Semafor tiang atau telegrafi optis adalah alat penyampaian informasi dengan menggunakan sinyal visual melalui menara dengan kincir berporos, penutup, matriks, atau dengan bendera yang dikendalikan manusia. Informasi disandikan dengan posisi elemen mekanis yang dibaca sewaktu kincir atau bendera berada pada posisi tetap. Penamaan ini merujuk pada sistem pemberian sinyal dengan menggunakan bendera yang dipegang oleh dua tangan (semafor bendera). Bentuk lain dari telegrafi optis antara lain sinyal kapal, lampu sinyal atau lampu Aldis, serta heliograf.

Suatu menara telegraf optis di Jerman.

Semafor muncul lebih dulu dibanding telegraf elektris. Semafor lebih cepat daripada penunggang kuda untuk menyampaikan pesan jarak jauh, tetapi jauh lebih mahal dan lebih terbuka dibandingkan saluran telegraf elektris yang kelak akan menggantikan mereka. Jarak yang dapat ditangani oleh telegrafi optis dibatasi oleh geografi dan cuaca, sehingga dalam penggunaan praktis, kebanyakan telegraf optis menggunakan barisan stasiun relai untuk mengatasi jarak yang lebih jauh.

Sejarah

sunting

Sebelum telegraf optik ditemukan, prinsip-prinsip kerja teknologi ini telah dikembangkan oleh orang Yunani. Hal ini dilakukan dengan meletakkan api obor di atas benteng. Huruf-huruf dikirim dengan mengkombinasikan beberapa api obor tersebut. Orang-orang Kartago dan Romawi Kuno juga menggunakan teknologi yang sama. Tetapi umumnya pada masa itu teknologi rintisan telegraf optik digunakan untuk kepentingan perang.[1][2]

Pada tahun 1971 telegraf optik ditemukan kembali dan disempurnakan oleh Claude Chappe yang berkebangsaan Prancis.[3] Penemuan telegraf ini merupakan sebuah revolusi. Di dalam beberapa dekade ke depan, jaringan antar benua dibuat di Eropa dan Amerika. Yang pertama dibuat menghubungkan Paris dan Lille pada zaman revolusi Prancis. Hubungan ini sejauh 230 kilometer dan memiliki 15 semafor. Pesan yang pertama yang disampaikan adalah kabar kemenangan militer atas Austria. Pesan ini bisa disampaikan dalam waktu kurang dari setengah jam. Transmisi 1 simbol dari Paris ke Lille bisa terjadi dalam waktu 10 menit, sekitar 1.380 kilometer per jam. Lebih cepat daripada pesawat terbang modern yang ditemukan satu setengah abad kemudian.

Cara Kerja

sunting

Jaringan telegraf optik terdiri dari sederetan menara. Masing-masing diletakkan berjarak 5 sampai 20 mil satu sama lainnya. Pada setiap menara ini, terdapat semafor kayu dan 2 teleskop di atasnya (teleskop ditemukan pada tahun 1600). Semafor memiliki dua lengan pemberi sinyal yang masing-masing bisa diposisikan pada 7 posisi. Kayu dasarnya juga bisa diputar di 4 posisi, jadi memungkinkan 196 posisi yang berbeda. Setiap posisi ini mewakili kode untuk huruf, angka, kata, atau bagian dari sebuah kalimat. Setiap menara mempunyai telegrafer, yang melihat melalui teleskop menara yang di sebelahnya. Jika semafor dari menara itu menunjukkan suatu posisi, telegrafer menyalin simbol tersebut di menaranya sendiri. Kemudian dia menggunakan teleskop untuk melihat apakah telegrafer di menara setelah dia menyalin simbol itu dengan benar. Dengan cara ini, pesan disampaikan simbol demi simbol dari satu menara ke menara yang lain. Semafor dikontrol dengan 2 pegangan. Seorang telegrafer bisa mempunyai kecepatan 1 sampai 3 simbol per menit.

Perkembangan

sunting

Teknologi ini berkembang dengan begitu cepat. Dalam kurang dari 50 tahun, Prancis membangun infrastruktur nasional dengan lebih dari 530 menara dan total jaraknya hampir 5.000 kilometer. Paris dihubungkan dengan Strasbourg, Amsterdam, Toulon, Perpignan, Lyon, Turin, Milan, dan Venice. Di awal abad ke-19, pesan pendek dari Amsterdam ke Venice dapat dikirim tanpa kabel dalam waktu satu jam. Beberapa tahun sebelumnya, pengantar pesan yang menunggang kuda memerlukan waktu setidaknya satu bulan untuk melakukan hal yang sama.

Sistem ini ditiru dalam skala besar oleh negara-negara yang lain. Swedia mengembangkan jaringan di keseluruhan negara. Langkah ini diikuti oleh Inggris dan Amerika. Tidak lama sesudah itu, Spanyol, Jerman dan Rusia membangun infrastruktur telegraf optik berskala besar. Kebanyakan dari negara-negara tersebut membuat variasi dari telegraf optik milik mereka sendiri, misalnya menggunakan alat pengatur cahaya. Swedia mengembangkan sistem yang dua kali lebih cepat, spanyol mendirikan telegraf yang tahan angin. Setelah itu, telegraf optik juga digunakan pada perkapalan dan lalu lintas kereta api.

Jaringan asli antar negara Eropa tidak pernah benar-benar ada. Penghubung antara Amsterdam dan Venice hanya bertahan sebentar. Ketika Napoleon diusir dari Belanda, Jaringan telegraf miliknya pun dibongkar. Orang Spanyol, di sisi lain mulai agak terlambat. Jaringan di negara ini baru selasai ketika teknologi ini mulai tidak digunakan di negara-negara lain. Jaringan telegraf optik hanya digunakan untuk kepentingan militer dan negara, orang biasa tidak memiliki akses. Walaupun sebelumnya digunakan untuk mengirim pesan nomor lotere yang menang dan data bursa saham.

Teknologi Pengganti

sunting

Telegraf optik menghilang secepat ia muncul. Ini terjadi dengan datangnya telegraf elektrik 50 tahun kemudian. Di Prancis teknologi ini bertahan hanya sampai tahun 1853, sedangkan di Swedia sampai tahun 1880. Telegraf elektrik tidak terganggu kabut, angin, hujan deras, atau awan yang rendah, dan bisa juga digunakan pada malam hari. Lebih lagi, telegraf elektrik lebih murah dari pembangunan telegraf optik. Keuntungan lainnya adalah lebih sulit untuk menangkap suatu pesan. Jika menggunakan telegraf optik siapa saja yang mengerti kode telegraf optik bisa membaca pesan orang orang lain. Telegraf elektrik juga membuat komunikasi antar benua menjadi mungkin, yang tidak bisa dilakukan telegraf optik (kecuali jika anda memutar arah melalui Asia).

Walaupun demikian telepon, jalur rel kereta, radio ataupun televisi tidak ada yang bisa membuat telegraf ketinggalan zaman. Teknologi ini hanya mati ketika datangnya mesin faksimili dan jaringan komputer pada pertengahan abad ke-20. Pada kapal dan rel kereta, telegraf digantikan dengan teknologi elektronik, tetapi di perkapalan teknologi telegrafi masih digunakan pada saat keadaan darurat (dengan menggunakan lampu dan bendera).

Perbandingan dengan Teknologi Modern

sunting

Telegraf elektrik merupakan teknologi sebelum surat elektronik (email) dan internet. Sejak tahun 30an, pengiriman gambar sudah dapat dilakukan. Sebuah variasi dengan menggunakan keyboard juga dikembangkan, agar teknologi dapat digunakan orang yang tidak mengerti kode morse. Telegraf optik dan elektrik pada dasarnya sama dengan internet dan email. Alat-alat komunikasi ini menggunakan bahasa kode dan stasiun untuk mengirim informasi jarak jauh. Telegraf optik menggunakan sinyal visual, telegraf elektrik dengan titik dan garis, internet dengan angka 1 dan 0. Api dan jejak asap juga merupakan sistem telegraf jika dikombinasi dengan teleskop, bisa menjadi seefisien telegraf optik. Tentu saja email lebih efisien dari telegraf optik. Tetapi ini tidak mengubah kenyataan bahwa telegraf yang memiliki teknologi rendah juga bisa memberi hasil yang sama tanpa manggunakan kabel ataupun energi, sedangkan internet mempunyai gumpalan kabel dan menyerap persediaan energi kita dengan cepat.

Referensi

sunting
  1. ^ "The Origin of the Railway Semaphore". Mysite.du.edu. Diakses tanggal 2013-06-17. 
  2. ^ "History of the Telephone part2". Ilt.columbia.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-28. Diakses tanggal 2013-06-17. 
  3. ^ Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions & Discoveries of the 18th Century, Jonathan Shectman, p. 172

Bacaan lanjutan

sunting
  • The Old Telegraphs, Geoffrey Wilson, Phillimore & Co Ltd 1976 ISBN 0-900592-79-6
  • Faster Than The Wind, The Liverpool to Holyhead Telegraph, Frank Large, ISBN 0-9521020-9-9
  • RFC 4824 The Transmission of IP Datagrams over the Semaphore Flag Signaling System (SFSS)

Pranala luar

sunting