Termometer inframerah

(Dialihkan dari Termometer infra merah)

Termometer inframerah adalah termometer yang menyimpulkan suhu dari sebagian radiasi termal (terkadang disebut radiasi benda-hitam) yang dipancarkan oleh objek yang diukur. Termometer ini juga kadang disebut termometer laser karena menggunakan laser untuk membantu mengarahkan termometer, serta termometer nonkontak atau termometer pistol untuk menggambarkan kemampuan perangkat ini untuk mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang dipancarkan oleh objek dan emisivitasnya, suhu suatu objek dapat diketahui dalam kisaran tertentu dari suhu aktualnya. Termometer inframerah merupakan bagian dari perangkat yang dikenal sebagai "termometer radiasi termal".

Sebuah termometer inframerah.
Seorang pelaut memeriksa suhu sistem ventilasi.

Desain dasar perangkat ini terdiri atas lensa untuk memfokuskan radiasi termal inframerah menuju detektor, yang mengubah daya radiasi menjadi sinyal listrik yang dapat ditampilkan dalam satuan suhu setelah dikompensasi dengan suhu sekitar. Hal ini memungkinkan pengukuran suhu dari jarak jauh tanpa kontak dengan objek yang akan diukur. Termometer inframerah nonkontak berguna untuk mengukur ketika termokopel atau sensor tipe probe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.

Penggunaan

sunting

Termometer inframerah sering kali digunakan ketika objek yang akan diukur bergerak; ketika objek dikelilingi oleh medan elektromagnetik, seperti pada pemanasan induksi; ketika objek terkandung dalam ruang hampa udara atau atmosfer terkontrol lainnya; atau ketika respons cepat diperlukan untuk mengukur suhu permukaan secara akurat, atau ketika suhu objek berada di atas batasan suhu yang disarankan untuk sensor kontak, atau ketika sentuhan fisik dapat merusak objek atau sensor atau dapat memengaruhi gradien suhu yang signifikan pada permukaan objek.

Termometer inframerah dapat digunakan untuk berbagai fungsi pemantauan suhu. Beberapa contohnya yaitu mendeteksi awan untuk operasi teleskop jarak jauh, memeriksa suhu dan titik panas peralatan mekanika atau listrik, mengukur suhu pasien di rumah sakit tanpa menyentuh mereka, memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk melakukan kalibrasi dan kontrol, memeriksa titik panas saat pemadaman kebakaran, pemantauan bahan dalam proses yang melibatkan pemanasan atau pendinginan, dan mengukur suhu gunung berapi. Pada saat epidemi penyakit yang menyebabkan demam, seperti sindrom pernapasan akut berat (SARS) dan penyakit virus Ebola, termometer inframerah telah digunakan untuk memeriksa wisatawan yang datang untuk mengetahui demam tanpa menyebabkan transmisi berbahaya di antara yang diuji.[1][2]

Pada tahun 2020 ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, termometer inframerah digunakan untuk memberikan pengujian yang aman dan cepat. Otoritas kesehatan masyarakat seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) di Amerika Serikat menerbitkan aturan untuk memastikan akurasi dan konsistensi di antara termometer inframerah.[3]

Ada banyak jenis perangkat penginderaan suhu inframerah, baik untuk penggunaan portabel dan genggam dan sebagai instalasi tetap.

Akurasi

sunting

Termometer inframerah diberi spesifikasi tertentu, termasuk akurasi dan jangkauan sudut. Instrumen yang lebih sederhana mungkin memiliki kesalahan pengukuran sekitar ±2 °C atau ±4 °F.

Rasio jarak ke titik (D:S) menunjukkan perbandingan antara jarak alat terhadap permukaan objek dengan diameter luas pengukuran panas. Contoh, apabila luas permukaan objek adalah satu cm persegi dan sensor tidak dapat ditempatkan lebih dekat dari 12 cm ke objek, dibutuhkan sensor dengan D:S 12:1 atau lebih. Fungsi yang lain ialah ada sensor yang memakai emisivitas konstan ada pula yang harus diatur. Untuk yang konstan, anda tidak dapat mengatur keakuratan pembacaan pada permukaan yang terang (sebagian besar sensor dirancang untuk permukaan gelap). Sensor emitivitas konstan dapat dipakai pada permukaan terang hanya dengan menambahkan pita gelap pada permukaan benda atau mengecatnya.

Jenis sensor

sunting

Variasi sensor yang umum termasuk:

  • Termometer Inframerah Titik, disebut juga Pyrometer Infra Merah, didesain untuk memonitor luasan sempit atau titik tertentu.
  • Sistem Pencitraan Garis Inframerah, biasanya membantu menentukan titik api yang penting pada pencerminan putar, untuk secara terus-menerus memindai permukaan yang luas pada ruang. Alat ini banyak digunakan pada manufaktur yang melibatkan konveyer atau proses jaring-jaring, seperti lembaran kaca besar atau logam yang keluar dari tungku, pabrik dan kertas, atau tumpukan material yang terus menerus sepanjang sabuk konveyer.
  • Kamera Inframerah, Termometer inframerah yang didesain khusus sebagai kamera, memonitor banyak titik pada saat yang sama, hasilnya berupa gambar 2 dimensi, di mana tiap pixel menunjukkan temperatur. Teknologi ini umumnya membutuhkan banyak prosesor dan software daripada sistem sebelumnya, digunakan memindai area yang luas. Aplikasi yang umum termasuk untuk memonitor batas negara bagi militer, pengawasan kualitas pada proses manufaktur, dan pengawasan peralatan atau ruang kerja yang panas/dingin untuk tujuan keselamatan dan pemeliharaan.

Referensi

sunting
  1. ^ Seffrin, R. James (30 Mei 2003). "Thermal Imaging for Detecting Potential SARS Infection". IRINFO. Diakses tanggal 21 Juli 2020. 
  2. ^ "A Roissy, le "thermomètre laser" pour détecter Ebola". Libération. 2014-10-18. Diakses tanggal 2014-10-18. A peine descends d’avion, les passagers du vol Conakry-Paris ont été accueillis samedi avec des thermomètres laser pour détecter d’éventuels cas de fièvre, mesure la plus spectaculaire prise par le gouvernement pour prévenir l’éventuelle arrivée en France du virus Ebola 
  3. ^ Health, Center for Devices and Radiological (2020-06-23). "Non-contact Temperature Assessment Devices During the COVID-19 Pandemic". FDA (dalam bahasa Inggris).