Teri asin adalah bahan makanan yang berupa teri yang telah dikeringkan dan diasinkan melalui penggaraman. Masa simpan teri asin sangat lama karena kurangnya kadar air dan tingginya kadar garam.  

Pembuatan

sunting

Teri asin terdiri dari dua jenis yaitu teri asin putih dan teri asin hitam.[1] Pembuatan teri asin dalam keadaan kering. Secara umum, proses pembuatannya meliputi pencucian, penggaraman dan pengeringan teri. Proses penggaraman ikan teri dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.[2] Proses pengeringan ikan teri secara tradisional dan alami berlangsung selama dua hari dalam cuaca cerah. Suhu lingkungan pengeringannya rata-rata 33,43ºC.[3]

Penyimpanan

sunting

Teri asin dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama karena melalui proses penggaraman. Garam bersifat menghambat atau membunuh mikroba yang menyebabkan pembusukan. Keawetan teri asin semakin meningkat dengan pengeringan.[4] Pengeringan mengurangi kadar air di dalam teri asin dan membuat pertumbuhan mikroba terhambat.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Koswara, S., dkk. (Agustus 2017). Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga Ikan Asin. Jakarta: Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III, Badan POM RI. hlm. 5. ISBN 978-602-6307-57-6. 
  2. ^ Fahrizal, Yusriana dan Fadhil, R. (Maret 2010). "Peningkatan Mutu Ikan Teri Asin di Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam". Aceh Development International Conference 2010. ISBN 978-967-5742-00-2. 
  3. ^ Sirait, Jantri (Desember 2019). "Pengeringan dan Mutu Ikan Kering". Jurnal Riset Teknologi Industri. 13 (2): 304. 
  4. ^ Daeng, R. A., Onibala, H., dan Agustin, A. T. (Oktober 2016). "Penggunaan alat pengering ikan untuk meningkatkan mutu ikan teri (Stolephorus heterolobus) asin kering selama penyimpanan" (PDF). Aquatic Science & Management. 4 (2): 41. ISSN 2337-4403. 
  5. ^ Swastawati, F., dkk. (Juli 2019). Teknologi Pengeringan Ikan Modern. Semarang: UNDIP Press. hlm. 21. ISBN 978-979-097-693-1.