Tidak ada yang namanya orang Palestina
Tidak ada yang namanya orang Palestina adalah baris pertama dari pernyataan yang banyak diulang oleh Perdana Menteri Israel yang saat itu baru terpilih Golda Meir dalam sebuah wawancara dengan Frank Giles, yang saat itu menjabat sebagai wakil penyunting The Sunday Times pada 15 Juni 1969, untuk menandai peringatan kedua Perang Enam Hari. Pernyataan tersebut dianggap sebagai contoh paling terkenal dari penyangkalan Israel terhadap identitas Palestina.[1]
Kutipan tersebut seringkali dipakai untuk mengilustrasikan penyangkalan Israel terhadap sejarah Palestina, dan dianggap untuk menjelaskan sifat bermain korban dari orang-orang Palestina oleh Israel.[2] Kalimat tersebut dianggap sebagai penerus dari frase Zionis awal Sebuah tanah tanpa sebuah bangsa untuk sebuah bangsa tanpa sebuah tanah.[3]
Referensi
sunting- ^ Waxman, D. (2006). The Pursuit of Peace and the Crisis of Israeli Identity: Defending/Defining the Nation. Palgrave Macmillan US. hlm. 50. ISBN 978-1-4039-8347-3. Diakses tanggal 2021-11-22.
- ^ Gelvin, J.L.; Gelvin, P.H.J.L. (2005). The Israel-Palestine Conflict: One Hundred Years of War. Cambridge University Press. hlm. 92-93. ISBN 978-0-521-85289-0. Diakses tanggal 2021-11-22.
- ^ Parmenter, B.M.K. (2010). Giving Voice to Stones: Place and Identity in Palestinian Literature. University of Texas Press. hlm. 21. ISBN 978-0-292-78795-7. Diakses tanggal 2021-11-22.