dua. Dharma Yatra dan Tirta Yatra diikuti oleh umat hindu juga rombongan Kanwil Kemenag Provinsi di Indonesia. Persembahyangan pertama dilakukan di Pura Geger, adapun Dharma Wacana yang diberikan setelah persembahyangan oleh pimpinan yang resmi.  “ Tirta Yatra akan dilaksanakan di pura resmi yang ada di seluruh Indonesia selanjutnya akan dilanjutkan pada pura-pura yang berada di luar Indonesia ” . Dalam Dharma Wacana yang di dampingi, menyampaikan ini merupakan langkah inovasi dan inovatif yang telah dikonsep sangat baik oleh Bidang Pendidikan Agama Hindu dan Bidang Urusan Agama Hindu Kanwil Kemenag Provinsi di Indonesia. Program pendalaman pendidikan agama melalui Tirta Yatra, tidak hanya dapat di lakukan oleh Kanwil saja namun juga Kab/Kota dapat dipersilahkan, karena tujuan dari Dharma Yatra dan Tirta Yatra untuk meningkatkan Srada dan Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atau Tuhan Yang Maha Esa serta para Dewata Dewati dan leluhur. Disamping itu Tirta Yatra juga dapat  menambah wawasan pengetahuan dan sejarah bagi para pengawas dan guru karena pengawas dalam menjalankan tugasnya dapat menyampaikan kepada masyarakat, begitu juga guru dapat menyampaikan kepada murid-muridnya sejarah pura-pura yang ada di Indonesia khususnya di Kanwil Kemenag Provinsi. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pura Ulu Watu.

Menekankan tujuan utama Tirta Yatra

Tirta Yatra adalah sebuah perjalanan spiritual yang bertujuan untuk menyucikan diri, memperkuat keimanan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kunjungan ke tempat-tempat suci.

Menjelaskan makna kata dan konteksnya

Berasal dari kata Sanskerta "tirtha" yang berarti air suci dan "yatra" yang berarti perjalanan, Tirta Yatra merupakan tradisi keagamaan dalam Hindu yang melibatkan kunjungan ke tempat-tempat suci seperti pura resmi di Kanwil Kemenag Provinsi, sungai suci, atau gunung. Kegiatan ini dianggap sebagai sarana untuk mencapai penyucian diri, meningkatkan spiritualitas, dan memperoleh berkah.

Menambahkan aspek budaya dan sejarah

Tirta Yatra merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak zaman dahulu dalam agama Hindu di Kanwil Kemenag Provinsi. Melalui perjalanan suci ini, umat Hindu tidak hanya memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Hyang Widhi, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkait dengan tempat-tempat suci di Kanwil Kemenag Provinsi yang dikunjungi.

Menjelaskan manfaat Tirta Yatra

Tirta Yatra memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan dan memperoleh kedamaian batin, memperkuat hubungan sosial dengan sesama umat Hindu di Kanwil Kemenag Provinsi, serta memberikan pengalaman spiritual yang mendalam.

Daftar unsur manfaat Tirta Yatra tersebut agar lebih lengkap dan spesifik. Berikut beberapa unsur manfaat yang bisa ditambahkan:

Unsur Spiritual

Peningkatan spiritualitas: Tirta Yatra membantu mendalami ajaran agama, meningkatkan keimanan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Penyucian diri: Melalui ritual-ritual yang dilakukan selama Tirta Yatra, umat Hindu dapat menyucikan diri dari segala dosa dan kotoran batin.

Pencapaian moksa: Bagi sebagian umat Hindu, Tirta Yatra dianggap sebagai salah satu cara untuk mencapai moksa atau pembebasan dari siklus kelahiran kembali.

Unsur Sosial dan Budaya

Penguatan rasa persaudaraan: Tirta Yatra mempererat hubungan antar umat Hindu, menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas.

Pelestarian budaya: Kegiatan ini turut melestarikan tradisi dan budaya Hindu, serta memperkenalkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.

Jaringan sosial yang luas: Melalui Tirta Yatra, umat Hindu dapat memperluas jaringan sosial dan menjalin hubungan dengan sesama umat

Hindu dari berbagai daerah.

Unsur Psikologis

Pengurangan stres: Kegiatan spiritual yang dilakukan selama Tirta Yatra dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Peningkatan kesadaran diri: Melalui meditasi dan intropeksi diri, Tirta Yatra membantu individu untuk lebih memahami diri sendiri dan potensi yang dimiliki.

Peningkatan rasa syukur: Dengan merenungkan nikmat Tuhan, umat Hindu dapat mengembangkan rasa syukur atas segala karunia yang telah diterima.

Unsur Fisik

Kesehatan yang lebih baik: Kegiatan fisik seperti berjalan kaki atau mendaki selama Tirta Yatra dapat meningkatkan kesehatan fisik.

Udara segar dan lingkungan yang alami: Melalui kunjungan ke tempat-tempat suci yang berada di alam terbuka, umat Hindu dapat menghirup udara segar dan menikmati keindahan alam.

Daftar lengkap unsur manfaat Tirta Yatra:

Peningkatan spiritualitas

Penyucian diri

Pencapaian moksa

Penguatan rasa persaudaraan

Pelestarian budaya

Jaringan sosial yang luas

Pengurangan stres

Peningkatan kesadaran diri

Peningkatan rasa syukur

Kesehatan yang lebih baik

Udara segar dan lingkungan yang alami


Referensi

sunting
  1. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Agama". Ministry of Religious Affairs. 31 August 2022. Diakses tanggal 29 October 2023. Muslim 241 Million (87), Christianity 29.1 Million (10.5), Hindu 4.69 million (1.7), Buddhist 2.02 million (0.7), Folk, Confucianism, and others 192.311 (0.1), Total 277.749.673 Million 
  2. ^ Dewa, Deddy (2018-06-05). "Menalar Tuhan Dalam Pancasila". Wilayah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diakses tanggal 2024-08-13.