Kebun vertikal

Metode bercocok tanam
(Dialihkan dari Tembok hidup)

Kebun vertikal atau sering disebut pula dengan dinding hijau (Bahasa Inggris: green wall), dinding hidup, biowalls, atau ecowalls adalah metode bercocok tanam dengan menggunakan lahan yang sempit dan terbatas dengan menggunakan dinding atau ruang secara vertikal dengan menutupinya dengan tumbuhan yang tumbuh di atas media tanam. Kebanyakan kebun vertikal memiliki fasilitas pengairan terintegrasi.

Kebun vertikal yang dibangun di rusun Klender

Dinding ini bisa ditempatkan di dalam maupun luar ruangan, melekat ataupun terpisah dari dinding yang sudah ada, dan bisa dalam berbagai ukuran. Rekor untuk kebun vertikal terbesar dipegang oleh Los Cabos International Convention Center pada tahun 2012 seluas 2.700 meter persegi.[1]

Kebun vertikal sering kali dikonstruksi dalam bentuk panel modular yang menampung media tanam dan dapat dikategorikan berdasarkan jenis media tanamnya, antara lain: Media renggang, media lapisan berongga (mat) dan media struktural

Media tanah gembur

sunting

Jenis media tanah gembur biasanya berbentuk "soil-on-a-shelf" atau "soil-in-a-bag". Jenis media tanah gembur dikemas dalam susunan rak atau bungkusan dan dipasangkan di dinding. Sistem ini membutuhkan medianya diganti setidaknya setahun sekali jika diletakkan di luar ruangan dan kira-kira setiap dua tahun sekali jika diletakkan di dalam ruangan. Sistem tanah gembur ini tidak cocok untuk daerah yang sering dilanda gempa. Perbaikan hanya dapat dilakukan dengan mengisi ulang tanah ke dalam lubang di dinding,di mana ini menyulitkan dan berantakan.

Sistem tanah gembur ini sebaiknya tidak digunakan di area yang banyak terjadi interaksi publik karena cukup berantakan dan tanahnya dapat berkurang sedikit demi sedikit. Yang paling penting, karena sistem ini mudah diterbangkan oleh hujan berangin atau angin besar, sebaiknya tingginya tidak lebih dari 8 kaki. Ada beberapa sistem di Asia yang menyelesaikan masalah erosi tanah gembur ini dengan menggunakan shielding systems untuk menahan media di antara dinding hijau ketika tanah berlaku seperti air akibat tekanan gempa.

Dalam sistem ini, tanaman tetap dapat mempertahankan dirinya dalam tanah yang menggembur akibat gempa, oleh karena itu tanaman perlu diamankan dengan sistem yang mencegahnya untuk jatuh dari dinding. Sistem tanah gembur tanpa erosi ini cocok untuk tukang kebun rumahan yang jarang menanam ulang dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun. Sistem tanah gembur dengan erosi cocok untuk semua aplikasi dinding hijau.

Media mat

sunting

Jenis alas yang sistem susunannya cenderung berupa serat sabut atau tikar. Media alas ini cukup tipis, bahkan dalam beberapa lapisan, dengan demikian tidak dapat mendukung sistem akar yang hidup pada tanaman dewasa selama lebih dari tiga sampai lima tahun sebelum akar menyalip tikar dan air tidak mampu memadai melalui sumbu tikar. Metode perbaikan dari sistem ini adalah untuk menggantikan bagian besar dari sistem pada suatu waktu dengan memotong tikar keluar dari dinding dan menggantinya dengan yang baru. Proses ini adalah suatu struktur akar tanaman tetangga di dinding dan sering membunuh banyak tanaman di sekitarnya ketika dalam proses perbaikan. Sistem ini paling baik digunakan pada interior bangunan dan merupakan pilihan yang baik di daerah dengan aktivitas seismik yang rendah dan tanaman kecil yang tidak akan tumbuh dengan berat yang bisa merobek tikar terpisah dengan berat badan mereka sendiri dari waktu ke waktu. Penting untuk dicatat bahwa sistem tikar sangat air tidak efisien dan sering memerlukan irigasi konstan karena sifat tipis menengah dan ketidakmampuan untuk menahan air dan menyediakan penyangga bagi akar tanaman. Inefisiensi ini sering membutuhkan bahwa sistem ini memiliki air sistem re-sirkulasi dimasukkan ke dalam tempat dengan biaya tambahan. Media alas ini lebih cocok untuk instalasi kecil tidak lebih dari delapan meter tingginya di mana perbaikan mudah diselesaikan.

Media berstruktur

sunting

Media struktural adalah media tanam yang berbentuk blok yang tidak longgar dan tidak berongga, tetapi media struktural menggabungkan keunggulan dari kedua media tersebut, dalam bentuk blok yang dapat di produksi menjadi berbagai ukuran, bentuk, dan ketebalan. Media struktural memiliki beberapa keunggulan antara lain, media ini tidak akan rusak sampai berusia 10 atau 15 tahun. Media ini bisa memuat sejumlah air tergantung tanaman yang dipilih, dapat memiliki pH dan elektrokonduktivitas yang sesuai untuk tanaman, dan media ini mudah untuk dirawat atau diganti. Media ini adalah pilihan yang paling kuat untuk dinding untuk diterapkan di bagian eksterior dan interior bangunan. Mereka juga pilihan terbaik di daerah di mana kekuatan angin, aktivitas seismik, atau ketinggian perlu ditangani dalam desain. Media struktural lebih unggul daripada media lain untuk umur panjang mereka dan tingkat kinerja yang tinggi dalam berbagai situasi. Tergantung pada jenisnya, media struktural cenderung lebih mahal ketika pemasangan, tetapi biaya yang lebih murah untuk di kelola.

Di beberapa pembahasan terdapat istilah yang disebut dengan "dinding aktif", di mana dinding ini menyerap dan menghembuskan udara melalui bagian tubuh tumbuhan dan media tanam ke dinding sehingga dapat berfungsi sebagai sistem HVAC dari bangunan tersebut. Dinding aktif ini dapat menggangikan sebagian komponen penyaring udara. Kualitas udara dan tanaman dari sistem ini masih diteliti lebih lanjut. NASA pernah melakukan penelitian terkait mengenai hal ini pada tahun 1970an dan 1980an[2] oleh akademisi dari Universitas Guelph.[3] Penelitian lainnya juga dilakukan terkait dengan kualitas kesehatan pekerja di dalam bangunan yang menggunakan sistem ini.[4]

Fungsi

sunting
 
Sebuah kebun vertikal dalam ruangan di sebuah kantor di Hong Kong.

Kebun vertikal juga ditemukan di kawasan urban di mana tumbuhan berfungsi untuk menurunkan temperatur bangunan, terutama ketika ditanam di dinding yang menyerap cahaya matahari paling banyak. Sehingga kebun vertikal berfungsi sebagai insulasi. Tumbuhan akan menyerap panas, dan dengan proses transpirasi tumbuhan akan menyerap air dan menguapkan air dari stomata. Dengan transpirasi ini, temperatur udara tidak akan melebihi 4.5 derajat celcius di atas temperatur ambient, bahkan bisa lebih dingin.[5]

Kebun vertikal dapat menjadi media penggunaan kembali air kelabu, yaitu air yang sedikit terpolusi dan tidak dapat digunakan oleh manusia. Contoh air kelabu yaitu air sisa cucian sayur dan buah. Tumbuhan masih dapat menggunakan air jenis ini.

Kebun vertikal juga dapat menjadi salah satu cara dalam melakukan pertanian urban dan membentuk karya seni di dinding yang tidak terpakai.

Referensi

sunting
  1. ^ Untuk kebun vertikal terbesar pada tahun 2012, lihat Eric Martin & Nacha Cattan (20 Juni 2012). "Calderon Fetes G-20 as Sun Sets on Mexico Ruling Party". bloomberg.com. Bloomberg LP. Diakses tanggal 17 Oktober 2013. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-10. Diakses tanggal 2014-03-14. 
  3. ^ Indoor Air |Darlington, A.; Chan, M.; Malloch, D.; Dixon, M. A. Indoor Air 2000, 10, 39-46
  4. ^ "The Effect of Indoor Foliage Plants on Health and Discomfort Symptoms among Office Workers". Diakses tanggal 2010-12-23. 
  5. ^ Ong, B. (2003). Green plot ratio: an ecological measure for architecture and urban planning. Landscape and Urban Planning, 63 (4). Diakses 19 Juni 2009, ScienceDirect database.

Pranala luar

sunting