Gereja Tewahedo Ortodoks

gereja di Etiopia
(Dialihkan dari Tewahedo Ortodoks)

Gereja Tewahedo Ortodoks (bahasa Inggris: Orthodox Tewahedo adalah nama umum dan bersejarah bagi dua gereja Ortodoks Oriental di dalam gereja Kristen. Gereja-gereja tersebut merupakan denominasi gereja Ortodoks predominan di Etiopia dan Eritrea.

Sampai tahun 1959, gereja-gereja Tewahedo Ortodoks secara administratif merupakan bagian dari Gereja Koptik. Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia diberi wewenang autocephaly dengan Patriark sendiri pada tahun yang sama oleh Paus Ortodoks Koptik Paus Kirilos VI dari Aleksandria.

Setelah kemerdekaan Eritrea dari Ethiopia pada tahun 1993, Gereja Tewahedo Ortodoks Eritrea dijadikan autocephalous oleh Paus Shenouda III dari Aleksandria dan secara resmi terpisah dari Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia.

Tewahedo (bahasa Ge'ez: ተዋሕዶ täwaḥədo) adalah kata Ge'ez yang berarti "dijadikan satu" atau "dipersatukan". Kata ini merujuk kepada kepercayaan Ortodoks Oriental mengenai keesaan hakikat Kristus; yaitu, kepercayaan bahwa suatu kesatuan alamiah lengkap an rata keilahian dan kemanusiaan harus terjadi untuk menyediakan keselamatan ilahi bagi seluruh umat manusia. ini berbeda dengan kepercayaan "dua hakikat Kristus" ("two Natures of Christ"), yaitu kepercayaan adanya hakikat ilahi dan manusiawi yang terpisah namun tak terpisahkan, yang dianut oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur, yang disebut "persatuan hipostatik". Menurut artikel Catholic Encyclopedia mengenai Henotikon,[1] sekitar 500 uskup dalam Patrarki Alexandria, Antiokhia dan Yerusalem menolak untuk menerima doktrin "dua hakikat" ("two natures" doctrine) yang didekretkan oleh Konsili Kalsedon pada tahun 451, sehingga memisahkan diri dari badan utama gereja Kristen waktu itu, yang kemudian juga terpisah sendiri menjadi dua faksi (Gereja Ortodoks Timur dan Katolik) dalam Skisma Timur–Barat pada tahun 1054, meskipun peristiwa terakhir ini bukan mengenai pandangan Kristologi.

Asal usul

sunting

Gereja-gereja Tewahedo Ortodoks mengklaim asal usul mereka dari seorang sida-sida pembesar dari tanah Etiopia yang pernah dibaptis oleh Filipus (bukan rasul Filipus), salah satu dari tujuh diaken:

Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. (Kisah Para Rasul 8:26-27)

Perikop ini selanjutnya memuat catatan bagaimana Filipus membantu bendahara Kerajaan Ethiopia itu memahami bagian dari Kitab Yesaya pasal 53 yang sedang dibacanya. Setelah orang Ethiopia itu memahami penjelasan mengenai pengorbanan Yesus Kristus yang dinubuatkan oleh bacaan tersebut, ia meminta Filipus untuk membaptisnya dan Filipus membaptiskan orang itu. Dalam versi bahasa Ethiopia ayat ini nama ratu "Kandake" tertulis "Hendeke", merujuk kepada Ratu Gersamot Hendeke VII yang merupakan ratu Ethiopia dari sekitar tahun 42 sampai 52 M.

 
Ukiran Abuna Salama III karya Henry Stern, Wanderings among the Falasha.

Abad Pertengahan

sunting

Persatuan dengan Gereja Koptik berlanjut setelah Arab menguasai Mesir. Abu al-Makarim mencatat pada abad ke-12 bahwa patriark Gereja Koptik selalu mengirimkan surat dua kali setahun kepada raja-raja Abyssinia (Etiopia) dan Nubia, sampai al-Hakim bi-Amr Allah dari Kekhalifahan Fatimiyah menghentikan praktik tersebut. Patriarch Cyril II dari Aleksandria, patriark ke-67, mengirimkan Severus sebagai uskup, dengan perintah untuk menghentikan praktik poligami dan menegakkan peringatan pengudusan (konsekrasi) kanonik di seluruh gereja. Ini merupakan contoh hubungan erat antara dua gereja selama Abad Pertengahan.

 
Gambar Maria 'dengan putra terkasihnya' dengan pensil dan tinta, dari salinan manuskrip Weddāsē Māryām ("Encomium of Mary") ~1875.

Autocephaly setelah kemerdekaan Eritrea

sunting

Setelah kemerdekaan Eritrea dari Etiopia pada tahun 1993, pemerintah baru Eritrea memohon status "autocephaly" ("pemerintahan sendiri") kepada Paus Shenouda III di Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria. Patriark pertama Eritrea adalah Abune Phillipos, yang meninggal pada tahun 2004 dan digantikan oleh Abune Yacob. Masa jabatan Abune Yacob sebagai Patriark Eritrea hanya singkat karena ia meninggal tak lama setelah penahbisannya dan digantikan oleh Abune Antonios sebagai Patriark Eritrea ketiga. Abune Antonios dipilih pada tanggal 5 Maret 2004, dan ditahbiskan sebagai Patriark Gereja Tewahedo Ortodoks Eritrea ketiga pada tanggal 24 April 2004. Shenouda III memimpin upacara di Asmara, bersama dengan Holy Synod of the Eritrean Orthodox Church dan delegasi gereja Koptik.

Referensi

sunting
  1. ^ "Catholic Encyclopedia: Henoticon". Newadvent.org. 1910-06-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-13. Diakses tanggal 2014-06-03.