Terboyo Kulon, Genuk, Semarang
Terboyo Kulon merupakan sebuah kelurahan di barat laut kecamatan Genuk, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Terboyo Wetan di sebelah timur, Gebangsari dan Muktiharjo Lor di sebelah selatan, Tambakrejo dan Tanjung Mas di sebelah barat, dan Laut Jawa di sebelah utara.
Terboyo Kulon | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kota | Semarang | ||||
Kecamatan | Genuk | ||||
Kodepos | 50112 | ||||
Kode Kemendagri | 33.74.05.1012 | ||||
Kode BPS | 3374090013 | ||||
Luas | 2,23 km² | ||||
Jumlah penduduk | 583 jiwa | ||||
Jumlah RT | 6 | ||||
Jumlah RW | 2 | ||||
|
Nama Terboyo diambil dari Pangeran Surohadimenggolo V, seorang pejabat pemerintah yang menduduki posisi Bupati Semarang antara tahun 1771 dan 1834.[1] Bagi masyarakat awam, beliau lebih dikenal dengan nama "Sunan Terboyo", karena dia konon menaiki "buaya", julukan bagi bajak laut yang dahulu sering menyerang wilayah Pantura.[2]
Kelurahan ini memiliki makam yang dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhir Jamaluddin Akbar al-Husaini, atau lebih dikenal dengan nama Syeikh Jumadil Kubro, salah satu leluhur para Wali Songo.[3]
Salah satu institusi tersohor di kelurahan ini adalah Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Universitas ini dikelola oleh badan wakaf yang juga memiliki Rumah Sakit Islam Sultan Agung, SMP Islam Sultan Agung 4, dan SMA Islam Sultan Agung 3 di pekarangan yang sama.[4]
Rujukan
sunting- ^ "Memiliki 10 Keturunan, Berikut Silsilah Keluarga Pangeran Terboyo, Bupati Semarang Tahun 1771-1834". Tribun Jateng Wiki. 9 Maret 2020.
- ^ "Dijuluki Sunan Terboyo karena Mampu Taklukkan Bajak Laut Pantura". Jawa Pos Radar Semarang. 28 April 2021.
- ^ "Melihat Makam Syekh Jumadil Kubro Semarang yang Mulai Ramai Peziarah". Detik Jateng. 28 Januari 2024.
- ^ "Menelisik Sejarah Universitas Islam Sultan Agung Semarang". Kompasiana. 19 Mei 2021.